9/02/2008

MELKISEDEK, RAJA SALEM DAN LAMBANG KRISTUS

Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. (Kej 14:18)

Melkisedek belum menerima sabda Allah seperti Abraham, namun dengan caranya sendiri ia mengenal Dia yang memanggil Abraham dan ia mengenal Abraham. Mereka yang dipanggil Allah tidak hidup terpisah karena mereka selalu berjumpa dengan sahabat-sahabat lain dari Allah.

Abraham membayar sepersepuluh, tetapi ia pulang dengan lebih kaya, karena ia gembira mendengar dari mulut seorang asing kata-kata yang menegaskan berkat Allah bagi dirinya (Lalu ia memberkati Abram, katanya: "Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu." Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya – Kej 14:19-20), sama seperti halnya Maria menerima berkat Allah melalui Elisabeth “diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu !” (Luk 1 : 42)

Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak (Kej 14:23)

Abraham tidak mengambil apa-apa dari kepunyaan para penduduk Kanaan, kecuali “berkat” yang Melkisedek berikan kepadanya.

Menurut cerita, Melkisedek adalah Raja Salem, Salem adalah kota yang bakal dikenal dengan nama Yerusalem, kota suci.

Melkisedek membawa roti dan anggur, sungguh orang aneh Melkiedek ini. Di Israel, raja-raja bukan imam, dan mereka tidak mempersembahkan roti dan anggur dalam korban-korban mereka, tetapi dalam Mazmur 110 : 4 mengatakan : TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek." dan kemudian surat kepada orang-orang Ibrani (Ibr 5 : 6) mengatakan : sebagaimana firman-Nya dalam suatu nas lain: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek." yang melihat dalam diri Melkisedek suatu lambang dari Kristus, Imam satu-satunya. Sekalipun Abraham adalah tokoh yang agung, ia hanya mempersiapkan kedatangan Dia, yang nanti akan memperoleh berkat yang dijanjikan Allah kepada bangsa-bangsa. Di sini Kristus dinubuatkan dalam bentuk yang terselubung sebagai Imam dan Raja yang menguduskan roti dan anggur.

Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya. (Ibr 7: 1-3)

Pengarang sudah tiga kali mengutip Mazmur 110 yang menyebut Melkisedek dan sekarang ia menunjukkan, bahwa apa yang dikatakan tentang tokoh legendaris ini menubuatkan pembaruan radikal atas imamat. (Sebab tentang Dia diberi kesaksian: "Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya, menurut peraturan Melkisedek. - Ibr 7: 17)

Hendaklah kita tidak lupa bahwa surat ini dialamatkan kepada imam-imam Yahudi turunan Harun, mereka menjadi imam berdasarkan turunan dan mengira kalau hak istimewa ini berlangsung untuk selamanya (Segala persembahan khusus, yakni persembahan kudus yang dipersembahkan orang Israel kepada TUHAN, Aku berikan kepadamu dan kepada anak-anakmu laki-laki dan perempuan bersama-sama dengan engkau; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya; itulah suatu perjanjian garam untuk selama-lamanya di hadapan TUHAN bagimu serta bagi keturunanmu." - Bil 18:19) Tetapi di sini mereka diingatkan, bahwa Allah sendiri telah mengumumkan pergantian mereka.

Kita boleh mengagumi bagaimana peristiwa Melkisedek yang sama sekali tidak berarti dalam Kitab Suci ditelusuri secara mendalam untuk membuktikan dengan logika yang tidak terbantahkan, bahwa Kristus harus mengubah seluruh agama Israel. Di dalam pengantar kitab Ibrani dikatakan, bahwa surat ini mungkin ditulis oleh Apolos, seorang nabi dalam Gereja awal, karunia-karunianya sebagai seorang nabi nyata di sini.

Satu-satunya Kitab Suci yang dimiliki Gereja pada mulanya adalah Perjanjian Lama, namun kitab ini rupanya tidak menyebut Yesus dan banyak orang Yahudi berpikir, dalam iman yang benar, bahwa Kristus sedang menghancurkan ajaran Kitab Suci. Tugas nabi-nabi kristiani adalah menunjukkan bagaimana Kitab Suci mengarah kepada Kristus dan menolak argumen-argumen Yahudi, mereka membekali Gereja dengan suatu pengertian kristiani tentang Perjanjian Lama. Apabila orang-orang Kristen membaca Perjanjian Lama sekarang, mereka tidak lagi memandangnya sebagaimana orang Yahudi memandangnya dalam sejarah mereka sendiri di tanah Palestina. Mereka menantikan pemenuhan janji Allah, janji yang sudah tidak relevan lagi bagi Yesus. Bagi kita, kunci kepada kebenaran Perjanjian Baru adalah pribadi Yesus : tanpa Dia kitab ini tidak lagi memuat pesan Allah.

Melkisedek jelas ada di dalam Kitab Suci, tetapi dari mana ia berasal ? Sebetulnya teks yang menyebut dirinya adalah teks-teks kemudian, teks-teks tersebut ditulis dua abad sebelum Yesus untuk memberi penyelesaian bagi persoalan Makabeus. Banyak orang Yahudi tidak memaafkan penguasa-penguasa ini karena merampas tempat imam agung, padahal mereka termasuk keluarga imam biasa.

Cerita Melkisedek dimaksudkan untuk membenarkan penguasa yang seperti dia sendiri, menjadi raja dan imam sekaligus.

Dengan demikian teks-teks ditulis untuk membenarkan kediktatoran, tetapi teks-teks memang berakhir dalam Kitab Suci dan diterima sebagai Sabda Allah, baru kemudian ditemukan bahwa teks-teks itu berbicara tentang sesuatu yang sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya : salah satu ironi Sabda Allah.

(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: