1/22/2009

TANDA PERTAMA DARI YESUS


Pekan Penemuan berakhir dengan perkawinan di Kana. (Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu - Yoh 2:1-2). Yesus benar-benar hadir dalam perkawinan itu dan Ia membawa serta murid-murid-Nya untuk ikut bernyanyi, menari dan minum anggur. Kehadiran-Nya dan partisipasi-Nya menguduskan, bukan hanya perkawinan saja, melainkan juga perayaan-perayaan agung dan kebersamaan lainnya.

Murid-murid mulai mengenal Yesus, tetapi ada seseorang yang lain yang telah memahami dan percaya lebih dulu kepada-Nya, yaitu Maria Bunda-Nya. Bagaimana Maria bisa minta Yesus mengerjakan mukjizat ? Tahukah dia bahwa Yesus dapat mengerjakan mukjizat ? (Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." – Yoh 2:3). Maria tidak minta pertobatan para pendosa, atau roti untuk orang lapar, dia hanya minta suatu mukjizat, atau sesuatu yang luar biasa untuk menyelamatkan pengantin pria dari rasa malu. Yesus menjawab Maria dengan suatu frase (Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba." – Yoh 2:4), yang kalau dikatakan kepada seorang yang tidak dikenal, dapat ditafsir sebagai suatu teguran, tetapi karena dikatakan kepada ibu-Nya dengan nada yang lain, itu menandakan suatu keakraban dan saling pengertian yang melampaui kata-kata.

Tampaknya Yesus tidak memikirkan awal misi-Nya dengan cara itu atau pada saat itu, tetapi roh-Nya mengenal Roh yang berbicara dengan perantaraan ibu-Nya, maka Ia mengerjakan tanda heran yang pertama.

Patut diperhatikan, bahwa Yohanes mengisahkan hanya tujuh tanda heran dari Yesus, dan kadang-kadang ia menyebutnya pekerjaan-pekerjaan, kadang-kadang tanda-tanda. Itulah pekerjaan-pekerjaan Putra Allah yang dengan-Nya Ia menampakkan kuasa-Nya. Itulah tanda-tanda, yaitu hal-hal nyata yang telah disesuaikan dengan keadaan kita, yang memampukan kita memahami karya-Nya yang sesungguhnya, bahwa Ia membawa kehidupan dan pembaruan ke dunia.

Itulah sebabnya Yohanes menyebut beberapa hal kecil dari peristiwa ini yang melambangkan realitas rohani. Yesus mengambil bagian dalam perkawinan, dan apalagi yang ingin Ia lakukan, kalau bukan mempersiapkan perkawinan yang lain, yaitu perkawinan antara Allah dan manusia ? Yesus berbicara tentang waktu-Nya yang belum tiba, karena sesungguhnya waktu yang tepat adalah sengsara dan kebangkitan-Nya.

Yohanes menambahkan, bahwa Yesus menggunakan air yang disiapkan orang-orang Yahudi untuk membersihkan diri mereka. Orang-orang Yahudi berhati-hati sekali menjaga kebersihan dan menghindari “kenajisan”, sehingga agama mereka melipat-gandakan ritus-ritus pembasuhan (Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. – Yoh 2:6).

Dengan mengubah air yang telah diberkati menjadi anggur, Yesus memberi pesan, bahwa agama yang benar, tidak boleh dicampur-adukkan dengan ketakutan akan dosa, yang penting adalah menerima Roh dari Yesus yang bagaikan anggur yang memabukkan, membebaskan kita dari norma-norma yang sudah ada dan dari kesempitan pengetahuan dan kebijakan kita.

Air berubah menjadi anggur (Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya – Yoh 2:9) : Yesus datang ke dalam rumah kita untuk menguduskan kehidupan kita sehari-hari – dalam segala rutinitas dan tugas-tugas kita. Dengan demikian, Yesus menampakkan kemuliaan-Nya kepada mereka yang mulai menemukan Dia. Maria membawa rahmat kepada Yohanes Pembaptis (Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus - Luk 1:41) ; sekali lagi Maria juga turun tangan untuk mempercepat dimulainya pewartaan kabar gembira. Maria tidak akan berbicara lagi dalam injil, dan ucapannya yang terakhir adalah : Lakukanlah apa yang Ia perintahkan (Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu! – Yoh 2:5).

(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: