Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. (Luk 4:1-2).
Dalam sejarah sekuler, orang hanya berpartisipasi bersama dan bertahan bersama-sama orang lain. Sejarah suci memaparkan hal-hal dari perspektif yang lain, rencana Allah yang dinyatakan kepada manusia terhalang oleh siasat-siasat roh jahat yang menggangu, dan orang-orang dipanggil untuk mengambil bagian dalam pergulatan ini yang melebihi rencana mereka. Inilah sebabnya Yesus harus menghadapi si jahat.
Kita berbicara tentang pencobaan, ketika kita merasakan adanya suatu tekanan dan naluri-naluri yang jahat, atau ketika kita merasa ditarik oleh sesuatu untuk melakukan kejahatan karena situasi tertentu. Yesus tidak memiliki naluri jahat seperti kita, tetapi Roh Kudus membimbing-Nya untuk dicobai di padang gurun, ingat bahwa mencoba atau menguji mempunyai makna yang sama, dan di sana Ia merasakan bujukan yang paling kuat dari si jahat yang berusaha membelokkan Dia dari misi-Nya (Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis - Mat 4:1).
Yesus yang dipenuhi Roh Kudus, memulai pelayanan-Nya dengan mengalami suatu ujian yang sangat berat, empat puluh hari lamanya dalam kesendirian total dan puasa. Dalam situasi seperti ini Yesus mengalami kerapuhan-Nya, karena Ia menghadapi suatu lompatan ke dalam yang tak diketahui, Ia baru saja melepaskan kehidupan-Nya di Nazareth dalam penyerahan kepada kehendak Bapa dan memulai suatu misi yang akan membawa-Nya kepada maut beberapa tahun kemudian.
Sang iblis atau sang penuduh berbicara kepada-Nya, demikianlah julukan yang disebut dalam KItab Suci, karena ia selalu mengkritik. Ia juga membawa kita untuk menuduh Allah, dan setelah ia membuat kita jatuh, ia kemudian akan menuduh kita dan berusaha meyakinkan kita, bahwa kejatuhan kita tidak akan diampuni Allah.
Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti." (Luk 4:3). Yesus tahu siapa diri-Nya, tetapi Ia belum menguji kekuasaan-Nya. Bukankah setiap saat Dia dapat mengeluarkan tenaga Ilahi-Nya ketika badan-Nya lemah karena lapar ? bukankah Dia juga dapat turun dari salib untuk menyelamatkan diri-Nya ?
Yesus tidak mau melayani diri sendiri, Ia mempunyai cita-cita yang lebih tinggi dan karena itu iblis membawa Dia ke tempat yang lebih tinggi. Dengan mengenal orang-orang sebagaimana adanya, Yesus dicobai supaya memperlihatkan kepada orang banyak siapa Diri-Nya dan untuk memanipulasi mereka. Ia dicobai untuk berkompromi dan supaya mempergunakan senjata iblis yang tidak menghormati kebenaran maupun kemerdekaan suara hati, karena iblis bisa memberikan kepada mereka apa saja dan kepada siapa saja yang disukainya (Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. – Luk 4:6).
Yesus telah memilih untuk melayani Allah saja, iblis bertanya ‘mengapa Engkau tidak memulai khotbah-Mu dengan suatu yang seru atau melakukan sesuatu yang heboh, seperti menjatuhkan Diri dari tempat yang tinggi ke tengah-tengah orang banyak yang sedang berdoa di kenisah ? tidakkah Engkau percaya, bahwa Allah akan mengerjakan keajaiban bagi-Mu ?’. Saat ini iblis juga mempergunakan kata-kata dalam Kitab Suci di dalam menggoda orang sewaktu membacanya, misalnya seorang dapat berpikir bahwa dengan iman yang kuat, seorang akan selalu sehat dan berhasil. Yesus mengingatkan kita tentang kekeliruan suatu ‘iman’ yang mencoba menyingkirkan salib. Yesus sendiri tidak menuntut mukjzat dari Bapa-Nya untuk menghindari penderitaan karena penghinaan dan penolakan, yang merupakan nasib para utusan Allah, karena ini berarti menantang Allah dengan dalih ‘percaya kepada-Nya’.
Iblis lalu meninggalkan Dia untuk kembali lagi pada kesempatan lain (Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik – Luk 4:13). Di dalam Kisah Sengsara Yesus, iblis mengalihkan kejahatan umat kepada sang Pembebas, yang tidak dapat disesatkan (Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. - Yoh 14:30).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar