1/23/2013

YESUS DITOLAK DI NAZARETH

Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. (Luk 4:14-16).

Yesus kembali ke Nazareth, sambil ditemani beberapa pengikut Yohanes, yang lalu menjadi murid-Nya sendiri (Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. - Yoh 1:35-39) dan Ia juga mengerjakan tanda heran-Nya yang pertama di Kana (Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. - Yoh 2:11). Mukjizat ini menandai permulaan karya pelayanan-Nya. Dari Kapernaum di mana Yesus tinggal dalam rumah Simon dan Andreas, dekat danau, Yesus mulai berkhotbah dalam sinagoga-sinagoga di Galilea (Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan. - Mrk 1:39) dan kata-kata-Nya mengesankan orang banyak karena Ia berkarya dengan kuasa Roh, dalam arti bahwa Ia berbicara dengan penuh kewibawaan dan mukjizat-mukjizat-Nya memperkuat kata-kata-Nya.
Ia mulai mengajar dalam sinagoga-sinagoga, Yesus tidak mulai berkhotbah kepada kerumunan orang yang tidak tahu apa-apa tentang Dia, melainkan selama berbulan-bulan Ia lebih dulu memperkenalkan diri-Nya dalam sinagoga-sinagoga.
DI Israel hanya ada satu Kenisah, yaitu yang di Yerusalem, di mana imam-imam biasa mempersembahkan kurban. Namun di setiap tempat, di mana sekurang-kurangnya sepuluh orang dapat berkumpul, biasanya ada sebuah sinagoga. Di sinagoga itu pada setiap Sabat dirayakan liturgi yang dipimpin oleh anggota jamaat. Jadi cukup mudah untuk mengambil bagian dalam pembacaan Kitab Suci dan komentar atas pembacaan itu. Bagitulah Yesus memperkenalkan diri-Nya dengan mengambil bagian dalam kebaktian Sabat di dalam sinagoga-sinagoga di wilayah tempat tinggal-Nya, daerah Galilea.
Sesudah beberapa waktu, Yesus yang sudah terkenal melanjutkan perjalanan ke Nazareth di mana Ia tidak diterima. Pada bagian ini Lukas menunjukkan mengapa Yesus menarik orang banyak dan mengapa Ia ditolak, khususnya di Nazareth.
Ia menemukan bagian di mana ada tertulis perikop ini berasal dari Yes 61:1-2 (Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung). Nabi Yesaya mengacu kepada misinya sendiri waktu itu, bahwa Allah mengutus dia kepada orang Yahudi di pembuangan untuk memaklumkan bahwa Allah akan segera mengunjungi mereka. Namun demikian kata-kata ini kiranya lebih cocok untuk diterapkan dalam kasus Yesus yang diutus untuk membawa kemerdekaan sejati kepada suatu bangsa yang sedang menantikanNya.
Frase untuk ‘memerdekakan yang tertindas’ tidak ditemukan dalam teks Yesaya, tetapi Lukas mengambilnya dari teks yang lain dari nabi yang sama (Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk - Yes 58:6) dan ia menyelipkannya di sini karena ungkapan memerdekakan, meringkaskan secara lebih tepat dari pada kata-kata lain dari intisari karya Yesus dalam seluruh misi-Nya.
Hari ini terpenuhilah kata-kata nabi ini, bahkan ketika kamu sedang mendengar-Nya (Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya." – Luk 4:21). Yesus telah datang untuk meresmikan suatu abad baru ketika Allah hadir dan memperdamaikan umat-Nya. Setiap lima puluh tahun bangsa Israel merayakan tahun Yubileum dan pada waktu itu utang-utang dihapuskan dan budak-budak dimerdekakan (Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya. - Im 25:10). Atas cara yang sama, tahun belas kasihan dari Tuhan telah mulai. Dengan demikian masa janji-janji dan nubuat sudah berakhir. Allah mulai menunjukkan diri-Nya kepada manusia sebagaimana adanya, Yesus menyatakan (mewahyukan) Bapa dan Bapa menyatakan yang dilakukan-Nya.
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Luk4:18-19). Yesus membawa kemerdekaan sejati kepada setiap orang karena tindakan-tindakan-Nya mendesak setiap kita untuk hidup dalam kebenaran : ’Putra memerdekakan kamu…kebenaran akan memerdekakan kamu…” (dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." - Yoh 8:32). Tentu saja orang-orang Yahudi pertama-tama dan terutama mencari kemerdekaan politik, yang merupakan bagian dari pemerdekaan kemanusiaan secara total. Mengapa Yesus tidak membawanya ? apa Ia hanya tertarik pada ‘jiwa-jiwa’ ?
Sesungguhnya, Perjanjian Lama tidak pernah menjanjikan ‘penyelamatan jiwa-jiwa’ yang kini kadang-kadang mendapat perhatian dari berbagai kelompok. Orang-orang itu berpikir bahwa mereka tengah menyelamatkan jiwa mereka, namun tetap tenang-tenang saja, bahkan buta terhadap perbuatan dosa yang sudah merembet ke dalam kehidupan ekonomi dan sosial.
Perjanjian Lama meramalkan bahwa Yesus akan menjadi Juruselamat bagi umat-Nya dan bangsa-Nya. Kata-kata dan perbuatan-Nya menggugah orang-orang yang sudah tidak berdaya dan merintis jalan bagi kemerdekaan manusia pada segala tingkatan, tetapi semuanya itu seperti bentuk yang tidak serta merta menghasilkan buah. Yesus tidak mempunyai keinginan untuk bergabung dengan kelompok fanatik dan menggunakan kekerasan di tengah bangsa-Nya (seperti yang dilakukan orang-orang Roma terhadap mereka) untuk memperoleh kedaulatan nasional. Ia sedang memberi kesaksian pada kebenaran dan meletakkan dasar bagi semua gerakan pemerdekaan di masa yang akan datang.
Atas cara yang sama, dewasa ini jika ada penginjilan yang benar, maka terlihatlah tidakan-tindakan yang memerdekakan dan muncullah orang-orang yang merdeka, yang sanggup memerdekakan orang lain.
Kemudian Lukas menjelaskan mengapa orang Nazareth menolak Yesus.
Pertama, karena kesombongan mereka, kita dengan mudah terpukau oleh seorang asing, tetapi dengan sengit kita menolak apabila salah seorang dari kita bisa tampil sebagai seorang guru, bukankah Dia ini putra Yusuf ? (Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: "Bukankah Ia ini anak Yusuf?" – Luk 4:22).
Kedua, karena sifat ingat diri mereka, mereka tidak setuju kalau berkat Allah dibagi-bagikan dengan orang lain. Maka Yesus mengingatkan mereka bahwa nabi-nabi zaman dulu tidak membatasi perhatian mereka pada orang-orang sebangsa saja (Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." – Luk 4:27).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
-       Tahun yobel

Tidak ada komentar: