2/24/2009

MENJADI PEMIMPIN, MINUM CAWAN DAN DIBAPTIS


Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan minta kepada-Nya, supaya Yesus mengabulkan suatu permintaan mereka.

Jawab Yesus kepada mereka : "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu (Mrk 10:36). Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu." (Mrk 10, 37)

Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" (Mrk 10, 38)

Meminum cawan dan dibaptis adalah bahasa kiasan untuk menggambarkan penderitaan dan kematian Yesus.

Sebagai jawaban terhadap permohonan kedua bersaudara Yakobus dan Yohanes, Yesus berusaha meyakinkan para pengikut-Nya, bahwa sukses dalam kerajaan-Nya tidak tergantung pada prestise dan kuasa, melainkan dengan mengikuti jalan Yesus, pemimpin mereka.

Apa yang membuat seseorang bisa menjadi pemimpin ? Bagaimana seharusnya sikap seorang pemimpin ? Bagaimana seorang pemimpin bertindak di dalam memimpin dari suatu tim, atau sebagai kepala keluarga ?

Para pemimpin negara bisa tersenyum kepada rakyat yang berkumpul untuk menyaksikan mereka, lalu merangkul seorang anak yang memberi mereka penghormatan, tetapi sebetulnya siapakah yang melayani dan siapa yang dilayani ?

Yesus telah datang melayani dan pelayanan-Nya kepada manusia adalah : Ia mati dengan sukarela (Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. - Flp 2, 8)

Adalah suatu syair dari Lao Tse, seorang filsuf dari Cina mengatakan begini :

“Apa yang pernah dilakukan oleh sungai dan laut sehingga menjadi raja seratus lembah ?

Mereka menempatkan diri di bawah lembah-lembah itu, maka mereka berkuasa di atas seratus lembah

Jika orang kudus ingin berada di atas umatnya

Ia perlu lebih dahulu belajar berbicara dengan rendah hati

Jika ia ingin memimpin umatnya, Ia harus menjadi orang yang terakhir

Itulah caranya orang kudus berada di atas umatnya dan ia tidak membuat mereka menderita

Umatnya dengan senang hati mengangkat dia di atas mereka dan mereka tidak merasa lelah memikul dia

Karena ia tidak berkompetisi dengan siapapun, maka tidak seorangpun bisa berkompetisi dengan dia”

(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katholik)

Tidak ada komentar: