9/25/2014

MARIA ORANG YANG PEKA DAN TANGGAP TERHADAP BIMBINGAN ROH KUDUS

Oleh : Rm Yohanes Indrakusuma, O.Carm
Berbeda dengan Zakharia yang harus mengalami kebisuan karena kurang tanggap terhadap rencana Allah, tetapi Maria sangat peka terhadap bimbingan Roh Kudus. Dalam terang Roh Kudus itu Maria dengan cepat mengerti rencana Allah dan tanggap terhadap kehendak Allah. Oleh karena itulah, setelah mengerti dan tanggap terhadap rencana dan kehendak Allah, dengan tiada ragu Maria dapat berkata : "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Luk 1:38).
Kita mengetahui bahwa Roh Kudus menjadi jiwa setiap orang beriman seperti yang diungkapkan oleh St. Paulus, bahwa : “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah” (Rm 8:14), juga ungkapan yang paling tepat kepada umatnya di Galatia : “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh” (Gal 5:25). Ini berarti peka terhadap bimbingan, di mana Roh membimbing kita dan Roh memberikan inspirasi yang kita kenal dengan ketujuh karunia Roh Kudus. Roh itu mendorong, membimbing dan menguasai orang lewat karunia-karunia-Nya. Jika dibandingkan, karunia-karunia Roh Kudus itu ibarat antena-antena yang sangat peka. Melalui antena-antena ini, orang mampu menangkap gelombang-gelombang Roh Kudus. Hal ini menjadi berbahaya jika kita hanya mengandalkan kemampuan dan pengalaman kita sendiri. Karena itu kita perlu berada dalam ketaatan. Kadang-kadang orang mengira suatu saat Roh Allah yang berbicaa, tetapi ternyata ini berasal dari roh neraka atau roh jahat, sehingga banyak orang tertipu.
Salah satu ciri jika seseorang dikuasai oleh Roh Allah ialah jika ia tumbuh dalam kerendahan hati yang sejati. Orang yang dikuasai oleh Roh Allah tidak mungkin menjadi sombong, karena Allah menentang orang yang sombong, tetapi mengasihi orang yang setia dan rendah hati. Salah satu ciri yang jelas dari karunia-karunia Roh Kudus diketahui dari kerendahan hati.
Bunda Maria adalah seorang yang sangat rendah hati. Ini terungkap dalam perkataannya : Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.” (Luk 1:46-49). St. Teresa dari Avila mengatakan “Kerendahan hati tidak lain adalah kebenaran”, karena dalam terang Roh Kudus kita akan melihat siapakah aku ini ? Seperti yang dikatakan Tuhan Yesus kepada St. Katarina dari Siena “Aku adalah yang Ada, engkau bukan yang apa-apa”.
Semakin orang diterangi dan dibimbing oleh Roh Kudus, semakin ia menyadari kekecilannya, tetapi sekaligus dalam paradoksnya, walaupun ia kecil dan tidak berdaya, ia mengharapkan segala-galanya dari Allah. Seperti yang dikatakan Paulus : “Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.” (2 Kor 12:10) Karena kita berada dalam kuasa Allah yang tidak terbatas, maka bagi orang yang percaya ‘bagi Allah tiada yang mustahil’ (Luk 1:37).
Bunda Maria tanggap terhadap bimbingan Roh Kudus dan dia tidak menjadi takut terhadap seluruh konsekuensi yang timbul dari penyerahan dirinya “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Oleh karena itu Maria dapat melihat, mengerti dan menangkap apa yang menjadi kehendak Allah lewat inspirasi dan bimbingan Roh Kudus, seperti yang dikatakan Yesus : “Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh." (Yoh 3:8). Orang yang hidup dalam Roh, sering kali tidak dapat diduga-duga, karena ia tanggap dan peka terhadap inspirasi dan bimbingan Roh Kudus.
(Sumber : Majalah Hidup Dalam Roh)

Tidak ada komentar: