3/05/2012

DENGAN KUASA MANAKAH

Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" (Mat 21:23).
Peristiwa itu terjadi di halaman Bait Allah Yerusalem menjelang hari raya Paskah, di mana beberapa orang dari kelompok Sanhedrin (Mahkamah Agama Yahudi), yang terdiri dari para imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan tua-tua, yang mendatangi Yesus dan bertanya tentang kuasa Yesus dalam melakukan hal-hal itu.
Maksud mereka bukan ajaran-Nya di Bait Allah yang terjadi sehari sebelumnya, tetapi tindakan-Nya menyucikan Bait Allah yang terjadi sehari sebelumnya. Mereka mempermasalahkan, apa hak-Nya Yesus, sehingga Dia berani menjungkir-balikkan dagangan di halaman Bait Allah? , artinya Yesus melarang orang-orang menggunakan halaman Bait Allah sebagai tempat untuk berdagang. Tentunya yang berdagang di halaman Bait Allah adalah orang-orangnya para Imam, karena merekalah yang berkuasa atas Bait Allah, dan dengan demikian mereka mendapat tambahan “penghasilan” dari dagangan, penukaran uang, dsb. Biasanya ada “penjaga” Bait Allah yang ditempatkan di sana untuk menjaga kesucian Bait Allah. Karena itu mereka mempertanyakan, siapa yang memberi kuasa kepada Yesus sehingga Ia melakukan hal-hal itu? Yesus secara hierarki tidak punya jabatan apa-apa dalam area bangunan Bait Allah itu.
Tindakan Yesus itu dikenali sebagai tindakan penggenapan nubuat dalam zaman Perjanjian Lama, untuk memperteguh ucapan seorang nabi, supaya dimengerti oleh orang-orang sekitarnya, dan mengenali siapa Yesus itu.
Yesus memprotes, karena tujuan orang-orang datang ke Bait Allah adalah untuk beribadah, tetapi terhalangi oleh pedagang-pedagang di situ, dalam Yesaya 56:7 dikatakan "sebab rumahKu akan disebut rumah doa bagi segala bangsa". Orang yang bukan Yahudi dilarang memasuki ruang yang di dalam, di halaman luar mereka boleh beribadah (Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani. – Yoh 12:20). Karena itu halaman luar disebut "halaman non-Yahudi". Akan tetapi orang-orang luar ini hampir tidak bisa menggunakan tempat itu untuk beribadah, karena halaman itu dipenuhi dengan pedagang dan barang dagangannya. Seorang nabi dalam Perjanjian Lama telah menubuatkan "Dan tidak akan ada lagi pedagang di rumah TUHAN semesta alam pada waktu itu" (Zak 14:21).
Dengan kuasa apa Yesus melakukan tindakan nubuat itu ? tentu saja dengan kuasa Allah. Tetapi mengapa Yesus tidak menjawab demikian? Karena mereka yang bertanya tidak percaya kepada-Nya. Karena itu Yesus membuat pertanyaan lain untuk mengingatkan mereka akan aktivitas Yohanes Pembaptis, apakah kuasa Yohanes berasal 'dari Surga' (artinya Allah) atau 'dari manusia' supaya mata hati mereka “terbuka”. Tetapi mereka tetap tidak mau menjawab, meskipun mereka tahu dari mana (Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." – Mat 21:27).
Karena itu sesungguhnya mereka juga mengenali Yesus dalam tindakan nubuatan nabi Yesaya dan Zakharia itu, bahwa kuasa Yesus itu dari Allah, tetapi mereka tidak mau mempercayai Yesus, meskipun mereka sudah mengenal Yesus (kuasa-Nya) dari mukjizat yang dilakukan-Nya, yaitu orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, bahkan yg mati dibangkitkan, tetapi hati mereka “degil” (Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? – Mat 21:25). Mereka tidak mau mengakuinya, karena kalau mereka mengakui, mereka akan kehilangan “kekuasaan dan nafkah”. Bila mereka mengenali tindakan Yohanes dari Allah, maka terlebih lagi mereka harus mengenali kuasa Yesus yang melebihi Yohanes. Mereka memilih “mengatakan tidak tahu, maka Yesus pun tidak mau menjawab pertanyaan mereka, karena sesungguhnya mereka tahu jawaban atas pertanyaan Yesus, tetapi mereka menolak untuk mengakuinya.
Zaman sekarang kita juga bisa “mengenali” tindakan Yesus dalam berbagai acara, misalnya dalam Kebangunan Rohani, Misa dan Doa Penyembuhan, devosi-devosi, dsb. Tetapi masih ada banyak orang tetap tidak percaya kepada Yesus, meskipun mereka sudah menyaksikan banyak “tanda” kehadiran Allah, baik kesembuhan maupun pertobatan, pengusiran roh jahat atau kuasa gelap, dsb, bahkan ada juga imam yang masih kurang percaya, apakah betul masih ada mukjizat sekarang ini.
Kalau dahulu Yesus mengusir mereka yang “berdagang atau bercokol” dalam bait Allah dan membuat Bait Allah menjadi penuh dengan dagangan dan menjadi kotor, sehingga  menghalangi orang untuk mendekat kepada Allah, maka Yesus pun juga akan mengusir segala yang bercokol dalam hati kita, yaitu segala dosa-dosa yang menghalangi kita untuk mendekat kepada Allah, dan dosa kita juga menjadi penghalang bagi rahmat Allah, mengapa ? Karena kita adalah bait Roh Kudus (Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? – 1 Kor 6;19), jadi biarkanlah Yesus membersihkan hati kita, menjungkir balikkan dan mencabut segala yang bercokol dalam hati kita, kesombongan, dendam, sakit hati, kebencian, pikiran yang kotor, keserakahan, iri hati, niat yang jahat, dsb (Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. – Mzm 66:18).
Bagaimana sebenarnya kita bisa membiarkan Yesus membersihkan hati kita, yaitu melalui Ekaristi, berdoa, dan membaca Kitab Suci (Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran – 2 Tim 3:16).

-           Aku datang membawa pedang
-           Yesus ditolak di Nazareth
-           Devosi Ekaristi St.Thomas Aquinas

Tidak ada komentar: