3/30/2015

YESUS YANG BANGKIT DAN MULIA


Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." (Yoh 20:17). Sebelum kematian-Nya, Yesus tidak menolak perasaan-perasaan dan tindakan-tindakan Maria Magdalena yang penuh antusias. Sekarang tindakan tersebut yang ingin memiliki Gurunya yang tercinta sudah tidak pantas lagi.

Yesus sekarang adalah Dia yang telah bangkit, dan sekalipun Ia membiarkan dapat dilihat oleh murid-murid-Nya selama beberapa hari, murid-Nya harus melepaskan kehadiran fisik Yesus yang sudah membuat mereka betah. Sejak saat itu para pengikut-Nya atau saudara-saudara dan pencinta-pencinta Yesus akan memeluk Dia dengan cara yang rahasia dan lebih mengagumkan, ketika mereka diberi karunia-karunia doa dan iman. Pada saat itu roh yang kontemplatif, yang dilambangkan oleh Maria, boleh menikmati seluruh pribadi Kristus (Baru saja aku meninggalkan mereka, kutemui jantung hatiku; kupegang dan tak kulepaskan dia, sampai kubawa dia ke rumah ibuku, ke kamar orang yang melahirkan aku - Kid 3:4)
Aku belum pergi ke Bapa. Yesus menyatakan keinginan besar yang memenuhi seluruh hidup-Nya. Ia berasal dari Allah dan harus kembali kepada Bapa. Inilah “kasih terbesar di dunia”. Segala kasih yang Yesus tunjukkan kepada kita hanyalah suatu manifestasi dari kasih yang lain, karena Allah Bapa adalah sumber dan tujuan segala kasih itu.
Bukan kebetulan bahwa kata Tuhan sekali lagi diulang tujuh kali, yang terakhir kali oleh Thomas, ("Ya Tuhanku dan Allahku!" – Yoh 20:28) hal ini adalah ungkapan iman Gereja.
Mari kita perhatikan bahwa orang-orang yang telibat dalam peristiwa ini dahulu menyebut Yesus “Guru”, tetapi sekarang Yohanes membuat mereka menyebut-Nya Tuhan. Mengapa ? sejak awal mula Gereja, para orang beriman perlu mencari kata-kata untuk mengungkapkan iman mereka kepada Yesus, Putra Allah. Karena Yesus adalah Putra, Ia bukanlah pribadi yang sama dengan Allah, tetapi Ia satu dengan Allah. Bagaimana mengungkapkan situasi Ilahi ini ?
Dalam Kitab Suci, Allah diberi dua nama : Allah dan Yahweh. Pada waktu itu orang-orang Yahudi sudah tidak lagi menyebut nama Yahweh melainkan menyebut-Nya “Tuhan”, lagi pula dalam Kitab Suci yang berbahasa Yunani yang dipakai oleh para rasul dan Gereja, Yahweh diterjemahkan juga dengan istilah ”Tuhan”. Maka para rasul segera memutuskan mempertahankan istilah Allah apabila berbicara tentang Allah Bapa, dan menggunakan istilah “Tuhan” bagi Yesus, sehingga ditegaskan bahwa Yesus setara dengan Bapa.
Penampakan-penampakan Yesus yang telah bangkit kepada para murid-Nya selain membina harapan dan menjadikan mereka saksi-saksi yang layak tentang kebangkitan-Nya, juga diperlukan untuk pembinaan rohani mereka. Murid-murid itu perlu belajar mengenal Yesus tidak hanya lewat panca indera mereka, tetapi juga lewat iman. Demikian pula kita harus belajar mengenal dan mengikuti Yesus dalam terang iman yang diberikan kepada kita, yang meskipun dalam situasi suram pada saat kita mengalami kesepian dan kekeringan, maupun pada saat kita mengalami penghiburan, sehingga kita juga akan menjadi salah satu dari mereka yang terberkati oleh Yesus. Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.” ( Yoh 20:29).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: