7/24/2015

DAUD MENGALAHKAN GOLIAT ( PERLENGKAPAN SENJATA ALLAH)


Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. (1 Sam 17:45)

Kamu datang kepada saya dengan tombak dan pedang, tetapi saya datang untuk melawan kamu dalam nama Yahweh, bahwa peperangan Daud melawan Goliat melambangkan peperangan antara kebaikan dan kejahatan.  Goliat lambang kejahatan dan kesombongan, terlalu percaya diri, mengandalkan kekuatan sendiri, tidak percaya kepada Tuhan. Daud lambang kebaikan dan kerendahan hati, yang selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap tindakannya.

Di dunia ini kemenangan tidak akan berpihak pada mereka yang lebih kuat dan lebih baik persenjataannya. Orang-orang seperti itu menghina Allah dengan kesombongan dan kepercayaan diri. Dan mereka tak akan bertahan apabila mereka menghina orang pilihan Allah, khususnya yang hina dina. Kemenangan akan berpihak kepada orang lemah yang percaya pada pertolongan Allah. Di sini pemenangnya seorang yang dalam hatinya selalu mempunyai suara hati yang benar.
Saul meminta Daud untuk melindungi diri dengan baju baja dan senjata miliknya (Lalu Saul mengenakan baju perangnya kepada Daud, ditaruhnya ketopong tembaga di kepalanya dan dikenakannya baju zirah kepadanya. Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: "Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya." Kemudian ia menanggalkannya. – 1 Sam 17:38-39). Akan tetapi Daud sadar, bahwa kalau ia memakai senjata tersebut, ia tak akan dapat menggunakannya dan orang Filistin akan mengalahkannya. Maka Daud menanggalkan semua senjata pengaman tersebut, lalu ia membuat dirinya menjadi lebih bebas. Daud, pergi ke medan perang dengan penuh kepercayaan “dalam nama Yahweh, Allah semesta alam.”
Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu. (1 Sam 17:40). Daud mengambil 5 buah batu sebagai senjata melawan Goliat, dari ke lima batu tersebut, Daud hanya menggunakan satu batu saja, dan Daud mengalahkan Goliat.
Ke lima batu itu adalah lambang perlengkapan senjata Allah, seperti yang diuraikan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, ke lima perlengkapan senjata Allah adalah :
-       Kebenaran
-       Keadilan
-       Kerelaan
-       Iman
-       Firman Allah
(Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah – Ef 6:13-17).
Dalam kitab Efesus 6 dijelaskan, bahwa konflik dengan Iblis adalah bersifat rohani, dan karena itu tidak ada senjata yang nyata yang dapat digunakan secara efektif untuk melawan iblis dan antek-anteknya. (karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. – Ef 6:12). Bahwa ketika kita mengikuti semua petunjuk dengan menggunakan perlengkapan senjata Allah, kita akan dapat bertahan, dan dapat memperoleh kemenangan tanpa memperdulikan strategi apapun dari Iblis.
Sebagaimana peperangan Daud melawan Goliat, peperangan kita sekarang ini adalah peperangan rohani dalam diri kita sendiri, yaitu melawan godaan-godaan, keinginan-keinginan kita yang jahat di mata Tuhan, dan kita sering jatuh dalam kelemahan-kelemahan maupun keinginan daging kita. Segala keinginan jahat yang bercokol dalam diri kita, yaitu kesombongan,  keserakahan, keinginan-keinginan yang tidak terkontrol, kemarahan, egoisme, kebencian, dusta, iri hati, pikiran kotor, gosip, dsb yang menyebabkan kita jatuh dalam dosa. Tidak hanya itu, kekuatan dari luar diri kita juga sering mengancam dengan segala pengaruh-pengaruh yang kelihatannya baik namun bisa membinasakan jiwa kita. Kita tidak berdaya, seperti Daud dibandingkan dengan Goliat, tetapi Daud maju dalam medan perang dalam Nama Yahweh, dan Daud mengalahkan Goliat hanya dengan satu buah batu. Kita juga dapat menang dalam peperangan rohani ini, sama seperti Daud, dengan mengikuti anjuran rasul Paulus mengenakan kelima perlengkapan senjata Allah, hanya satu yang kita pakai untuk memenangkan peperangan rohani, yaitu Firman Allah, keempat perlengkapan senjata Allah lainnya adalah  benteng yang kokoh dalam menahan serangan iblis.
Kita mengenakan kebenaran untuk melawan dusta, karena Iblis dikatakan sebagai “bapa dari segala dusta” (Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta - Yoh 8:44). Mengenakan baju zirah keadilan untuk melindungi hati kita dari segala tuduhan dan dakwaan Iblis. Berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera, sama seperti Daud rela untuk maju ke medan perang melawan Goliat. Untuk memberitakan Injil perlu kerelaan, namun musuh kita iblis selalu menebarkan ranjau yang berbahaya di jalan kita dalam mewartakan Injil untuk menghentikan pewartaan Injil. Iman adalah perisai yang kokoh dan penting untuk menghentikan panah api dari si jahat.
Firman Allah, adalah pedang Roh yang dapat dipakai bukan hanya untuk mempertahankan diri, tetapi juga untuk menyerang (Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab – Ibr 4:12-13). Sementara senjata-senjata rohani lainnya bersifat mempertahankan diri, pedang roh adalah senjata penyerang dalam senjata Allah. Yesus, ketika dalam pencobaan di padang gurun, Firman Allah menjadi acuan-Nya dalam menangkal setiap godaan dan serangan Iblis, Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." – Mat 4:4, (bdk Mat 4:1-11 dan Luk 4:1-13). Sungguh suatu berkat bahwa Firman Allah yang sama tersedia untuk kita semua.

Tidak ada komentar: