6/25/2013

PIKULLAH KUK YANG KUPASANG

http://id.wikipedia.org

Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil (Mat 11:25).

Orang-orang bijak, tentu saja bisa juga menjadi beriman, tetapi Allah berkenan supaya iman tidak kelihatan sebagai privilese kaum cerdik pandai saja. Di Palestina waktu itu, ada beberapa orang bijak dan banyak juga orang yang berlagak bijak.
Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya (Mat 11:27). Allah memberikan rahmat yang dibutuhkan, supaya manusia dapat mengenal Dia setiap saat, di manapun dia berada, dan dengan seribu satu cara, dan melalui Yesus kita mengenal Bapa.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat 11:28). Ini dapat juga diterjemahkan dengan “belajarlah dari pada-Ku karena Aku…..” atau “belajarlah dari pada-Ku, bahwa Aku…”. Kerendahan hati Yesus tampak kepada kita, bahwa kerendahan hati Allah tidak pernah merendahkan kita atau untuk menakuti kita, melainkan selalu ingin mengangkat kita kepada-Nya. Kerendahan hati seperti itu tidak menghalangi Dia dari keallahan-Nya, dan oleh kerendahan hati-Nya itu, Yesus menarik hati kita seutuh-utuhnya, karena Ia tidak menggunakan kekerasan, pengaruh-Nya merasuk sampai lubuk hati kita yang paling dalam. (karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan – Mat 11:29).
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan." (Mat 11:29-30). Yesus  tidak akan membebaskan kita dari beban kita, “tetapi dengan meletakkan kuk-Ku pada bahumu. Aku memberikan kamu sarana untuk memikul bebanmu”.
Yesus menggunakan dua kata kuk dan beban, karena orang-orang Yahudi biasanya menyebut ajaran ilahi yang diberikan kepada murid-murid sebagai “beban”, dan menyebut “kuk” sebagai perimbangan ajaran-ajaran guru yang harus dihafal di luar kepala.
Yesus memberikan gambaran kepada murid-muridNya, bahwa kuk yang dipasang-Nya itu ringan, tidak seperti Hukum Taurat yang telah mereka kenal. Yesus telah mere-formulasi hukum Taurat yang rumit menjadi hukum KASIH.
Secara kiasan kuk itu berarti kesulitan atau tunduk karena dipaksa, secara harfiah adalah sebuah kerangka kayu yang menghubungkan dua ekor binatang (lembu atau kuda) penarik, sehigga kedua binatang itu bisa berjalan bersama-sama dalam menarik beban, ini menggambarkan takluknya seseorang kepada orang lain. Kuk bisa dimaknai sebagai tunduk kepada Allah, atau berjalan bersama Yesus dalam hidup ini.
Stola yang dipakai para imam pada leher mereka saat memimpin ibadah, bisa juga disimbolkan sebagai kuk, bahwa apa yang diajarkannya sesuai dengan kehendak Allah. Stola merupakan kain panjang, seperti kain lap yang digunakan Yesus ketika membasuh kaki murid-murid-Nya, merupakan lambang pelayanan yang penuh KASIH yang tidak melukai, tetapi penuh kedamaian dan sukacita. (Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan – Mat 11:30)
Yesus adalah guru yang sabar dan rendah hati, Dia yang membantu kita untuk melihat belas kasihan Allah dalam kehidupan kita dan dalam salib kita masing-masing. Dia yang  menunjukkan kepada kita kasih Allah itu, bahwa Allah itu penuh kasih, seperti Yesus sendiri yang mengasihi kita sampai wafat di kayu salib.

-       Pikullah salibmu

Tidak ada komentar: