9/10/2009

DEVOSI EKARISTI SANTO THOMAS AQUINAS



Sejak Perawan Maria Yang Terberkati mengandung Tuhan kita Yesus Kristus dalam rahimnya yang tak bernoda, dan sebagai satu-satunya orang tua manusia-Nya yang memberi-Nya tubuh (fisik), maka Maria telah memiliki  hubungan yang dekat dan unik dengan Sang Ekaristi.
Kehadiran Kirstus secara nyata di antara kita dalam konsekrasi Hosti pada Misa. Bunda kita dengan demikian hadir dalam devosi Ekaristi secara khusus, dan memiliki hubungan dekat dengan mereka yang menjalankan devosi ini secara mendalam.
St. Thomas Aquinas sering disebut sebagai salah satu dari yang terbesar, mungkin yang paling besar dari para filsuf dan teolog Katolik, dan memang demikianlah dia. Tetapi dia juga salah satu dari para pembela terbesar devosi Ekaristi, dan dia juga menjelaskan tahapan proses misterius hosti berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, bahkan St. Thomas Aquinas bukan hanya menjelaskan tentang transubstantiasi (perubahan elemen-elemen Ekaristik menjadi Tubuh dan Darah Kristus, hanya wujud fisiknya tetap berupa roti dan anggur saja yang tidak berubah), tetapi juga menemukan kata atau sebutan untuk hal itu untuk pertama kalinya.
Hasil kerjanya tidak hanya ditujukan untuk pengetahuan yang itu-itu saja. St. Thomas Aquinas seorang Dominican yang aktif, juga adalah guru yang baik. Suatu saat ketika tengah mengajar pada kuliah pembukaan di Universitas Paris tahun 1256, dia mengatakan, “Para guru dapat diperbandingkan dengan gunung-gunung untuk tiga alasan, yaitu : ketinggian mereka dari bumi, kebesarannya dalam menerangi dan pemberi perlindungan terhadap bahaya. Oleh sebab itu para guru harus mengangkat kehidupan moral dan intelektual mereka agar menjadi penerang kepercayaan dengan nasehat-nasehat mereka, memberi pengetahuan kepada murid-muridnya dengan ajaran-ajarannya, dan pelindung kepercayaan dengan argumentasi terhadap kesalahan.”
Ketika sebuah uparaca baru “Corpus Christi” (Tubuh Kristus) dimasukkan ke dalam kalendar Gereja tahun 1264, maka St. Thomas Aquinas menulis liturgi untuk itu.
Liturgi Corpus Christi dari St. Thomas Aquinas termasuk di dalamnya urut-urutan “Laude Sion” hymne ibadat sore (Vesper) “Pange Lingua” yang ditutup dengan “Tantum Ergo” dinyanyikan selama Pemberkatan Sakramen Maha Kudus (Benediction of Blessed Sacrament), hymne ibadat pagi “Sacris Soles” diakhiri dengan “Panis Angelicus” dan hymne ibadat pagi “Verbum Supernum Prodiens” diakhiri dengan lagu Benediction lainnya “O Salutaris Hostia”. Semua itu sangat dikenal umat Katolik selama berabad-abad, dan hymne-hymne Latin yang hebat ini masih tetap dinyanyikan di banyak tempat sampai hari ini.
Stanza bagian keempat dari “Pange Lingua” terdiri dari beberapa kalimat inti dari doktrin Ekaristik dari St. Thomas Aquinas, diadaptasi secara keseluruhannya oleh Gereja :
“Word made flesh, by word He maketh very bread his flesh to be ; Man in wine Christ’s Blood partaketh, and if his sense fail to see, Faith alone the true heart waketh, to behold the mystery.”
Doctor dalam gereja (sebagaimana St. Thomas Aquinas biasa dikenal) tidak hanya menulis untuk orang-orang terpelajar, dalam bagian “Corpus Christi” ada yang ditulis juga untuk para pengikut Katolik biasa untuk segala usia.
Pada tahun 1272 St. Thomas Aquinas telah menyelesaikan bagian kedua dari karya besarnya “Summa Theologiae”, dan memulai bagian ketiga mengenai Inkarnasi dan Sakremen-Sakramen. Argumen terakhirnya di Universitas Paris adalah tentang Inkarnasi. Kemudian pada tahun 1272 juga dia membentuk sebuah pusat belajar yang baru di daerah dekat Naples, dan pada tahun 1273 dia menghasilkan rangkaian 59 khotbah tentang belas kasih, berbagai peraturan, kitab-kitab dari para murid Yesus, Bapa kami dan tentu saja Salam Maria. Satu dari khotbah-khotbah ini diberikan setiap hari, ratusan orang datang dari Naples untuk mendengarkannya.
Suatu malam, dalam kapel di biara Dominican di Naples, di mana St. Thomas Aquinas tinggal, penjaga sakristi bersembunyi untuk melihat sang santo berdoa. Dia melihatnya terangkat ke atas dan mendengar Kristus berbicara kepadanya dari salib yang tergantung di dinding kapel, “Thomas, sungguh bagus engkau menulis tentang Aku, hadiah apa yang kau inginkan ?”
“Tuhan, jangan berikan apa-apa, kecuali Diri-Mu.”
Permintaan tersebut terjawab. Pada tanggal 6 Desember 1273, St. Thomas Aquinas tengah memimpin Misa untuk pesta St. Nicholas di kapel di mana salib Kristus berbicara dengan dia. Pengalaman spiritual, mental dan fisik yang luar biasa tiba-tiba terasa sangat membebaninya. Mula-mula dia hanya menunjukkan sedikit perubahan, tetapi kemudian dia berkata kepada sekretarisnya bahwa dia tidak dapat menulis lagi, “Semua yang sudah kutulis terlihat kabur bagiku.”
Selama beberapa minggu kemudian dia terus menerus menghabiskan waktunya untuk berdoa, pada 7 Maret 1274 dia meninggal. Dia baru berusia 49 tahun, tetapi semua tugasnya telah selesai. Gereja Kristus dan Bunda Maria memiliki pemenang pada tingkat tertinggi dari intelektualitas manusia.
Belum ada pemikir besar yang melebihi pemikiran St. Thomas Aquinas, dan dia mempersembahkan semua kejeniusannya di kaki Kristus.
(by : Warren H. Carroll, Ph.D)

Tidak ada komentar: