By John A. Hardon S.J.
Salah satu pengalaman tak terlupakan yang saya alami adalah sebuah pengalaman dengan Medali Wasiat yang merubah hidup saya.
Waktu itu musim semi pada tahun 1948, setahun setelah pentahbisan saya. Dalam bulan October tahun itu, seorang imam Vincentius datang untuk berbincang-bincang dengan kami imam-imam muda dari ordo Jesuit. Dia menyarankan kepada kami untuk ikut bergabung menjadi anggota Kelompok Medali Wasiat. Di antaranya, dia mengatakan : “Pastor, Medali Wasiat sungguh-sungguh bekerja. Mukjizat oleh Bunda Maria betul-betul terjadi melalui Medali Wasiat ini.”
Saya tidak tertarik dengan apa yang diceritakan oleh imam Vincentius itu, saya bukan tipe orang yang suka memakai medali dan saya juga tidak mempunyai Medali Wasiat, tetapi saya berpikir, “saya tidak mengeluarkan uang sepeserpun, jadi saya menanda-tangani brosur dari imam Vincentius itu, dengan rumusan bahasa latin, dan dua minggu kemudian saya menjadi anggota, dan setelah itu melupakannya.”
Dalam bulan Februari setahun kemudian, saya ditugaskan untuk membantu para imam di rumah sakit Santo Alexis di Cleveland, Ohio. Saya berada di sana selama dua minggu untuk membantu. Tiap pagi, saya menerima daftar pasien yang masuk ke rumah sakit hari itu. Banyak sekali pasien yang beragama Katholik, sehingga saya tidak dapat mengunjungi mereka satu persatu sewaktu mereka masuk.
Di antara pasien itu ada seorang anak laki-laki yang berumur 9 tahun, dia bermain kereta salju dan sewaktu menuruni bukit, dia kehilangan keseimbangan dan kepalanya membentur pohon. Dia gegar otak dan hasil sinar-X menunjukkan bahwa dia mengalami kerusakan otak yang sangat serius.
Sewaktu saya mengunjunginya di kamar rumah sakit, dia sudah berada dalam keadaan koma selama 10 hari, tidak bisa bicara, tubuhnya juga tidak bisa bergerak sedikitpun. Pertanyaannya adalah, bisakah dia kembali hidup normal ?
Setelah memberkatinya dan menghibur orang tuanya, saya mau meninggalkan mereka, tetapi kemudian timbul dalam pikiran saya : “Seorang imam Vincentius pernah mengatakan bahwa Medali Wasiat sungguh-sungguh bekerja. Sekarang waktunya untuk membuktikan daya mukjizatnya.”
Saya sendiri tidak mempunyai Medali Wasiat, dan setiap orang yang saya mintai di rumah sakit itu mereka juga tidak punya. Saya berusaha terus dan akhirnya ada seorang perawat jaga dapat menemukan sebuah Medali Wasiat.
Saya harus memberkati Medali Wasiat itu dan menggantungkan di leher anak itu dengan suatu pita atau rantai. Akhirnya perawat itu menemukan pita biru untuk medali itu. Kelihatannya lucu apa yang saya lakukan dengan pita itu dan Medali Wasiat.
Akhirnya, saya memberkati medali itu dan sang ayah memegang brosur untuk menjadi anggotanya. Saya lalu melanjutkan dengan doa berkat saya. Lalu apa yang terjadi, segera setelah selesai berdoa dan menjadikan anak itu menjadi kelompok Medali Wasiat, anak itu lalu membuka matanya untuk pertama kali dalam sepuluh hari. Anak itu mulai melihat ibunya dan berkata : “Mami, saya ingin es krim.”
Selama ini anak itu hanya mendapat makanan dari infus saja. Dia mulai berbicara dengan ayah dan ibunya, dan setelah beberapa saat, seorang dokter dipanggil, lalu dokter itu memeriksa anak itu dan mengatakan bahwa anak itu sudah boleh makan.
Keesokan harinya, bermacam-macam tes dilakukan untuk mengetahui kondisi anak itu. Suatu tes dengan sinar-X menunjukkan bahwa kerusakan otak telah hilang, kemudian tes-tes lainpun dilakukan. Setelah tiga hari dites, anak itu boleh meninggalkan rumah sakit.
Pengalaman ini merubah seluruh hidup saya, saya menjadi lebih punya kepercayaan pada Tuhan, kepercayaan akan kuasa Tuhan untuk melakukan mukjizat bertambah luar biasa.
Setelah itu, tentu saja saya selalu menganjurkan untuk berdevosi kepada Bunda Maria melalui pemakaian Medali Wasiat. Keajaiban yang dia lakukan sungguh luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar