Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Mat 16 : 16-19)
Teks ini mengacu langsung kepada Gereja :
- teks ini mengatakan kepada kita apa dasar Gereja, yaitu iman kepada Yesus, Kristus dan Putra Allah.
- teks ini menyoroti kedudukan Petrus sebagai orang pertama di antara rasul-rasul
- teks ini menyiratkan bahwa Gereja akan selalu membutuhkan seorang pemimpin yang kelihatan. Dialah pengganti Petrus, yaitu Sri Paus.
Sebab bukan manusia yang menyatakan itu
Iman kepada Putra Allah, seperti pengakuan Petrus yang adalah orang pertama di antara para rasul yang mengakuinya, sesungguhnya berasal dari Allah. Iman ini bukanlah suatu pendapat seorang manusia, atau suatu ikatan batin yang sentimental. Iman ini tidak berasal dari darah daging (manusia), suatu ungkapan yang bagi orang-orang Yahudi berarti manusia belaka, apa yang dilakukan dan dimengerti manusia sebagai manusia.. Kata-kata Yesus yang menyapa Petrus, berbahagialah, engkau, Simon, berlaku juga bagi semua orang beriman, karena Bapa di surga telah memilih kita dan telah mengantar kita kepada Kristus (“Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang” - Yoh 6 : 37 & “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman” – Yoh 6 : 44).
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku
Apa yang dikatakan Yesus kepada Petrus, benar juga bagi para penggantinya. Tak seorangpun dapat menyangkal, bahkan dalam Perjanjian Lama, bahwa Allah menginginkan umat-Nya mempunyai seorang pemimpin yang kelihatan. Yerusalem dan bangsa Yahudi telah memiliki pusatnya, yaitu Bait Allah dan raja-raja, putra-putra Daud. Ketika Allah memilih Daud sebagai raja bangsa Israel, Allah menjanjikan kepada Daud, bahwa putra-putranya akan memerintah kerajaan Allah selama-lamanya : janji ini terpenuhi dalam Kristus. Sekarang Yesus memilih Petrus menjadi dasar yang kelihatan dari bangunan-Nya. Nanti para penggantinya akan menjadi Gereja seperti Petrus bagi Gereja perdana.
Apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga
Bagi orang-orang Yahudi, mengikat dan melepaskan (ay 19) berarti menyatakan apa yang dilarang dan apa yg diperbolehkan. Maka Petrus dan para penggantinya akan mempunyai kuasa untuk menyatakan siapa menjadi anggota persekutuan para orang beriman dan siapa tidak, dan apa yang menjadi iman Gereja dan apa yang tidak. Sejarah Gereja perdana menunjukkan bahwa sudah pada abad-abad pertama gereja-gereja lokal menyadari otoritas mutlak Paus di Roma, pengganti Petrus. Perannya berkembang terus dalam sejarah, terlebih pada saat-saat munculnya ketegangan-ketegangan antar orang-orang Kristen dari benua dan kebudayaan yang berbeda yang tak henti-hentinya bertikai tentang bagaimana mengungkapkan iman mereka. Sekalipun sebagai manusia para pengganti Petrus bisa salah, Kristus tidak mengabaikan apa yang akhirnya mereka putuskan : apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga.
Mereka juga menerima kuasa untuk mengikat atau melepaskan, dalam hal ini jelas mengacu pada pengampunan dosa. (Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada - Yoh 20 : 23)
Namun pengakuan atas misi para pengganti Petrus tidak berarti perkataannya akan mengabaikan suara lain dari Gereja yang diam, atau bahwa otoritasnya membenarkan suatu struktur yang menghancurkan kehidupan.
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga
Teks ini tidak bertentangan dengan pernyataan-pernyataan lain dari Injil yang sama penting di mana dasar Gereja adalah suatu “persekutuan” para rasul, di mana tak sesuatu pun dilakukan tanpa dialog. Petrus adalah “penjaga pintu” (Dan halnya sama seperti seorang yang bepergian, yang meninggalkan rumahnya dan menyerahkan tanggung jawab kepada hamba-hambanya, masing-masing dengan tugasnya, dan memerintahkan penunggu pintu supaya berjaga-jaga. - Mrk 13 : 34) tetapi dia bukan “Tuan” atapun “Bapa” (Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga - Mat 23 : 9).
Otoritasnya benar hanya dalam suatu Gereja di mana semua orang mempunyai hak mengungkapkan diri mereka, di mana para pemimpin tidak hanya diturunkan dari atas melainkan juga diterima oleh semua dari bawah.
Kuasa-kuasa maut tidak akan menguasainya
Teks berkata “pintu gerbang Hades”. “Pintu Gerbang” di sini berarti “Kuasa” ; sedangkan istilah “Hades” mengacu pada dunia bawah, yaitu dunia semua orang mati dan kuasa-kuasa setan. Sekalipun kuasa maut berusaha untuk menghancurkan Gereja, atau menaburkan benih kebinasaan. Gereja tidak terhalang melaksanakan misi keselamatannya. Sebagian dari kitab Wahyu menggambarkan konfrontasi seperti itu (Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus. - Why 12 : 17)
Mengakui Petrus sebagai dasar Gereja tidak bertentangan dengan ayat lain dari Kitab Suci yang mengatakan kedua belas rasul adalah dasar (yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi - Ef 2 : 20).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar