10/21/2008

KEWASPADAAN

Yesus mengembangkan perumpamaan tentang hamba yang menantikan tuannya kembali. Hamba ini bekerja bagi Allah, hamba ini dikontraskan dengan orang kaya yang hanya berpikir tentang usia yang panjang dan penuh kenikmatan dalam paragraf sebelumnya (Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! - Luk 12:18-19).

Berbahagialah hamba-hamba yang didapati tuannya berjaga-jaga ketika ia datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia akan mengikat pinggangnya dan mempersilakan mereka duduk makan, dan ia akan datang melayani mereka. (Luk 12:37). Yesus berkata kepada kita tentang tuan yang kembali dari pesta nikah, yang begitu berbahagia, sehingga Ia menjungkir-balikkan kebiasaan yang lazim dan mulai melayani hamba-hambanya. Jika kita telah melayani Allah selama bertahun-tahun, mengapa kita tidak bisa sampai kepada tahap kehidupan rohani yang lebih tinggi ?, yang di dalamnya Allah tampaknya hanya berpikir tentang melayani kita dan berpesta bersama kita ? Berjaga-jaga berarti berpikir tentang dunia masa depan. Berjaga-jaga juga berarti sadar akan kebenaran, kita tidak mengatakan baik untuk yang jahat dan jahat untuk yang baik, tentu kita tidak akan memaafkan diri kita kalau kita membiarkan kejahatan, dan kita tidak terintimidasi di hadapan ketidak-adilan.

Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan. (Luk 12:40). Kita tidak boleh berpikir bahwa ini hanya mengacu pada hari kematian, dan kita tidak perlu takut akan pengadilan Allah jika kita hidup dalam rahmat-Nya.

Kata Petrus: "Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?" (Luk 12:41). Paragraf ini ditujukan kepada mereka yang memegang jabatan penting di dalam Gereja. Mereka yang memegang jabatan penting bisa saja mengkhianati misinya. Lebih sering lagi, mereka melakukan kekeliruan dengan hanya melihat berfungsinya lembaga secara efisien dan efektif, lalu lupa kedatangan Kristus (Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. (Luk 12:45-46). Allah datang sepanjang waktu melalui peristiwa yang secara tak tersangka-sangka, meruntuhkan rencana-rencana kita. Karena itu gereja tidak boleh terlalu bersandar pada perencanaan kegiatan-kegiatannya, siapakah yang mengetahui apa yang sudah disiapkan Allah untuk kita besok ? Gereja seharusnya memperhatikan “doa” dan “kesiapannya”, sehingga Tuhan akan membiarkan kita berada dalam situasi aman, ketika Ia mengguncangkan alam semesta.

Waspadalah untuk mengagumi, bersukacitalah dalam menemukan “kehadiran Allah” dan berkat-berkat-Nya yang menerangi hidup kita.

(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: