6/23/2008

KEMBALI

Harian The New York Post memuat kisah sekelompok anak-anak muda yang bepergian dengan bis pada suatu perjalanan liburan menuju Fort Lauderdale, Florida. Tak lama setelah berangkat, mereka melihat sorang laki-laki setengah baya berkulit gelap dengan berpakaian kotor dan buruk, tampak amat kebingungan ketika ia duduk membungkuk di tempat duduknya sambil kepalanya terkulai.
Ketika bis itu berhenti di sebuah kedai kopi di pinggir jalan, semua orang turun kecuali Vingo, begitulah anak-anak muda itu menyebutnya.
Anak-anak itu mulai tertarik padanya dan ingin tahu dia berasal dari mana, kemana tujuannya. Akhirnya, salah seorang berusaha duduk di dekatnya dan berkata, “Kami akan ke Florida. Apakah anda mau coca-cola?” Orang itu menerima dan menengguknya sambil berkata, “Terima kasih”.
Setelah beberapa saat, ia mulai bercerita mengenai kisahnya. Ia berada di penjara New York selama 4 tahun. “Waktu itu di sana, aku menulis kepada isteriku dan mengatakan bahwa aku akan berada di tempat yang jauh untuk waktu yang lama dan jika ia tidak dapat menerima keadaan ini, biarlah ia melupakan diriku saja. Aku berkata kepadanya, janganlah menulis atau berbuat sesuatu. Dan ia tidak menulis surat untuk selama tiga setengah tahun ini."
Kemudian ia menambahkan, “Isteriku adalah seorang wanita yang hebat, sungguh-sungguh baik, sungguh-sungguh luar biasa”.
Dan sekarang, kamu akan pulang dan tidak mengetahui apakah dapat berharap ?” tanya gadis di sebelahnya.
Yah, begitulah, akhir minggu yang lalu ketika masa pembebasan percobaanku datang, aku menulis kepadanya lagi. Aku berkata bahwa aku akan pulang dengan bis. Kalau kamu tiba di Jacksonville, di mana kami tinggal, ada sebuah pohon Oak yang besar sekali. Aku berkata kepada isteriku, bahwa jika ia menerima aku kembali, ia dapat mengikat pita kuning di pohon tersebut dan aku akan turun dari bis dan pulang. Tapi, jika ia tidak menghendaki diriku lagi, supaya melupakannya saja; jangan memasang pita apapun dan aku akan melanjutkan perjalananku”.
Gadis itu menceritakan kepada teman-temannya yang lain dan segera mereka semuanya terlibat, memandangi foto isteri Vingo dan anak-anak mereka dan semuanya makin tertarik dan gugup ketika mendekati kota Jacksonville.
Suasana menjadi hening di dalam bis, wajah Vingo tegang. Tiba-tiba semua anak muda itu berdiri dari tempat duduk mereka, mereka berteriak, menjerit, menangis dan menari-nari. Semuanya, kecuali Vingo. Ia hanya duduk tertegun di sana memandangi pohon Oak itu. Seluruh pohon itu tertutup dengan pita kuning, entah 20 atau 30. Pohon Oak itu berubah menjadi panji-panji selamat datang.
Ketika anak-anak muda itu berteriak, Vingo bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju ke depan bis, tersenyum kembali kepada anak-anak muda temannya sambil berlinang air mata, dan turun dari bis berjalan menuju kembali kepada keluarganya.

Tidak ada komentar: