Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena. (Yoh 19:25). Pada waktu Manusia jatuh, Hawa berada bersama Adam. Sekarang, pada saat pemulihan, yaitu penciptaan kedua, seorang perempuan lain berada bersama Puta Manusia (Sang Insan), yaitu Adam yang kedua.
Maria tidak punya suami lagi maupun putra yang bisa menerima dia, bagi orang-orang Yahudi seorang perempuan yang ditinggal sendirian akan dianggap terkutuk, karena tidak memiliki hak apapun dan tidak ada orang yang membelanya. Yesus menyerahkan Maria, ibu-Nya kepada Yohanes dan menyerahkan juga Yohanes kepada Maria. Yohanes memberi kesaksian, bahwa ia mendengar kedua ungkapan itu (Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: "Ibu, inilah, anakmu!" Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya. – Yoh 19:26-27). Yohanes menulis : Yesus berkata kepada Sang Bunda, dan bukan kepada Bunda-Nya. Perbuatan Yesus ini adalah simbol yang baru. Maria akan menjadi Bunda semua orang beriman.
Dalam perbuatan Yesus yang terakhir ini, yang adalah suatu wasiat sebelum wafat-Nya, Gereja menemukan sesuatu tentang misteri kehidupan Kristen. Orang beriman adalah seorang anggota keluarga rohani, sebagaimana sebuah keluarga, seorang anak membutuhkan seorang ayah dan juga seorang ibu, supaya bisa bertumbuh dengan baik, demikian juga seorang beriman membutuhkan seorang Maria dan Bapa surgawi. Ajaran Gereja ini yang tidak berubah, tidak bermaksud menyetarakan mahluk ciptaan dengan Sang Pencipta.
Tidak tanpa alasan Allah telah memberi kita seorang ibu, adalah suatu kemalangan bagi seorang anak kalau ia tidak pernah mengenal kasih seorang ibu, juga adalah suatu kemalangan bagi seorang beriman apabila agamanya hanya mengungkapkan dirinya dengan istilah-istilah maskulin. Orang beriman yang menyambut Maria ke dalam rumah-Nya seperti yang dilakukan Yohanes, bukanlah seorang fanatik, bukan juga seorang yang suka cekcok tentang iman. Ada suatu kerendahan hati, kegembiraan, kedamaian batin dan ketakwaan sederhana yang menandai orang-orang Katolik yang tahu bagaimana harus membuka pintu hati mereka kepada Maria tanpa harus mengusir Penebus mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar