5/26/2010

UMAT YANG RENDAH HATI

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ?  (Luk 1:41-45).
Pesan malaikat tidak meninggalkan Maria sendirian dengan masalahnya. Malaikat berbicara tentang sepupunya yang sudah tua, Elisabeth (Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." – Luk 1:36-37). Bersama dia, Maria membagi kegembiraan dan rahasianya. Maria cukup muda pada waktu itu (sekitar lima belas tahun), akan belajar dari sepupunya tentang banyak hal yang tidak dapat disampaikan Yusuf kepadanya. Apa yang telah dinubatkan kepada Zakharia sekarang akan terpenuhi : “Putramu akan dipenuhi dengan Roh Kudus semenjak dalam kandungan ibunya.” (Luk 1:15).
Yang paling penting dalam sejarah bukanlah sesuatu yang luar biasa. Injil lebih suka menarik perhatian kita kepada kejadian-kejadian kecil tetapi penuh hidup.
Beberapa tahun kemudian, kelompok-kelompok orang Yahudi datang kepada Yohanes Pembaptis sambil mencari Sabda Allah. Tak seorangpun yang bertanya-tanya tentang bagaimana ia menerima Roh Allah, dan tak seorangpun yang tahu bahwa seorang gadis yang rendah hati, Maria, mulai melaksanakan rencana Allah pada hari perkunjungan itu.
Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." (Luk 1:45). Yang penting bukanlah bahwa Maria menjadi ibu Yesus dalam daging, dan ini akan diulang kembali oleh Yesus (Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." -  Luk 11:27-28). Maria, yang telah menjadi Kenisah Allah mengkomunikasikan Roh, Roh Yesus.
Tentang kidung Maria, Maria, yang sama sekali tidak menonjol dalam Injil, karena tidak mempunyai bagian dalam pelayanan Yesus, adalah orang yang memaklumkan revolusi sejarah yang dimulai dengan kedatangan Juruselamat.
Ia memaklumkan :
-       Belas kasih Allah yang selalu memenuhi janjinya.
-       Perubahan yang harus terjadi dalam diri manusia.
Inilah yang dikatakan oleh Martin Luther King, pembebas orang-orang kulit hitam : “Meskipun banyak orang sering melihat Gereja sebagai kekuatan yang menentang setiap perubahan, namun sesungguhnya Gereja menyimpan suatu cita-cita yang sangat kuat untuk mendorong umatnya ke puncak-puncak gunung dan membuka mata mereka terhadap nasib mereka sendiri. Dari tempat-tempat panas di Afrika hingga pemukiman orang kulit hitam di Alabama, saya telah melihat laki-laki dan perempuan bangkit dan melepaskan belenggu mereka. Mereka baru saja menemukan bahwa mereka adalah anak-anak Allah, dan sebagai anak-anak Allah mereka tak mungkin diperbudak.”
Nyanyian Maria juga mengungkapkan perasaan terdalam dari jiwa Kristiani. Ada waktu kita mencari kebenaran, untuk menemukan apa yang menjadi tugas utama kita dan menjadi benar-benar manusiawi. Ada pula waktu untuk meminta dari Tuhan dan melayani Tuhan. Lama-kelamaan kita akhirnya mengerti bahwa kasih ilahi mencari yang lebih miskin dan lebih lemah untuk diisi dan menjadikannya besar. Kemudian satu-satunya doa kita adalah ucapan syukur kepada Allah atas perngertian-Nya dan rencarana-rencana-Nya yang penuh kasih sayang. (Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. – 1 Tes 5:18).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
-       Bunda Ratu

Tidak ada komentar: