6/05/2009

MALAIKAT RAFAEL DAN KESEMBUHAN TOBIT


Ketika mereka tiba dekat Kaserin yang berhadapan dengan Niniwe, Rafael berkata kepada Tobia, “Engkau tahu keadaan ayahmu ketika kita meninggalkan dia. Biarlah kita berdua duluan untuk mempersiapkan rumah sebelum istrimu, Sara, tiba. Bawalah juga empedu ikan.” Anjingnya juga mengikuti mereka, berjalan di belakang.

Adapun Hana sedang duduk di sana memandang jalan, lewat mana anaknya akan kembali. Ia melihat Tobia dan Rafael datang dari kejauhan, lalu berkata kepada ayah Tobia, “Anak laki-lakimu datang bersama dengan orang yang menemaninya.”

Ketika Tobia dan Rafael masih di jalan tidak begitu jauh dari rumahya, Rafael berkata kepada Tobia, “Aku yakin bahwa ayahmu akan mendapatkan kembali penglihatannya. Gosokkanlah matanya dengan empedu ikan dan kalau ia merasa matanya gatal, ia akan menggosok-gosokkan matanya, maka selaputnya akan terlepas seperti sisik dari matanya, ia akan mendapatkan kembali penglihatannya dan melihat terang.”

Hana berlari menemui Tobia dan memeluk lehernya sambil berkata, “Pada akhirnya aku nelihatmu kembali anakku, Sekarang bolehlah aku mati!” Lalu keduanya mulai menangis.

Tobit juga bangkit berdiri dan sambil berjalan tertatih-tatih sampailah ia ke depan pintu halaman. Tobia berlari kepadanya dengan empedu ikan dalam tangannya. Ia meniup mata ayahnya, memeluknya dan berkata, “Ayah, kuatkan hatimu!” Lalu ia mengoleskan empedu ikan ke mata Tobit. Tobia menunggu, ketika matanya mulai terasa gatal, Tobit lalu menggosok-gosokkan dengan kedua tangannya lalu mengeluarkan selaput dari sudut matanya. Ketika Tobit melihat anaknya, ia memeluk leher Tobia dan mulai menangis. Katanya, “Terpujilah Engkau, Ya Allah, Terpujilah Nama-Mu yang kudus selama-lamanya. Terberkatilah malaikat-malaikat-Mu yang kudus. Engkau telah menghukum aku, tetapi Engkau telah menaruh belas kasihan kepadaku dan sekarang aku dapat melihat putraku, Tobia.”

Tobia sangat bahagia, setelah masuk rumah ia menceritakan kepada ayahnya tentang hal-hal penting yang telah terjadi di Media. Ia menceritakan kepada ayahnya tentang akhir yang berhasil dari perjalanannya, bagaimana ia memperoleh uang itu, dan bagaimana ia menikahi Sara, anak perempuan Raguel, yang baru saja memasuki gerbang Niniwe.

Tobit, dengan gembira dan sambil memuji Allah, keluar menemui menantu perempuannya di gerbang Niniwe. Semua orang yang melihat dia berjalan sendiri tanpa dituntun, merasa heran bahwa ia dapat melihat. Tobit lalu menyampaikan kepada mereka, bahwa Allah telah berbelas kasihan kepadanya dan menyembuhkan dirinya. Ia lalu pergi menghampiri Sara dan memberkati dia sambil berkata, “Selamat datang, nak! Terpujilah Alah yang telah membawa engkau kepada kami dan semoga ayahmu dan ibumu juga diberkati.”

Hari itu merupakan hari kegembiraan besar bagi seluruh kaum kerabat Tobit yang tinggal di Niniwe. Ahikar, kepobakan Tobit dan Nadab dari Elimiade juga datang dan pesta pernikahan berlangsung selama satu minggu.

