Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu -- : "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" (Mrk 2:9-11). Dengan mukjizat seorang lumpuh disembuhkan dan diampuni dosanya, Yesus memberikan tiga jawaban sekaligus : kepada orang sakit, kepada teman-temannya, dan kepada orang-orang farisi.
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni! - (Mrk 2:5). Inilah sahabat-sahabat orang lumpuh itu dan Yesus segera mengganjar iman mereka. Tampaknya orang lumpuh itu tidak melakukan lebih dari pada setuju dengan nasihat teman-temannya. Yesus segera mengatakan kepadanya, “dosa-dosamu telah diampuni”.
Perkataan ini mengherankan ! bagaimana Yesus bisa mengampuni dosa-dosanya jika orang tersebut tidak sadar akan dosa apapun, sehingga ia juga tidak bertobat ataupun menantikan pengampunan ? Tentu selama bertahun-tahun di dalam penderitaan penyakitnya, orang itu bertanya kepada diri sendiri, mengapa Allah menyiksa dia dengan penderitaan itu ? (masyarakat waktu itu percaya bahwa penyakit itu adalah suatu siksaan dari Allah). Banyak teks dalam Perjanjian Lama menggaris bawahi hubungan yang kompleks antara dosa dan penyakit. Sering penyakit membuat kita sadar akan keadaan kedosaan kita, dan dari pihak Yesus, Ia tidak mau menyembuhkan kecuali ada pemulihan dengan Allah. Yesus bertindak seperti Allah : Ia memandang kepada orang berdosa, memperbaiki segala luka batin karena dosa dan mengampuninya sebelum melakukan penyembuhan.
Kemudian orang-orang Farisi datang, ketika Yesus mengampuni orang lumpuh, orang-orang sederhana tidak menyadari betapa perkataan Yesus itu menyebabkan sandungan. Mereka tidak mendapat pendidikan keagamaan yang cukup untuk segera menyadari, bahwa hanya Allah saja yang bisa memberi pengampunan. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat merasa telah terjadi skandal (Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" – Mrk 2:6-7), dan kemarahan mereka dapat dipahami karena mereka maupun orang-orang lain dan murid-murid belum mengerti, bahwa Yesus adalah Putera Allah yang sejati. Yesus membungkam mereka : Jika aku menyembuhkan orang sakit dengan cara Allah, tidakkah Aku juga harus mengampuni seperti Allah ? (Mrk 2:10-11).
Yesus menggelisahkan hati mereka yang bertanya, siapakah Dia ? Lebih baik Ia menunjukkan bahwa hanya Dia yang bisa menyelamatkan manusia seutuhnya, jiwa dan raga.
Berbahagialah orang yang diberi jaminan, bahwa dosa-dosanya telah diampuni lewat pandangan dan perkataan Yesus. Allah adalah Dia yang hidup dan mencintai dan kita perlu berjumpa dengan Dia, supaya pengampunan bisa menjadi asli – mata-Nya bertemu dengan mata kita. Oleh karena itu, Allah harus menjadi manusia – Yesus mengampuni dosa-dosa karena Dia adalah Putera Allah (Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. - Yoh 5:27) dan dari Dia kita menerima pengampunan baik dari Allah maupun dari masyarakat dalam komunitas Kristiani.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar