3/16/2009

NAAMAN DISEMBUHKAN DARI SAKIT KUSTA


Naaman, panglima raja Aram, adalah seorang terpandang di hadapan tuannya dan sangat disayangi, sebab oleh dia TUHAN telah memberikan kemenangan kepada orang Aram. Tetapi orang itu, seorang pahlawan tentara, sakit kusta ( 2 Raj 5:1). Penyembuhan Naaman mendapat tempat yang istimewa dari antara mukjizat Elisa. Di sini kita dapat dengan mudah menemukan suatu gambaran awal dari permandian yang membersihkan kita dari dosa.

Walaupun Naaman seorang Jenderal yang terbesar, ia tak mampu berbuat apa-apa dengan kusta yang dideritanya. Ia ingin disembuhkan, menanggalkan kulitnya yang kotor dan harapan itu diberikan kepadanya : mukjizat-mukjizat semacam ini terjadi di Israel.

Orang Aram pernah keluar bergerombolan dan membawa tertawan seorang anak perempuan dari negeri Israel. Ia menjadi pelayan pada isteri Naaman. Berkatalah gadis itu kepada nyonyanya: "Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya." (2 Raj 5:2-3). Semuanya bermula dari kata-kata seorang gadis, pelayan Naaman. Kabar Gembira tidak hanya disampaikan dan disebar-luaskan melalui pekerjaan dari rasul-rasul yang besar, tetapi dengan cara yang sama seperti pelayan isteri Naaman, orang beriman (believer) sekarang mempunyai banyak kesempatan untuk menyatakan sesuatu atau melakukan sesuatu yang akan membawa banyak kebaikan dan mengarahkan mereka yang mencari kesembuhan kepada “israel”, kepada Gereja. Dalam Kitab Suci, Yesus lebih menyukai penyembuhan orang asing ini dari pada semua penderita kusta di Israel, sebagai tanda bahwa Allah memperhatikan setiap orang dan tidak hanya mereka yang secara resmi (Officially) beriman (Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." - Luk 4:27).

Elisa menyuruh seorang suruhan kepadanya mengatakan: "Pergilah mandi tujuh kali dalam sungai Yordan, maka tubuhmu akan pulih kembali, sehingga engkau menjadi tahir." – (2 Raj 5:10). Untuk sang nabi, jendral yang besar ini tidak lebih dari orang lain. Ia tidak mendapatkan hak-hak istimewa, juga tidak mendapatkan perhatian yang khusus melalui suatu konsultasi pribadi. Karena ia tidak turun dari keretanya, Elisa tidak keluar untuk menyalaminya.

Tetapi pergilah Naaman dengan gusar sambil berkata: "Aku sangka bahwa setidak-tidaknya ia datang ke luar dan berdiri memanggil nama TUHAN, Allahnya, lalu menggerak-gerakkan tangannya di atas tempat penyakit itu dan dengan demikian menyembuhkan penyakit kustaku! ( 2 Raj 5:11). Naaman mengharapkan sesuatu yang “ajaib”, suatu gerak atau kata-kata yang penuh dengan kekuatan ilahi. Padahal, penyembuhannya terjadi melalui kontak biasa dengan air yang mengalir melewati tanah Allah, Israel adalah suatu negara kecil, tetapi kekayaan-kekayaan Allah tersembunyi di sana.

Tetapi pegawai-pegawainya datang mendekat serta berkata kepadanya: "Bapak, seandainya nabi itu menyuruh perkara yang sukar kepadamu, bukankah bapak akan melakukannya? Apalagi sekarang, ia hanya berkata kepadamu: Mandilah dan engkau akan menjadi tahir (2 Raj 5:13). Apabila nabi telah memerintahkan sesuatu yang sulit, apakah engkau tidak melakukannya ? Orang-orang suka mengharapkan keajaiban-keajaiban, padahal ia hanya meminta suatu ketaatan sederhana pada suatu perintah. Yesus juga mengikuti cara yang sama, memberikan perintah yang harus kita ikuti, kita tidak perlu melakukan sesuatu untuk mencapai hal-hal yang luar biasa, melainkan apa yang Allah minta. (Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, anakmu hidup!" Orang itu percaya akan perkataan yang dikatakan Yesus kepadanya, lalu pergi. Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup – Yoh 4:50-51). Kita sering kehilangan kerajaan-Nya karena kita ingin melakukan hal-hal besar dari pada melakukan hal-hal sederhana yang diminta Allah.

Maka turunlah ia membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan, sesuai dengan perkataan abdi Allah itu. Lalu pulihlah tubuhnya kembali seperti tubuh seorang anak dan ia menjadi tahir (2 Raj 5:14). Penyembuhan adalah suatu karunia, harta benda yang menakjubkan yang dibawa Naaman bersamanya tidak berguna. Tuhanlah yang memberi, Ia tidak meminta dan tidak menginginkan kita membayar pada-Nya. Yang diminta-Nya adalah bila kita menemukan cinta-Nya yang Maharahim, kita membalas cinta-Nya itu.

Dan kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam perkara yang berikut: Apabila tuanku masuk ke kuil Rimon untuk sujud menyembah di sana, dan aku menjadi pengapitnya, sehingga aku harus ikut sujud menyembah dalam kuil Rimon itu, kiranya TUHAN mengampuni hambamu ini dalam hal itu." (2 Raj 5:18). Sekarang Naaman tahu bahwa tiada Allah selain Allah orang Israel. Tetapi ia tak dapat meninggalkan dunia di mana dia hidup, di mana allah-allah lain disembah. Jawaban Elisa menunjukkan bahwa Allah “memahami” keadaannya tersebut (Maka berkatalah Elisa kepadanya: "Pergilah dengan selamat!" Setelah Naaman berjalan tidak berapa jauh dari padanya – 2 Raj 5:19).

Pemahaman yang sama terhadap orang-orang yang berkehendak baik yang menganut agama-agama lain terdapat dalam beberapa teks di Kitab Kejadian dan Keluaran yang secara pasti ditulis oleh nabi-nabi dari kelompok yang sama dengan Elisa (Lalu berfirmanlah Allah kepadanya dalam mimpi: "Aku tahu juga, bahwa engkau telah melakukan hal itu dengan hati yang tulus, maka Aku pun telah mencegah engkau untuk berbuat dosa terhadap Aku; sebab itu Aku tidak membiarkan engkau menjamah dia - Kej 20:6).

Naaman mewakili orang yang berkehendak baik yang ditimpa suatu penyakit yang tak dapat disembuhkan, yaitu dosa, yang datang ke Gereja meminta kesembuhan. Ia datang ke Gereja dari jauh karena ia tahu, bahwa di sana ada sumber kehidupan yang tersembunyi di dalamnya. Air permandian tidak bekerja sendiri, keampuhannya berasal dari kenyataan, bahwa melalui pembaptisan kita bersatu dengan orang-orang beriman pada Kristus, yaitu Gereja.

(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katholik)

Tidak ada komentar: