9/08/2009

KASIHILAH MUSUHMU (1)


Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (Mat 5:43-44).
Di sini kita tiba pada pertentangan yang terakhir antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama berbicara tentang mengasihi sesama, dalam hal itu merupakan tindakan solidaritas antara para anggota umat Allah. Dalam Injil istilah “kasih” tidak hanya diberi dimensi yang lebih luas, Injil juga membuka bagi kita suatu dunia yang berbeda seratus persen. Solidaritas dengan kelompok didukung oleh instink yang tertanam dalam kodrat kita. Tetapi kasih ini tidak menembusi batas-batas yang memisahkan kelompok-kelompok sosial, kelompok-kelompok sosial ini bisa ada dan menemukan identiasnya dengan melawan kelompok-kelompok sosial lain.
Bencilah musuhmu atau jangan berbuat baik terhadap musuhmu. (Mat 5:33). Teks ini tidak terdapat dalam Kitab Suci seperti sekarang, tetapi inti pesannya dapat ditemukan di beberapa tempat (Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka. - Ul 7:2). Dengan lebih mengacu pada musuh-musuh bangsa Israel dari pada musuh-musuh pribadi, dalam hal ini umat Israel diminta untuk berhati-hati kepada mereka, untuk tidak menolong mereka dan bahkan untuk menghabisi mereka dari pada mengambil bagian dalam kesalahan mereka.
Jika di banyak negara sekarang ada pengertian, bahwa kasih itu tidak terbatas, harus disadari bahwa cita-cita ini adalah hasil dari pewartaan Injil, Yesus telah menerangi pikiran kita dengan meminta kita untuk menyesuaikan kasih kita kepada sesama, dengan kasih universal dari Allah Bapa. Kita bisa membuka sebuah surat kabar untuk dapat melihat, bahwa ada kasih kepada sesama, siapapun dia, dan bahkan kalau ia berasal dari kelompok sosial lain, kelompok nasional atau agama yang bermusuhan dengan kita, namun kasih tersebut tidak dimengerti sepenuhnya oleh kebanyakan orang, bahkan juga di negara-negara Kristen.
Apabila kita menyadari, bahwa ada tempat untuk setiap orang di dunia ini dan Allah mengatur segala sesuatunya demi kepentingan semua orang, maka kita juga dapat melihat segala sesuatu seperti Allah dan kita menjadi sempurna, seperti Bapa di surga adalah sempurna. (Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna." – Mat 5:48).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: