1/16/2013

PERUMPAMAAN BIJI SESAWI DAN RAGI

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” (Mat 13:31-32).

Dengan perumpamaan tentang biji sesawi Yesus menunjukkan kepada kita, bahwa Kerajaan Allah haruslah menjadi suatu tanda yang akan menjadi sangat nyata dan kelihatan di dunia ini.
Aspirasi rohani manapun, pembaruan kebudayaan atau gerakan revolusioner haruslah diungkapkan secara konkret, lewat satu atau beberapa lembaga, supaya menjadi lebih jelas dan lebih tampak.
Demikian juga Yesus memproyeksikan Gereja sebagai pembawa kehadiran Kerajaan Allah. Gereja berarti Perkumpulan orang-orang yang dipanggil bersama. Dua ciri khas dari Gereja adalah sebagai berikut :
-       Pertama, Gereja harus sangat kelihatan dan menghasilkan buah bagi dunia, sama seperti pohon yang memberikan naungan pada burung-burung
-       Kedua, Gereja harus terlibat langsung dalam kehidupan nyata manusia.
Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Mat 13:33).
Orang-orang beriman tidak boleh memisahkan diri mereka dari orang-orang yang tidak percaya, karena sebagai orang beriman mereka adalah ragi bagi dunia.
Yesus tidak menginginkan suatu “gereja yang kelihatan” dalam arti persaudaraan emosional dan persatuan rohani antara mereka di seluruh dunia yang percaya kepadaNya. Yang Yesus inginkan adalah sebuah pohon raksasa (di tempat lain Yesus mengatakan : sebuah kota yang didirikan di atas bukit), supaya semua orang bisa mengetahui, bahwa benih itu baik dan penuh kehidupan.
Kita butuh jemaat-jemaat Kristen yang terorganisir, dan ikatan-ikatan antar komunitas-komunitas ini, yaitu suatu hierarki. Namun orang-orang beriman tidak boleh mengurung diri dalam kapela-kapela atau jemaat-jemaat kecil atau menghabiskan segala kekuatan mereka bekerja untuk gereja “mereka”. Mereka harus menjadi berguna dan berbuah di dunia bersama dengan semua orang yang berkehendak baik.
Biarlah mereka menjadi ragi untuk adonan, bukan adonan-adonan kecil dan halus  yang terpisah-pisah. Ragi mentransformasikan sejarah manusia, tidak dengan membawa semua orang ke dalam gereja, tetapi dengan meresapkan kegiatan manusia dengan roh yang memberi kehidupan kepada bangsa manusia.
Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka (Mat 13:34).
Dengan membaca Mat 13:12 (Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya), kita mungkin berpikir, bahwa Yesus berbicara dengan menggunakan perumpamaan untuk menyembunyikan ajaran-Nya. Di sini kita temukan penjelasan lain yang mengoreksi dan melengkapi yang pertama. Yesus menggunakan perumpamaan, karena itulah metode terbaik untuk menyampaikan ajaran-Nya, supaya tetap relevan untuk segala zaman.
Supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan." (Mat 13:35).
Perkataan ini adalah awal dari Mazmur 78, yang telah disesuaikan oleh penginjil. Yang Ia maksudkan ialah bahwa rahasia-rahasia Kerajaan Allah yang disampaikan oleh Yesus menjawab pertanyaan-pertanyaan terpenting dari hati manusia.
Sejak awal peradaban, orang berhadapan dengan masalah-masalah dan tantangan-tantangan yang tidak bisa mereka atasi sendiri, dan Yesus  menawarkan kepada mereka kunci untuk semua kontradiksi ini. Ilmu pengetahuan telah menemukan banyak unsur dari hidup manusia, namun sampai sekarang kita masih harus menjawab siapakah kita ini.
Jawaban Yesus tidak diberi sebagai suatu teori, dan jawaban-Nya mengganggu “orang-orang pintar” yang sudah terbiasa dengan bahasa di dalam buku. Yesus memberi kita sesuatu yang lebih kaya dari pada gambaran-gambaran atau teka-teki yang menuntut sedikit kreativitas dan yang bisa kita lepas dan angkat kembali. Masing-masing kita harus memikirkan semuanya selama kita masih hidup dan bangsa manusia harus memikirkannya selama ada sejarah. Pada suatu waktu kelak kita bisa temukan makna semuanya ini.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

-       Biji sesawi
-       Akulah terang dunia

Tidak ada komentar: