10/14/2008

PEDOMAN PRAKTIS UNTUK LECTIO DIVINA

1. Pilihlah tempat yang tenang, suatu tempat di mana anda setiap hari melewatkan kebiasaan anda untuk membaca. Bawalah serta Kitab Suci, pilihlah satu bagian yang paling menarik dari Perjanjian Baru atau Perjanjian Lama untuk anda, paling tidak dalam minggu-minggu permulaan.

2. Duduklah dalam posisi relaks dan tenang. Bawalah buku catatan, notes atau agenda. Jika anda cenderung untuk banyak menulis, mungkin lebih baik kalau anda duduk di kursi atau di bangku.

3. Jika anda merasakan perasaan damai yang mendalam, berarti anda siap untuk mulai, tetapi jika anda diliputi perasaan gelisah atau resah, menit-menit pertama mungkin menenangkan anda atau mungkin juga tidak. Labih aman untuk memulainya dengan suatu latihan pernafasan dan relaksasi. Penggunaan nama kudus Yesus untuk dua atau tiga menit dalam latihan pernafasan adalah suatu persiapan yang menyenangkan untuk lectio divina.

4. Jika anda merasa sudah agak tenang dan bisa memusatkan perhatian pada teks, mulailah membaca bagian yang anda pilih. Jika anda sebelumnya telah membaca suatu paragraf beberapa kali, anda sudah mengetahui intisarinya. Sebagai konsekwensinya, anda tentu sekarang dapat meresapkannya dengan perlahan-lahan, kalimat demi kalimat, kata demi kata. Tetapi jika bagian bacaan itu baru bagi anda, anda mungkin lebih suka mengamatinya untuk sementara waktu, agar mendapatkan ide ke mana arah bacaan yang bersangkutan. Kemudian kembalilah dan kunyahlah sedikit demi sedikit.

5. Jika anda cenderung untuk membaca dengan suara keras, lakukanlah. Atau mungkin anda lebih senang membaca dalam hati dan menekankan serta mengambil makna kata-kata atau bagian kalimat yang penting, lakukan apapun yang dapat membantu anda berhubungan dengan teks dan buatlah hal itu menjadi yang paling berarti bagi anda. Mungkin anda perlu waktu 10 tahun untuk menyelesaikan Alkitab dengan cara demikian, tetapi semuanya baik, anda tidak sedang pergi ke mana-mana kecuali ke Surga.

6. Taruhlah di keliling pikiran anda satu maksud yang luhur, yaitu mencoba atau merindukan untuk bertemu dengan Allah melalui teks. Jangan berusaha menyelesaikan paragraf atau halaman atau jumlah yang telah ditentukan sebelumnya. Anda membutuhkan suatu pengalaman, bukan jumlah halaman yang banyak. Sikap yang terburu-buru adalah kapak yang merusak metode doa ini.

7. Sebagai contoh, misalnya kita memilih teks bacaan dari permulaan Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus, kita membaca semua bagian teks perlahan-lahan. Kita mungkin berhenti setelah suatu kalimat atau bagian kalimat, mengulanginya satu kali, dua kali, mengecap seluruhnya dan melanjutkannya. Kita mencoba tetap memperhatikan dan menangkap arti dari setiap bagian kalimat dan kata. Kita mungkin mengulangi bagian kalimat dan mungkin kita secara spontan menyisipkan bagian kalimat atau kata kita sendiri, yang pada saat itu merupakan suatu keterangan yang berarti atau komentar bagi diri kita sendiri. Ketika kita mulai mengulangi, mengecap dan menyisipkan teks, kita sedang melaju dari lectio ke meditatio, dan meditatio tersebut akan membawa kita ke dalam oratio.

8. Marilah kita mengambil suatu contoh konkrit dari proses pengulangan, pengecapan dan penyisipan teks ini : Ef 1:9 “Dia telah membuat kita tahu (Dia telah membuka) misteri kehendak-Nya” (Misteri cinta-Nya, kehendak-Nya yaitu cinta-Nya yang mutlak). Lalu kita melanjutkan membaca sampai ke ayat 11 : “... kita dinyatakan sebagai milik Tuhan” (diciptakan setara dengan citra-Nya)

INILAH YANG BEKERJA

Sesuatu terjadi di dalam diriku

Aku diliputi dengan perasaan akan kebaikan dan cinta kasih Allah.

Dari diriku meluaplah kata-kata kegembiraan dan kekaguman.

“AKU MILIK-NYA”

Aku menjadi milik-Mu

Engkau mencitaiku seperti ini ?

Tuhanku, terlalu banyak, terlalu besar

Aku tidak tahu apa yang telah aku lakukan .......

Ya, Engkau menyatakan diriku sebagai milik-Mu, Tuhanku dan Allahku

O Tuhan, Engkau sedang berbicara kepadaku !

Bergantung pada karunia dan intensitas rahmat serta pada gairahku, aku mungkin segera kembali membaca dengan perlahan, atau aku mungkin terlarut untuk 10 menit, 20 menit, atau 1 jam.

Buku terlupakan dan aku ditangkap oleh cinta Tuhan. Tak ada sesuatupun dapat menggantikannya, Aku tak butuh sesuatu yang lain untuk periode doa ini.

9. Jika oratio berhenti secara spontan, dengan tenang dan tenteram kembalilah membuka teks – mengulangi lagi kata-kata dan ungkapan, menyisipkan secara spontan dan tetap terbuka pada sumber doa yang mengalir seperti sebelumnya. Latihan ini dapat dengan mudah membawa kita tanpa merasa lelah selama 1 atau 2 jam (jika kita mempunyai waktu yang tersedia).

10. Satu doa syukur penutup secara spontan atas anugerah Injil dan anugerah diri Allah sendiri kepada kita adalah suatu cara yang baik untuk mengakhiri periode ini.

Atau kita mungkin lebih suka tanpa doa penutup, seolah-olah berkata : “Biarlah doaku atas kehidupan sekarang berlanjut dalam bentuk lain.”

Dan kita pergi sambil membawa kesadaran akan Allah dan cinta-Nya di dalam hati kita dan bahkan di sekeliling pikiran kita selama kita hidup pada jam-jam lain dalam hari kita.

Akhirnya, catatlah di dalam notes atau agenda, teks-teks yang menyentuh anda, sambil menambahkan sepatah atau dua patah ayat kunci yang menunjuk pada isi atau arti yang penting untuk anda.

Sumber : buku - “Don’t You Belong To Me ?” – hal 125-126.

Pertapaan Bunda Pemersatu

GEDONO

Tidak ada komentar: