3/30/2015

PEMBASUHAN KAKI RITUS PERTOBATAN


Kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. (Yoh 13:5)

Yohanes tidak menceritakan tentang penetapan Ekaristi, tetapi ia menceritakan Pembasuhan Kaki dan apa yang menyusul dalam Yoh 13:26-30 dapat dilihat sebagai acuan samar-samar pada Ekaristi.
Ia mulai membasuhi kaki murid-murid-Nya, karena orang-orang miskin di antara orang-orang Yahudi berjalan kaki dengan tanpa alas, sementara orang lain memakai sandal. Satu tanda tradisional untuk menerima tamu ialah menyuruh seorang hamba untuk membasuh kaki para pejalan kaki yang masuk rumah (Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini – Kej 18:4).
Rasul-rasul tidak mempunyai hamba-hamba, tetapi pada malam itu Yesus mau menjadi hamba bagi mereka.
Yesus tidak hanya bermaksud untuk membuat para rasul-Nya merasa bersih dan nyaman, pembasuhan kaki mereka adalah suatu perbuatan kudus yang melambangkan penyucian mereka, sama seperti pada waktu permandian. Para rasul sudah berada dalam rahmat Allah, sabda Yesus yang mereka terima dengan iman telah memurnikan mereka (Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. - Yoh 15:3). Tetapi mereka perlu persiapan lebih lanjut sebelum mengambil bagian dalam roti kehidupan pada meja Tuhan. Semua agama memiliki ritus-ritus persiapan atan penyucian sebelum memberikan apa yang kudus kepada para anggota mereka. Orang-orang Yahudi mempunyai ritus-ritus penyucian sebelum mengambil bagian dalam perjamuan Paskah.
Yesus juga menuntut yang sama, Ia sendiri membasuh kaki para rasul-Nya, Ia tidak meminta mereka untuk mengakui dosa-dosa mereka, Ia hanya minta supaya mereka dengan rendah hati mengizinkan Dia, yang mereka sebut Tuhan untuk membasuh kaki mereka.
Perbuatan ini segera mengingatkan kita akan sakramen Pembaptisan dan Pertobatan. Dalam kedua sakremen ini kerendahan hati dan belas kasihan dilebur baik bagi Dia yang menyucikan maupun bagi mereka yang disucikan.
Sejak saat itu para rasul melakukan apa yang pernah dilakukan Tuhan sebagai teladan, karena Ia akan mengutus mereka atas nama-Nya untuk mengampuni dosa-dosa. Mereka tidak boleh bertindak sebagai petugas-petugas hirarki atau hakim-hakim yang memberikan pengampunan kepada para pendosa, sebaliknya mereka harus mengambil langkah pertama dalam kerendahan hati dan belas kasihan, supaya selanjutnya menyucikan mereka yang mendekati Perjamuan Tuhan.
Kata Tuhan muncul tujuh kali dalam bab ini, dengan demikian kita mengerti bahwa dengan membasuh kaki para rasul-Nya, Yesus melakukan suatu perbuatan yang penting yang menunjukkan kepada kita, dengan cara yang sangat mengagumkan, siapakah Tuhan dan Allah kita dan bagaimana Ia bertindak.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Eisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: