Tentara-tentara Kristus yang sejati, orang-orang kontemplatif
dan yang menghayati doa, tidak pernah takut kepada musuh-musuh yang
terang-terangan. Mereka yakin bahwa kekuatan musuh itu tidak sebesar kekuatan
yang diberikan Tuhan kepada mereka. Maka mereka tidak akan pernah lari dari
medan perang.
Yang mereka takuti adalah musuh-musuh yang berbahaya, yaitu
setan-setan yang mengubah diri menjadi malaikat terang. Dari musuh-musuh inilah
mereka selalu mohon untuk dibebaskan. Barulah bila setan-setan itu telah
menimbulkan kerugian besar, mereka dapat mengenali bahwa itulah mereka.
Kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkan setan adalah :
·
Mencoba membujuk kita dengan
mengatakan bahwa anugerah-anugerah yang kita terima berasal dari Allah, padahal
sebenarnya telah dipalsukan oleh
setan. Ini malah justru dapat membawa kebaikan, karena orang akan meluangkan
lebih banyak waktu untuk berdoa, maka orang malah menjadi lebih maju. Ini akan
dilakukan oleh orang-orang yang rendah hati dan yang menyadari, bahwa mereka
tidak layak menerima anugerah-anugerah itu. Mereka hanya mau melayani-Nya,
menyenangkan Dia, dan tinggal dekat pada-Nya dalam doa. Maka setan tidak dapat
menimbulkan kerugian pada mereka.
·
Membuat kita percaya, bahwa kita
memiliki kebajikan-kebajikan yang sebenarnya tidak kita miliki. Jika kita
menerima anugerah-anugerah itu disertai kesadaran, bahwa kita tidak melakukan
apa-apa untuk memperolehnya kecuali menerimanya saja, maka kita aman. Akan
tetapi bila kita menerimanya dengan kesadaran, bahwa kita sudah memberi dan
melayani, maka kita akan merasa Tuhan pantas memberi kita ganjaran. Ini akan
menimbulkan kerugian pada kita, sebab bila demikian, kerendahan hati telah
melemah dan kita lalai mengembangkan kebajikan karena percaya, bahwa kita telah
mencapainya, sehingga kita terjatuh dalam godaan setan ini. Kerugiannya bukan
hanya bagi diri kita sendiri saja, tetapi sesudah kita jatuh dan menimbulkan
lobang di jalan, dan karena kita tidak bangun dan keluar dari lobang itu, maka
mungkin orang-orang lain akan jatuh pada lobang yang sama.
·
Jadi tetaplah rendah hati dan
mengakui, bahwa kita tidak mempunyai kebajikan-kebajikan itu. Seandainya kita
merasa memiliki kebajikan-kebajikan itu, hendaklah kita sadar, bahwa itu hanya
dipinjamkan saja oleh Tuhan. Dia dapat mengambilnya sewaktu-waktu.
·
Di lain pihak, kalau kita benar-benar
mengabdi kepada Tuhan dengan rendah hati, maka pada saatnya Tuhan akan datang
memberikan bantuan yang kita perlukan. Kalau kita tidak kuat dalam kebajikan,
Tuhan akan datang menolong pada saatnya. Hendaknya ini menyadarkan kita, bahwa
kita tidak punya apa-apa kecuali kalau itu diberikan oleh Tuhan.
Bentuk-bentuk godaan-godaan setan lainnya :
·
Membuat kita merasa mempunyai
kebajikan-kebajikan tertentu, misalnya, kesabaran, kemiskinan roh, atau
kemiskinan lahiriah yang disebabkan oleh pengucapan kaul kemiskinan. Yang benar
: orang yang sungguh-sungguh rendah hati akan meragukan kebajikan-kebajikannya
sendiri. Perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut :
- Orang yang menganggap diri miskin : mengapa berusaha mencari keuntungan
yang sebanyak-banyaknya ?
- Orang yang rendah hati : mengapa bila harga diri kita dihina sedikit,
perasaan dan perbuatan kita menunjukkan kehormatan kita telah sangat dihina ?
- Orang yang rendah hati : mengapa bila ada kesempatan untuk mendapat
kehormatan yang lebih besar, kita begitu bernafsu untuk memperolehnya ?
·
Kerendahan hati yang ditanamkan setan
dalam diri kita membuat kita selalu gelisah mengenai besarnya dosa-dosa kita di masa lalu,
sehingga kita merasa tidak layak menyambut komuni, tidak layak untuk berhadapan
dengan Tuhan dalam doa, waktu hadir dalam adorasi merasa tidak tenang karena
tidak pasti apakah sudah mempersiapkan diri dengan baik atau tidak, semua
pelayanan yang dilakukan rasanya tidak berguna, orang meragukan kerahiman
Allah.
Kerendahan hati sejati disertai kedamaian, sukacita, dan ketenangan.
Walaupun benar dia melihat, bahwa dia telah melakukan suatu kejahatan, dia akan
merasa sedih, tetapi tetap disertai kedamaian batin, sukacita, dan rasa syukur
yang tak dapat dihilangkan, karena juga sadar akan kerahiman Allah yang tidak
terbatas. Ini mendorong jiwa untuk mengabdi Allah dengan lebih baik.
Yang perlu dilakukan untuk mengatasi godaan demikian itu ialah : berhenti
memikirkan kehinaan diri sendiri, dan mulai memikirkan kerahiman dan kasih
Allah serta penderitaan-Nya untuk kita. Adalah rahmat yang besar kalau orang
dapat menyadari hal itu sebagai godaan, karena godaan itu akan segera dapat
diatasi.
·
Godaan lain ialah : rasa aman bahwa
kita tidak akan pernah lagi mengulangi kesalahan masa lampau maka lalu kembali
kepada kesenangan duniawi. Orang merasa bahwa “saya sudah tahu semuanya itu,
dan saya tahu bahwa semuanya akan berakhir dan saya akan dapat menikmati
kesenangan-kesenangan yang lebih besar dari perkara-perkara Allah.” Bila godaan
ini ada pada para pemula, maka bahayanya ialah bahwa dia merasa tidak apa-apa
untuk melakukan dosa sekali lagi. Maka godaan ini harus segera dilawan supaya
tidak makin jauh mundur ke belakang.
Cara-cara mengatasi godaan-godaan itu
·
Betapapun tingginya kontemplasi,
harus diakhiri dengan pemeriksaan batin yang jujur dengan tetap menyadari
ketidak-layakan kita untuk menerima segala anugerah itu.
·
Sesudah berhasil menghindari
kejatuhan dalam godaan ataupun sesudah terbebas dari godaan, berlarilah kepada
Bapa yang kekal dan mohon ampun serta perlindungan untuk tidak jatuh lagi dalam
pencobaan-pencobaan.
·
Orang yang mendoakan “Bapa kami” dengan cara seperti yang
sudah diterangkan itu, biasanya tidak akan jatuh dalam godaan setan dengan cara
yang mengejutkan. Artinya, orang biasanya akan berdoa dan waspada, sehingga
tidak akan jatuh dalam bahaya-bahaya atau dosa-dosa yang besar.
(Sumber : Doa Bapa Kami menurut St.Teresa Avila, oleh Sr. Marietta P.Karm, Vacare
Deo IV/XIII/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar