3/01/2013

AKULAH TERANG DUNIA

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup." (Yoh 8:12).

Yesus adalah terang bagi semua orang sepanjang zaman. Allah menuntun orang-orang Ibrani di padang gurun dengan suatu awan yang bercahaya. Ia menuntun kita dengan perantaraan Putra-Nya, barang siapa mengikuti Yesus tidak akan berjalan dalam kegelapan.
Terang mempunyai banyak arti, terang fajar yang disambut baik setelah berlalunya suatu malam kegelapan, terang dari lampu-lampu listrik yang menerangai rumah-rumah kita sementara di luar ada kegelapan, terang dari lampu-lampu jalanan yang menerangi setiap manusia baik yang miskin maupun yang kaya, terang yang menang atas kuasa-kuasa kejahatan dan kebodohan yang menggelapkan hati mamusia. Kristus adalah semuanya itu, dan lebih lagi bagi siapa saja yang mengikitui Dia. Dia adalah terang di mana kita menghayati hidup sebagai manusia seutuhnya, dan dengan perantaraan-Nya kita belajar menilai dengan tepat hal-hal material dan kegiatan-kegiatan manusia.
Oleh terang Kristus seseorang menang atas segala kegelapan dalam batinnya. Yang kita sadari hanyalah sebagian dari kehidupan batin kita, sering kali kita mentaati dorongan-dorongan yang berada di luar kontrol kita dan hati kita bersih (menurut anggapan kita), tetapi kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita sering mentaati panggilan ‘dari daging dan darah’, demikian sebutannya dalam Kitab Suci. Jika kita hidup dalam terang, terang akan perlahan-lahan menerangi batin kita yang terdalam.
Sebagian dari kondisi manusia yang diperberat oleh dosa adalah tiadanya terang untuk mencari dan memahami apa yang baik. Oleh karena itu, dalam hal-hal serius, tidaklah bijaksana untuk hanya mengikuti dorongan hati yang timbul lebih dulu. Kita perlu selalu diterangi lewat doa, mendengarkan Sabda Allah, mempelajari ajaran Gereja, dan menerima nasehat yang baik dari saudara-saudari kita. Dengan cara-cara ini Yesus menerangi hati nurani kita.
Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku." (Yoh 8:18). Dalam wejangan ini Yesus menyatakan, bahwa Ia adalah pribadi yang Ilahi. Ia membuat kita mengerti, bahwa di dalam Dia ada suatu rahasia misterius menyangkut asal-usul-Nya. Pada bab ini kita bertemu dengan ungkapan “Aku adalah…”  sebanyak tujuh kali. Yohanes ingin kita memahami, bahwa ungkapan ini adalah kata kunci dari wejangan, Aku adalah. Demikianlah Allah menamai Diri-Nya ketika Ia berbicara dengan Musa. Kita tahu bahwa orang-orang Yahudi memanggil Allah dengan nama Yahweh, yaitu Dia yang ada. Yesus menggunakan untuk Diri-Nya kata “Aku adalah” dan dengan demikian Ia memakai nama Allah untuk Diri-Nya, padahal Nama itu tidak boleh diberikan kepada mahluk manapun, betapapun terkemuka orang itu. Ada orang-orang Kristiani (e.g. saksi-saksi Yehovah) yang ingin menurunkan derajat Kristus. Mereka memberi argumen, bahwa karena Allah hanya satu, tidak mungkin kepenuhan kehidupan Ilahi bisa dibagikan di antara tiga pribadi. Meskipun mereka menyebut Kristus Putra Allah, mereka menyangkal bahwa Ia adalah Allah dari Allah. Namun Yesus adalah sama dengan Bapa dan tidak boleh dikelirukan dengan Bapa. Maka Yesus berkata, Bapa mengutus Aku, tetapi Ia juga mengatakan, kesaksian dua orang patut dipercaya dalam Hukum Yahudi (Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah – Yoh 8:17).
Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." (Yoh 8:24). Dosa bukan saja berbuat jahat. Adalah dosa juga, kalalu kita mengurung diri dalam problem-problem hidup kita dan mengandalkan hanya pada kebijaksanaan manusia, tanpa membuka diri kepada kebijaksanaan Allah. Sikap seperti ini akhirnya akan mendatangkan maut, karena suatu hidup yang tertutup terhadap Allah, bukanlah hidup yang sejati. Kitab Suci membagi orang menjadi dua kelompok, mereka yang berasal dari atas, yang mencari jalan-jalan Allah, dan mereka yang berasal dari bawah, yang mencari tujuan-tujuan insani yang terbatas. Kita berdosa juga kalau kita menolak dilahirkan kembali dari atas, seperti yang dikatakan Yesus kepada Nikodemus (Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” – Yoh 3:3). Orang-orang Yahudi ini tidak percaya kepada Yesus, karena cara hidup-Nya dan pesan-Nya yang menyatakan dunia dengan nilai-nilai transenden di luar dunia ini - yang tidak menarik bagi mereka. Yesus hanya akan  membuang waktu dengan mereka, kebijaksanaan Allah akan menjadi lebih nyata lagi dalam wafat Yesus di salib (Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. – Yoh 8:28).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
-       Yang buta melihat
-       Belukar yang bernyala
-       Mr. Smith

Tidak ada komentar: