Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka." (Yer 31: 31-34)
Di sini kita harus menggaris bawahi (Yer 31: 31-34) di mana Yeremia menyampaikan nubuatnya yang paling masyhur. Selama hari-hari yang pahit yang dialami bangsa Yahudi, Allah mengabarkan dan Yeremia memaklumkan Perjanjian Baru dan Abadi antara Allah dan Bangsa-Nya.
Aku akan membuat suatu perjanjian yang baru
Hal ini seperti mengatakan bahwa Perjanjian Sinai yang menjadikan Israel umat Allah telah menjadi usang dan tak mencukupi (Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: "Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: "Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini." (Kel 24: 7-8). Allah telah mengikatkan diri-Nya sendiri kepada suatu keluarga (Abraham) yang menjadi suatu bangsa di bawah kepemimpinan Musa. Dan jelas janji-janji-Nya lebih ditujukan kepada komunitas dari pada kepada pribadi-pribadi.
Mereka mengabaikan perjanjian-Ku
Sebenarnya perjanjian antara Allah dan Israel di Sinai ini telah gagal, karena kesalahan Israel dan bukan karena kesalahan Allah. Tetapi itu bukan soal pembaruan seperti pembaruan yang sering kali telah dilakukan oleh Yoshua, Samuel, Hizkia, dan Yosia. Juga bukan soal membuat sesuatu yang lain yang mirip, karena Perjanjian Lama ini telah terbukti kelemahannya : orang-orang berdosa dan tak dapat melepaskan diri dari dosa-dosa mereka. Lebih lagi, tidak ada hukum-hukum atau solidaritas manusiawi, atau segala bentuk pendidikan yang dapat menurunkan rahmat Allah atas suatu bangsa atau suatu kumpulan dan menjaganya dalam iman. Hanya penerimaan pribadi akan Kebenaran Ilahi membuat orang menjadi seorang beriman yang sungguh. Bangsa Allah yang benar tidak dapat dikacaukan dengan suatu bangsa atau masyarakat manusia, hanya orang-orang yang dilahirkan kembali akan menjadi bagian dari bangsa Allah.
Aku akan menaruh hukumku dalam hati mereka
Sekarang, Yeremia mengetahui rahasia Perjanjian Baru, karena ia sadar akan perubahan yang terjadi dalam dirinya ketika Tuhan menjadikannya seorang nabi. Kemudian ia menemukan suatu hubungan yang akrab dengan Allah, yang berbeda sama sekali dengan suatu agama yang hanya terdiri dari praktek melulu.
Aku akan membuat suatu perjanjian lain dengan Israel
Yeremia menubuatkan suatu hari, Allah akan menampakkan Diri kepada semua orang yang percaya, seperti yang telah Dia lakukan dengan nabi besar-Nya. Hukum akan berada dalam hati mereka dan tangan Allah akan menuntun mereka pada jalan yang benar, seperti halnya dengan Yeremia saat ia ragu-ragu.
Aku akan mengampuni dosa-dosa mereka
Suatu Perjanjian Baru akan dicapai melaui kematian Kristus pada Kayu Salib untuk pengampuan dosa-dosa. Ketika merayakan Perjamuan Malam Terakhir, Yesus berkata : “Piala ini adalah Perjanjian Baru dalam darah-Ku” (Luk 22 : 20). Penulis Surat untuk orang Ibrani akan mengembangkan arti dari Perjanjian Baru ini (Ibr 8 : 8 dan 10 : 16)
(Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan datang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan. "Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku. – Ibr 8 : 8-10
sebab setelah Ia berfirman: "Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu," Ia berfirman pula: "Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka – Ibr 10 : 16)
Injil Yohanes juga akan menjelaskan arti dari “mereka semua akan mengenal Aku” menurut iman Kristen, tidak setiap orang akan menerima wahyu pribadi, tetapi setiap orang dibimbing oleh Bapa kepada Kristus, di mana ditemukan semua karunia pengetahuan dan kebijaksanaan.
Barangkali Yeremia sendiri belum melihat semua akibat dari wahyu ini, tetapi hal ini tentunya memberi terang yang menentukan pada sejarah bangsa Israel. Kita mengerti bahwa pengajaran Allah, cara-Nya untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada bangsa-Nya melalui peristiwa-peristiwa merupakan suatu pendidikan, yang membimbing ke suatu “kebenaran” yang pasti, yang diberikan melalui Kristus dan melalui pemberian Roh Kudus. Dapat dimengerti mengapa Yesus dan rasul-rasul-Nya begitu sering mengingatkan kembali pesan para nabi untuk membenarkan pembaruan Injil dan kelahiran Gereja yang berakar pada bangsa Yahudi, tetapi yang sekarang terlepas dari sejarah bangsanya.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar