8/19/2008

PENAMPAKAN YANG PALING ANEH

Kanak-Kanak Yesus menunjukkan kepada Hamba Allah, Padre Pio, bahwa penderitaan-Nya harus disharingkan.

Seperti diketahui, bahwa dari akhir October sampai 7 December 1911, Padre Pio tinggal di Bruderan Venefro. Hal ini disebabkan karena ia jatuh sakit, menurut testimoni Padre Agostino dari San Marco di Lamis, ia mengalami beberapa penampakan dan beberapa ekstase.

Ini menurut testimoni dari Padre Agostino, bahwa hampir selalu terjadi dua atau tiga kali dalam sehari, dan lamanya dari satu sampai dua setengah jam setiap kalinya, vision Yesus, Bunda Maria, Para Kudus, Malaikat Pelindungnya dan kadang-kadang Santo Fransiskus dan selalu didahului atau diakhiri dengan penampakan diabolikal.

Dalam suatu ekstase, di mana Padre Pio tidak menulis tanggalnya, Kanak-Kanak Yesus menampakkan diri kepada Padre Pio, penampakan ini luar biasa dan sejauh yang diketahui hanya satu-satunya inilah dalam sejarah kekristenan, karena Kanak-Kanak Yesus menampakkan diri dengan luka-luka salib.

Yang berikut ini adalah rekonstruksi dari seluruh ekstase dan fakta-fakta yang ditulis dalam catatan harian Padre Agostino, ketika Padre Pio berada di Venafro.

Padre Agostino pada suatu pagi membawakan Komuni Kudus kepada Padre Pio, Padre yang sedang sakit, tinggal di tempat tidur di kamarnya, dia dalam keadaan ekstase, tidak menyadari akan keadaan sekelilingnya. Untuk menyadarkannya dari ekstase, Padre Agostino harus memohon kepada Holy Obedience. “Padre Pio, keluarlah dari Holy Obedience, terimalah Hosti Kudus Yesus dari tanganku yang tak layak ini.” Ia berkata dan membujuknya dalam bahasa Perancis, “Petit enfant, petit enfant !” (Anak kecil, Anak kecil).

Dua kata ini diulang dua kali dan memberi dampak sedemikian rupa pada Padre Pio, sehingga dalam keadaan ekstase menerima Komuni Kudusnya, dan selanjutnya ia mengulangi lagi kata-kata itu seperti sebuah kata-kata ulangan.

Selama ekstase yang kedua, Yesus datang kepadanya sebagai seorang Anak Kecil (Petit enfant), karena kaget, Padre Pio bertanya : “Yesus, mengapa Anda sekecil ini pada pagi hari ini ? Anda membuat diri Anda tiba-tiba begitu kecil.” Tetapi Padre Pio lebih kaget lagi ketika melihat dari dekat ia melihat bahwa Kanak kecil Yesus menanggung luka-luka salib. Ia berpaling pada Malaikat Pelindungnya dan bertanya : ”Malaikat Pelindung, apakah anda melihat Yesus ?..... baiklah, berlututlah !”

Malaikat menurut dan melakukan tindakan penghormatan kepada Yesus, tetapi Padre Pio menambahkan : ”Itu tidak cukup, ciumlah luka-luka Yesus.” yang segera dilakukan oleh malaikat itu. Dan Padre Pio berkata : ”Bailah, selamat Malaikat Pelindung, bravo, temanku yang baik, seriuslah ! Oh, janganlah merasa terhina. Bagaimana aku hanya menyapamu ? Siapakah namamu ? maafkanlah, Malaikat Pelindung, berkatilah Yesus bagiku.”

Tetapi apa yang menarik perhatian Padre Pio bukanlah Sang Malaikat, tetapi Yesus. Padre Pio menengok kembali pada Yesus dan melanjutkan : “Yesus, Yesus, mengapa Anda begitu kecil ? Katakanlah padaku, kemarilah, katakanlah padaku, dapatkah Anda berkata-kata ? anda begitu kecil.”

Sebuah dialog dengan Bayi Ilahi itu seperti yang dapat direkonstruksikan berikut ini.

“Katakan padaku Yesus, apakah aku menyambut Komuni Kudus pagi hari ini ?”

Dan kata Yesus : “Pasti engkau telah menyambut Komuni Kudus.”

“Ya, tetapi siapa yang memberikan Komuni Kudus ?” tanya Padre Pio.

“Padre Agostino yang memberimu Komuni Kudus, tanyakanlah dia.”

“Ah, selalu dia, ia selalu saja menjawab hal yang sama kalau saya bertanya padanya : Aku memberimu Komuni Kudus !, dan kadang-kadang ia berkata-kata dalam bahasa Perancis, Petit enfant, Petit enfant!”

Dialog berlanjut mengenai hal-hal lainnya, menyangkut Komuninya. Lalu berakhir dengan Padre Pio yang mengataka :”Terima kasih Yesus, terima kasih, jangan biarkan aku menahan Anda.”

Bunda Maria lalu datang dengan segenap kecantikannya dan Padre Pio masuk ke dalam keadaan ekstase, langsung menyapanya dengan kata penuh cinta dan kekaguman.

Dua nilai dalam vision berharga untuk dipertimnbangka secara khusus, pertama dia sudah mengatakannya, fakta bahwa Kanak-Kanak Yesus menampakkan diri dengan mempunyai luka-luka salib di tangan-Nya, kedua adalah suatu yang istimewa bahwa Padre Pio bercakap-cakap, baik denga Yesus maupun dengan Malaikat Pelindungnya. Kekhususan ini adalah tanda nyata bahwa ada keintiman denan siapa Padre Pio sduah menjalin hubungannya dengan pribadi-pribadi surgawi.

Tiga vision ini Yesus dengan luka-luka salib mengungkapkan lebih khusus lagi cara Padre Pio memandang misteri Natal. Bagi Padre Pio, Kanak-Kanak Yesus haru dilihat dalam kaitannya dengan Yesus yang tersalib dan perayaan-perayaan Natal dengan hubungannya yang kokoh dengan Paskah.

(Voice of Padre Pio, Foggia, Italy, oleh Gerardo di Flumeri)

Tidak ada komentar: