Aku dapat melewatkan beberapa hari dengan penuh ketenangan dalam liburanku secara pribadi di tengah-tengah devosi pada Hati Maha Kudus di Paray le Monial di Perancis.
Pada hari terakhir dari masa liburanku, aku sekali lagi mendapat kesempatan untuk mempersembahkan Misa di kapel tempat terjadinya penampakan. Sesaat sebelum misa di mulai, ada empat orang pastor berkebangsaan Swiss yang hanya lewat dan mampir di situ, datang ke sakristi untuk konselebrasi. Aku bertanya apakah salah seorang dari mereka mau berkhotbah, pertama-tama mereka menolak, tetapi kemudian salah seorang dari mereka berkata : “Ya, mungkin aku dapat bercerita tentang pengalaman Jumat Pertama yang sangat berkesan dan menyentuh hatiku”.
Demikianlah kami berkonselebrasi Misa Kudus, dan setelah bacaan Injil, Imam Swiss itu, seorang pastor dari Zurich bercerita sebagai berikut dalam khotbahnya.
Ini terjadi lebih dari 20 tahun yang lalu, ketika aku masih menjadi pastor pembantu dan sedang mempersiapkan ekskursi pramuka. Di dalam kebiasaanku, aku selalu membawa serta “minyak suci”. Dalam perjalanan, kami mendengar bahwa ada peziarah Marian yang besar jumlahnya, melewati perbatasan Italia. Kami memutuskan untuk bergabung, lalu salah seorang pramuka berkata, bahwa ia tidak punya kartu pengenal, tetapi aku berkata : “Karena aku seorang imam dan ini adalah kelompok pribadi, maka kita mungkin dapat mengatasi hal ini”.
Ketika kami sampai di perbatasan, dengan kecewa kami harus kembali, kami kurang beruntung, meskipun aku telah berbicara dengan petugas perbatasan selama hampir setengah jam, tetapi tak ada hasilnya.
Pada saat kami dalam perjalanan kembali dan ketika kami belum jauh, kami melihat kecelakaan mobil yang parah, seorang pemuda terbaring di tanah dan terluka parah. Aku lalu bergegas menuju kepadanya untuk melihat keadaannya, dan ketika melihat kondisinya yang kritis, aku segera memberikan absolusi dan meminyaki dia, beberapa menit kemudian ia meninggal.
Tak lama kemudian ada seorang dokter yang datang dari kota yang dekat dengan lokasi kecelakaan, rupanya ia kenal dengan pemuda yang mengalami kecelakaan dan meninggal itu, dokter itu lalu berkata : “Aku, seorang dokter yang tinggal hanya beberapa meter dari rumahnya datang terlambat, tetapi anda, seorang imam yang datang dari jauh tepat saat dia membutuhkan segala sesuatunya, yaitu sakramen perminyakan”. Sesungguhnya Tuhan mempunyai rencana yang lain ketika kami ditolak dan harus kembali, rupanya aku harus memberi sakramen perminyakan kepada pemuda itu pada saat yang tepat dan kritis itu, inilah kehendak Tuhan. Ibu si pemuda yang meninggal itu memberi kesaksian, bahwa anaknya selalu setia mengikuti sembilan kali Misa Jumat Pertama.
Itulah kesaksian imam dari Swiss itu. Bagiku pribadi, ini adalah sebuah hadiah perpisahan yang istimewa dari Hati Maha Kudus, dan sebuah insentif baru untuk mempromosikan devosi sembilan kali Misa Jumat Pertama, juga suatu pengukuhan yang hebat, bahwa Yesus memegang janji-Nya, yaitu bahwa semua orang yang mengikuti Misa Jumat Pertama sembilan kali tidak akan mati tanpa sakramen peminyakan pada saat terakhir hidup mereka. HATI ILAHI-Nya akan menjadi tempat perlindungan yang aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar