6/05/2008

Mr. Smith

Seorang gadis belasan tahun bernama Anne menggunakan waktu liburan musim panasnya untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah hotel di tempat istirahat tepi samudra. Pekerjaannya adalah membersihkan sepuluh ruangan setiap hari.
Selama musim panas, Anne bertemu dengan berbagai macam orang yang menyenangkan, termasuk beberapa orang terkenal. Namun, dari semua orang yang ditemuinya, ada seseorang yang tampak lebih menonjol dari pada semua yang lainnya. Ia menamakannya Mr. Smith.
Mr. Smith muncul pada suatu akhir pekan dengan hanya sebuah tas untuk bermalam. Ketika Anne pergi membersihkan ruangannya, Mr. Smith menjulurkan kepalanya dari pintu dan berkata, “Tidak usah membersihkan ruanganku, berikanlah saya beberapa handuk yang bersih”. Dua hari kemudian persis sama seperti itu.
Sekitar pertengahan minggu, Mr.Smith mengijinkan Anne membersihkan ruangan itu. Ketika Anne membersihkannya, Mr. Smith berbicara dengannya dan bahkan menolongnya mengatur tempat tidur.
Pada hari sabtu, Anne membersihkan sepuluh ruangan sebagaimana mestinya, termasuk ruang Mr. Smith. Setelah selesai, Anne berjalan turun menyusuri jalan biasanya untuk mengikuti Misa pada jam 04.30 PM. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di sampingnya. Itu adalah Mr. Smith. “Apakah kamu mau naik ?” tanyanya. Anne menyahut bahwa ia sedang pergi ke gereja dan menyambut dengan senang hati tawaran itu.
Segera setelah Anne berada dalam mobil, Mr. Smith menanyainya dengan pertanyaan-pertanyaan yang bertubi-tubi : Berapa kali dia pergi misa ? Mengapa dia pergi sementara anak-anak remaja lain tidak pergi ? Apakah khotbahnya baik ? Apakah dia selalu menerima komuni ?. “Datanglah dan lihatlah”, jawab Anne.
Ketika mereka tiba di gereja, Mr. Smith menanyai Anne apakah ia boleh mengikuti misa bersamanya. Anne mulai merasa sedikit hati-hati dengan orang asing ini dan dengan pertanyaan-pertanyaannya yang aneh. Tetapi perasaannya menjadi tenang ketika melihat Mr. Smith berlutut, dia menutup matanya selama misa. Pada akhir misa, Mr. Smith bangun dan bergegas keluar bahkan tanpa mengucapkan selamat tinggal.
Pada hari berikutnya, ketika Anne pergi membersihkan ruangan Mr. Smith, tas perjalanannya sudah tidak ada. Di ruangan itu ada sebuah kotak kecil dengan catatan yang diletakkan di atas kotak itu. Ia membuka catatan itu dan membacanya. Catatan itu berbunyi sbb. :
Anne tersayang,
Kado yang ada dalam kotak ini adalah untuk kebaikan yang telah engkau lakukan terhadap saya bahkan tanpa engkau mengetahuinya. Perkawinanku akhir-akhir ini agak goyah sehingga karena itulah saya akhirnya memberitahukan isteriku, bahwa saya pergi selama beberapa hari untuk memikirkan baik-baik berbagai hal berkaitan dengan perkawinan kami. Semakin saya memikirkan hal itu, semakin saya menjadi bingung. Kemudian engkau muncul, engkau mengundang saya untuk “datang dan lihat”. Imanmu yang baik kepada Allah sungguh menyentuh saya. Ketika saya menghadiri misa bersamamu, itu adalah untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun. Selama misa itu, Allah memberi saya penerangan dalam masalah-masalah saya dan kerinduan untuk tinggal bersama istri saya. Saya pulang ke rumah, berterima kasih kepada Allah dan kepada engkau, karena engkau menjadi cahaya terang di saat dunia saya sangat gelap. Saya tidak akan pernah melupakan engkau karena engkau telah menolong saya menemukan iman saya.
Ttd. Mr. Smith.

Di dalam kotak itu ada sebuah kalung salib emas yang indah.

(Dikutip dari buku Rangkaian Kisah Bermakna, karangan Brian Cavanough TOR

Tidak ada komentar: