1/23/2013

PENANGKAPAN IKAN YANG AJAIB

Yesus ingin naik ke dalam perahu Petrus, dan Petrus rela mempersilahkan Yesus naik. Yesus bahkan meminta lagi, meskipun banyak orang bersedia membantu Dia, Ia mencari mereka yang bersedia membaktikan diri secara total kepada pekerjaan-Nya. Ada banyak para pendengar, tetapi Ia membutuhkan para rasul.


Mukjizat-mukjizat adalah cara lain Yesus mengajar. Mukjizat yang diberitakan di sini adalah sabda Allah untuk rasul-rasul masa depan. Ia berkata kepada kita semua : "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." (Luk 5 : 4), agar kita pergi ke “tempat yang dalam” dan menebarkan jala untuk menangkap “ikan”, yaitu pergi mewartakan Injil, membawa kabar sukacita tentang karya keselamatan Yesus, supaya semua orang menjadi percaya akan Dia, bahwa Yesus telah menebus kita semua dari dosa dan maut.
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.(Luk 5 : 5). Meskipun Simon adalah nelayan ulung dan sudah banyak pengalaman, namun karena “perintah” Yesus, dia melakukannya juga untuk menebarkan jala, apa yang dilakukan oleh Simon adalah hanya semata-mata menurut saja, yaitu taat perintah-Nya.
Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. (Luk 5 : 6). Karena taat, dan dengan penuh iman, hasil yang diberikan Yesus, bukan hanya satu perahu saja, malahan dua perahu penuh ikan. (Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. - Luk 5 : 7)
Ketika Simon Petrus melihat hal itu ia pun tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tinggalkan aku, Tuhan, karena aku seorang berdosa” (Luk 5 : 8)
Itulah ketakutan seseorang yang menemukan bahwa Allah telah memasuki kehidupan batiniahnya, inilah tindakan iman yang pertama akan ke-Ilahi-an Yesus. Namun demikian, begitulah Yesus memanggil para pendosa untuk menyelamatkan pendosa-pendosa lainnya.
Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus (Luk 5 : 11)
Setelah meninggalkan segala sesuatu mereka mengikuti Dia, memang tidak banyak barang-barang yang mereka miliki, tetapi itulah seluruh hidup mereka, pekerjaan, keluarga dan seluruh masa lampau mereka sebagai seorang nelayan.
Rasul berarti diutus (Kristus), adalah Dia yang memilih rasul-rasul-Nya dan mengutus mereka atas nama-Nya. Di manakah Ia akan menemukan seseorang yang harus diutus kalau bukan dari antara mereka yang mau bekerja sama dengan Dia ?
Seseorang mulai menjadi rasul, atau sekurang-kurangnya bekerja sama dengan Kristus, apabila dia mulai mencari “sesuatu yang melebihi” dari pada hanya melakukan perbuatan baik bagi kelompok atau parokinya saja, artinya tidak hanya demi kepentingan kelompoknya saja. Seseorang dapat menjadi rasul apabila dia merasa bertanggung jawab atas umat manusia, sebagai penjala manusia.
Di sini Lukas mungkin telah menggabungkan dua peristiwa yang berbeda, yaitu panggilan para rasul yang secara singkat disajikan dalam Markus 1 : 16 (Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan) dengan penangkapan ikan yang ajaib.
Yohanes juga menceritakan mukjizat penangkapan ikan yang ajaib (Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. Yoh 21 : 6), tetapi Yohanes menempatkan cerita ini sesudah kebangkitan Yesus. Kita tentu mempunyai alasan untuk berpikir, bahwa ada peristiwa mukjizat yang sama dengan penempatan cerita yang berbeda, tetapi bagi Yohanes rasanya lebih cocok kalau ia menggabungkannnya dengan peristiwa penampakan Yesus yang bangkit kepada para rasul yang terjadi di kemudian hari di tempat yang sama.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: