7/24/2015

ULAR TEMBAGA


Mengenai ular tembaga ini, dua pertanyaan yang berbeda sekali bisa diajukan. Yang pertama, apa asal-usul historis dari kisah ini ? Jawaban yang mudah diberi ialah, dekat pertambangan Sinai dihormati seorang dewa pernyembuh dan ular-ular tembaga kecil dipersembahkan sebagai tanda terima kasih.

Kisah-kisah para musafir tentu mengilhami kisah ini. Tetapi pertanyaan yang lebih penting ialah pertanyaan yang kedua, apa yang hendak disampaikan oleh bagian kitab suci ini ?

Umat mengeluh, orang-orang Israel mengeluh sekali lagi. Keluhan ini adalah pemberontakan batin dari mereka yang tidak bersedia berkurban dan tidak mau berusaha untuk menjadi lebih baik, tetapi sebaliknya malahan mempersalahkan orang lain.

Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup. (Bil 21, 8-9).

Suatu perintah yang aneh bagi orang-orang Israel, tetapi ular tembaga itu akan menjadi tanda kenabian. Allah hendak menyembuhkan dosa dengan apa yang diperalat oleh dosa itu sendiri.
Barang siapa memandangnya akan hidup. Ini juga suatu pernyataan kenabian. Para pendosa tidak perlu mengikuti peraturan yang ketat, mereka cukup memandang tanda yang Allah berikan untuk penyembuhan mereka dengan IMAN.
Yesus akan mengatakan, “Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan (di atas kayu salib) supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3, 14).
Kisah tentang ular merupakan salah satu gambaran biblis yang artinya tersembunyi. Umat harus menanti hari ketika Kristus akan menyingkapkan artinya. Hal yang sama terdapat juga dalam kisah Melkisedek (Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi.- Kej 14, 18) dan kisah Yusuf (Kej 37-50)
Hal demikian terjadi juga dalam kehidupan kita, ada kejadian-kejadian di masa lampau kita, yang tidak kita mengerti pada waktu itu, ada juga kejadian-kejadian yang tidak bisa kita mengerti sekarang, dan kita sering bertanya : “Mengapa hal init terjadi pada saya ?” Pada suatu waktu kelak, terang Kristus akan menyingkapkan artinya.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: