9/25/2014

TIGA KALI SALAM MARIA


Betapa akrab dan manisnya nada kata-kata itu di telinga kita semua, “O Maria, dengan kesucian dan kemuliaanmu, buatlah tubuhku bersih dan jiwaku suci.”
Bahwa kalimat tersebut memberikan banyak efek dan keyakinan atas kehadiran Bunda Maria dalam hati kita, dan betapa manis serta banyak pengaruh yang baik bila kita sanggup mempertahankannya terus menerus.
Banyak cerita yang kita dengar bagaimana orang-orang dibawa kembali kepada kehidupan yang baik setelah bertahun-tahun hidup dalam dosa, dan bagaimana dengan sebuah keyakinan yang ‘aneh’ tetap bertahan di tengah-tengah kehidupan dosa dengan satu kebiasaan berdoa ‘Tiga Kali Salam Maria’ yang setiap kali diakhiri oleh kalimat “O Maria, dengan kesucian dan kemuliaanmu, buatlah tubuhku bersih dan jiwaku suci.”
Mendiang Pastor Ryan, admistrator Wagga Wagga, suka menceritakan kejadian berikut ini yang terjadi di kala beliau masih seorang pastor muda di Temora.
Pada suatu senja setelah minum teh, ada perasaan yang mendorongnya untuk pergi ke gereja, untuk melihat barangkali ada orang yang membutuhkan bantuannya. Ketika sampai di pintu masuk gereja, ia melihat ada seorang pria yang duduk di belakang gereja, kemudian ia menyapa pria itu dan mengajaknya berbincang-bincang.
Kemudian diketahuinya bahwa pria tersebut telah bertahun-tahun lamanya tidak datang ke tempat pengakuan dosa. Menimbang atas dorongan serta janji-janji Pastor Ryan untuk menolong, maka pria itupun segera masuk ke tempat pengakuan dosa.
Sebelum berpisah, Pastor Ryan bertanya kepadanya tentang kesetiaan apakah yang telah dianutnya, sehingga ia dapat meraih anugerah yang baru saja didapatnya. Pria tersebut, yang bermata-pencaharian sebagai seorang penangkap ikan mengatakan, bahwa ketika pertama kali ia mulai pekerjaannya yang berbahaya itu, ibunya memintanya berjanji untuk selalu mengucapkan doa ‘Tiga Kali Salam Maria’ setiap hari, dan ternyata ia setia mengucapkan doa tersebut dan tidak pernah meninggalkannya.
Pastor Ryan dan pria tersebut berpisah, dengan janji untuk bertemu lagi di sisi altar keesokan harinya. Tetapi sewaktu pria itu berjalan pulang, ia tertabrak oleh sebuah kereta api dan meninggal dunia.
Oleh kesetiaannya berlatih secara sederhana untuk mengucapkan doa ‘Tiga Kali Salam Maria’ setiap hari, Bunda Maria telah membimbingnya ke pengakuan di tengah perjalanan pulangnya.
(Sumber : Mater Dei – Majalah Ave Maria)

1 komentar:

Renungan mengatakan...

Saudaraku banyak manusia yang padamulanya menggebugebu melayani Tuhan dan sesama,tetapi diujung hidupnya justru terjadi krisis iman yang berujung menjadi manusia yang tidak percaya,maka salah satu doa agung yang membuat kita tetap beriman adalah doa Salam Maria,yang notaben salam malaikat Gabriel dan santa elisabet.suatu doa yang benar benar alkitabiah,diakhiri dengan doa Gereja "Santa Maria Bunda Allah ,doakanlah kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati, Amin" supaya kita beriman sampai ajal tiba dan selamat.Apakah kita bisa meninggikan diri kita? kalau malaikat Gabriel saja hormat pada Maria tetapi yang mengaku pengikut Kristus justru menghina Dia? Bagaimana perasaan Kristus bila pengikutnya tidak hormat pada ibuNya,bukankah seorang penjahat saja marah bila ibunya dihina? Tanks atas blog anda.