Ketika pesta pernikahan berakhir, Tobit memanggil Tobia, anak laki-lakinya dan berkata kepadanya, “Jangan lupa memberi upah kepada orang yang menemani engkau, dan kita perlu memberi sesuatu lagi sebagai tambahan.” Jawab Tobia, “Apa yang harus aku berikan kepadanya ? Rasanya tidak terlalu banyak kalau aku harus memberikan kepadanya setengah dari apa yang telah aku bawa pulang, karena ia telah mengantar aku kembali dengan selamat. Ia telah menjaga istriku dan ia pulalah yang telah membantu aku memperoleh kembali uang itu, ia pun telah menyembuhkan kebutaanmu.” Orang tua itu berkata, “Jumlah itu kiranya pantas baginya.”

Lalu Tobia memanggil malaikat itu dan berkata kepadanya, “Silahkan ambil setengah dari apa yang telah kau bawa.” Malaikat itu menarik Tobit dan Tobia ke sebuah sudut dan berkata kepada mereka. “Pujilah Allah, kembalikanlah syukur kepada-Nya, wartakanlah kemuliaan-Nya dan panjatkanlah syukur bagi-Nya di hadapan segala mahluk hidup atas semua yang telah dikerjakan-Nya bagimu. Baiklah memuji Allah dan luhurkanlah nama-Nya, dengan memberitakan atas cara yang pantas cerita tentang karya-karya Allah. Jangan berlambat untuk mengucap syukur kepada-Nya. Adalah baik menyembunyikan rahasia para raja, tetapi karya-karya Allah harus diberitakan secara luas. Lakukanlah karya-karya Allah. Lakukanlah yang baik maka kejahatan tidak akan menggangu engkau. Adalah baik menyertai doa dengan puasa, sedekah dan sikap yang adil. Adalah lebih baik melakukan yang sedikit dengan terhormat dari pada banyak dengan ketidak-adilan. Lebih baik memberi sedekah dari pada menimbun harta benda. Sedekah meluputkan kita dari kematian, ia memurnikan kita dari semua dosa. Orang-orang yang memberi sedekah dan bertindak adil akan memiliki usia panjang, tetapi para pendosa hanya menyakiti dirinya sendiri.

Aku tidak akan menyembunyikan sesuatu dari pada-Mu. Ya, telah kukatakan, adalah baik menyembunyikan rahasia para raja, tetapi karya-karya Allah yang mulia harus diberitakan secara luas. Tobit, apabila engkau dan menantu perempuanmu berdoa, aku akan tetap mengingat doamu di hadapan Yang Mahakudus. Ketika engkau, Tobit, menguburkan orang mati, aku menyertai engkau dengan cara yang sama, dan ketika engkau tidak ragu-ragu untuk bangun dan meninggalkan hidanganmu untuk menguburkan orang mati, perbuatan baikmu itu tetap diperhitungkan sebab aku besertamu.

Ya, Allah telah mengutus aku untuk menyembuhkan engkau dan juga menyembuhkan Sara, menantu perempuanmu. Akulah Rafael, salah satu dari tujuh malaikat kudus yang mempersembahkan doa orang-orang kudus dan yang berdiri di hadapan kemuliaan Allah.”

Keduanya gemetar ketakutan, mereka sujud menyembah sampai mukanya ke tanah, karena mereka dipenuhi kegentaran. Tetapi Rafael berkata kepaa mereka, “Jangan takut, damai sertamu ! Pujilah Allah selalu, karena aku tidak datang atas kehendakku sendiri, tetapi karena Allah menghendakinya. Pujilah Dia selama-lamanya. Selama aku tampak padamu aku tidak makan ataupun minum sesuatu, aku hanya kelihatan berbuat demikian. Sekarang pujilah dan bersyukurlah kepada Allah karena aku akan kembali kepada Dia yang telah mengutus aku. Tulislah dalam sebuah kitab semua yang telah terjadi.”

Ia bangkit lalu menghilang. Tobit dan Tobia bangkit berdiri, tetapi Rafael tidak tampak lagi. Mereka lalu memberitakan karya-karya Allah yang besar dan ajaib, dan bagaimana seorang malaikat Tuhan telah tampak kepada mereka.

(Kitab Tobit 11-12)

Tidak ada komentar: