5/23/2008

Jika Allah Di Pihak Kita

"Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita ? " (Rm 8: 31).
Demikianlah yang dikatakan Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma. Cukup membesarkan hati kita, secara gamblang seolah-olah tidak ada perlawanan dari siapapun, karena Allah kita adalah Allah yang Mahakuasa, yang akan membela kita terhadap siapapun yang akan melawan kita. Kesannya, pokoknya kita punya "body guard" yang super hebat.

Dalam kisah penyeberangan di laut Teberau, bangsa Israel begitu ketakutan ketika mereka melihat tentara Firaun yang menyusul hendak membinasakan mereka, namun Musa dengan penuh iman mengatakan kepada bangsa Israel, bahwa TUHAN yang akan berperang untuk mereka, dan mereka akan diam saja (Kel 14: 14). Dan ketika Musa mengangkat tongkatnya membelah laut, sehingga bangsa Israel dapat menyeberangi laut Teberau di antara dinding air laut, maka bangsa Israel selamat dari kejaran tentara Firaun. Orang-orang Mesir berkata : "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab TUHANlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." (Kel 14: 25)
Ketika bangsa Israel sampai di wilayah timur sungai Yordan di tanah Moab, dalam persiapan untuk memasuki tanah Kanaan, Musa memberikan perintah kepada Yosua : "Janganlah takut kepada mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berperang untukmu." (Ul 3: 22).
Begitulah pembelaan TUHAN kepada bangsa Israel, seolah-olah TUHAN tidak pernah "marah" dan tidak meminta "syarat" apapun kepada bangsa Israel, sebab setiap kali ada masalah yang mengancam bangsa Israel, TUHAN selalu membela dan memperlihatkan kuasa-NYA, supaya bangsa Israel tahu dan percaya, bahwa TUHAN yang membela mereka adalah TUHAN yang Mahakuasa.
Setelah TUHAN mengadakan PERJANJIAN dengan bangsa Israel di gunung Sinai, masalahnya menjadi lain, ada syaratnya yaitu bangsa Israel harus setia kepada TUHAN sesuai janji mereka di gunung Sinai (Kel 24:7 - Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." Kel 24:8 - Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.")
Setelah perjanjian itu, jika bangsa Israel tidak mentaati perintah TUHAN seperti yang telah mereka janjikan, maka bangsa Israel akan dihukum TUHAN atas pelanggaran mereka. Ketika bangsa Israel tidak setia lagi kepada TUHAN dengan menyembah berhala bangsa-bangsa lain di Kanaan, maka TUHAN menghukum mereka dengan membiarkan bangsa lain menjajah mereka dan dibuang ke Babel. Namun TUHAN tetap setia kepada bangsa Israel dan berjanji akan menyelamatkan mereka, jika mereka bertobat.
Karena Allah di pihak kita, lantas tidak ada yang melawan kita ? Kita masih menghadapi banyak musuh yang menyebabkan kita sering jatuh dalam dosa, musuh kita yaitu iblis, tidak menyerang kita secara langsung, tetapi melalui pihak-pihak lain, melalui godaan-godaan, televisi, narkoba, vcd, majalah, dll. semuanya itu adalah pengaruh dari luar diri kita. Selain itu musuh yang paling sulit dihadapi oleh manusia adalah melawan keinginan-keinginan hati yang cenderung negatif yaitu cinta diri, menjadi hamba uang, membual, menyombongkan diri, memfitnah, berontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah (2 Tim 3: 2-4), hal-hal tersebut timbul dari dalam diri kita sendiri yang menyebabkan kita jatuh ke dalam dosa, karena kita lemah.
Kalau begitu apakah Allah masih tetap membela kita, karena kita sering jatuh dalam dosa ? Allah bahkan menyelamatkan kita melalui Yesus yang wafat di kayu salib, karena Allah mengasihi kita.
Kalau dulu ada Perjanjian di gunung Sinai, maka ada Perjanjian di Golgotha, dengan tercurahnya darah Yesus di salib kita diselamatkan, tetapi dengan syarat seperti yang terjadi dalam perjanjian di Sinai, yaitu kita harus setia kepada-NYA dan taat kepada FirmanNya. Yesus meminta kita : "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang berniat baik, tetapi tabiat manusia lemah." (Mat 26: 41).
Dengan bersandar dan mengandalkan Yesus, maka kita membiarkan Yesus yang akan membentuk kita menurut kehendak-Nya, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa" (Yoh 15: 5).
Dengan taat dan berserah ke dalam tangan Yesus, kita percaya Dia mempunyai rancangan yang baik buat kita, sehingga kita mendapat kekuatan untuk melawan pengaruh-pengaruh yang tidak baik, kita akan makin bertumbuh dalam kebajikan-kebajikan dan akan makin mengasih Yesus dan sesama kita berkat rahmat yang diberikan-Nya, karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib (2 Ptr 1: 3).
Ketika ibu Teresa meninggalkan biara Loreto di Entally tanggal 16-Agustus-1948, ibu Teresa menerjunkan diri secara buta ke dalam tangan Tuhan, hanya karena imannya yang murni. Ibu Teresa tidak bertanya, tidak mengetahui apa-apa, tidak meminta apa-apa, semata-mata menyerahkan diri kepada bimbingan Tuhan.
Pada awal pelayanannya, ibu Teresa banyak mengalami hambatan dan tantangan, namun karena Tuhan yang berkarya, maka Tuhan selalu memberikan pertolongan, memberikan jalan keluar dari hambatan dan tantangan yang dihadapinya.
Dua puluh tujuh tahun kemudian, ibu Teresa mengakui : "Meninggalkan Loreto merupakan kurbanku yang paling besar. Kurban yang paling sulit yang pernah kujalankan. Jauh lebih sulit dari pada ketika saya meninggalkan kaluarga, orang tua dan tanah airku untuk masuk biara. Loreto berarti segala-galanya bagiku".
Ibu Theresa menjadi contoh penyerahan total kepada Tuhan dan beliau menjadi milik Tuhan seutuhnya. Mungkin dengan cara hidup yang berbeda kita bisa belajar menyerahkan diri, hidup berserah dan mengandalkan Yesus, maka niscaya Dia yang Mahakuasa dan Maharahim akan memberikan jalan keluar atas segala permasalahan yang kita hadapi, Yesus adalah Pembela dan Penyelamat kita, selamanya.

Tidak ada komentar: