8/21/2008

MATI UNTUK HIDUP DAN ROTI HIDUP

“Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yoh 3 : 5)

Yesus tidak menyatakan bahwa seseorang yang tidak melalui kelahiran baru tidak akan berada dalam Kerajaan Allah. Ia hanya mengatakan bahwa orang ini tidak dapat masuk.

Suatu mineral tidak bisa masuk ke dalam lingkungan organisme atau mahluk hidup, kecuali kalau mineral tersebut diserap oleh organisme itu sendiri.

Tanaman tidak bisa menjadi binatang, jikalau binatang itu tidak memakannya, tetapi jika binatang itu memakannya, maka tanaman itu akan menjadi bagian dari binatang itu, tanaman itu menjadi bagian dari daging binatang itu.

Binatang tak bisa akan menjadi manusia, manusia adalah ciptaan Allah yang sempurna, tetapi jika manusia memakan binatang itu, maka binatang itu akan menjadi bagian dari tubuh manusia.

Jadi manusia tidak bisa menjadi anak Allah hanya karena perbuatannya saja. Perbedaan antara anak Allah dan manusia jauh lebih besar dari pada antara manusia dan kera, sebab manusia dan kera kedua-duanya adalah ciptaan, sedangkan anak Allah merupakan bagian dari alam keilahian. Manusia tidak bisa menjadi ahli waris kerajaan hanya dengan segala usaha kerasnya sendiri, tetapi manusia dapat diserap ke dalam pelukan cinta dari Gereja.

Manusia harus mati, mati terhadap dunia peratruan-peraturan dan dosa. Dia harus berhenti hidup sebagai “aku”. Yesus mengatakan bahwa kita harus menyangkal diri sendiri, seorang Kristen harus mati sebelum dia mati, sesudah itu dia akan diserap oleh alam keilahian, dia menjadi anak Allah, anak kelahiran baru.

Mati untuk hidup, seorang yang sudah mati tidak sadar dengan suara-suara orang yang berada di sekelilingnya, dan tidak peduli dengan apa yang sedang terjadi. Kita tetap manusia biasa walaupun sesudah kelahiran yang baru dan hidup terus di dalam dunia ini, tetapi anak Allah mempunyai tempat kedua dalam batinnya, di mana ia telah mati terhadap nafsu, terhadap kesenangan dan pekerjaan di dalam dunia ini. Jika anak Allah tetap asyik di dalam kesibukan yang lama, ia akan seperti jenazah yang hidup dalam rumah, yang menyebarkan bau busuk saja, dilahirkan kembali dan hidup adalah lebih penting dari pada segala-galanya.

Roti Hidup

Berbeda dengan ilustrasi di atas tentang tanaman dan binatang, pernyataan Yesus malah sebaliknya, bahwa jika seseorang tidak memakan dagingnya dan tidak meminum darah-Nya, maka dia tidak mempunyai hidup. Yesus menyerahkan Diri-Nya untuk kita. (Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” – Yoh 6 : 53)

Dia adalah roti hidup, jika kita memakan roti hidup itu, yang adalah daging-Nya, maka kita akan hidup selamanya. Dalam iman Katolik, roti hidup itu “ada” pada setiap perayaan Ekaristi, yaitu pada saat konsekrasi dalam misa kudus, Yesus hadir secara misteri di dalam hosti yang kecil itu, sebagai daging-Nya, dan anggur dalam piala, menjadi darah-Nya. Setiap kali kita menerima komuni kudus, kita menyambut hosti dan anggur, maka dengan iman kita mengamini itulah daging dan darah-Nya. (Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. – 1 Kor 11 : 29)

Karena itu rasul Paulus menegaskan supaya setiap orang yang mau menerima Tubuh Tuhan harus “layak” dulu, baru menerima-Nya. Berarti setiap orang harus mati dengan segala dosa-dosanya, dan kemudian hidup baru sesuai kehendak Allah, supaya layak di hadapan-Nya. (Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. – 1 Kor 11 : 28)

Yesus juga menjanjikan bagi kita untuk tinggal bersama Dia, jika kita makan daging-Nya dan minum darah-Nya (Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. – Yoh 6 : 56).

Tidak ada komentar: