8/06/2012

YESUS BERUBAH RUPA


Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka (Mrk 9:2). Penampakan kemuliaan Yesus di atas gunung sesungguhnya merupakan salah satu peristiwa yang paling penting dalam Perjanjian Baru. Dalam Liturgi Gereja-Gereja Timur, pesta perubahan wajah Yesus diberi tempat paling utama.

Sekalipun peristiwa ini bukanlah puncak tertinggi, namun ia merupakan ringkasan dari segala wahyu. Musa dan Elia, pembicara dari hukum dan Para Nabi (singkat kata, seluruh Perjanjian Lama) memperkenalkan Kristus dari Injil kepada Rasul Petrus, Yakobus dan Yohanes, mereka yang akan bertanggung jawab atas pewartaan Injil.
Sebagaimana Musa dan Elia dituntun oleh Allah ke Gunung Kudus, untuk menyaksikan kemuliaan-Nya (Kel 33:19 ; 1 Raj 19:8), demikain pula para rasul dipimpin oleh Yesus untuk menyendiri, mereka juga mendaki gunung dan di atas gunung Yesus menampakkan kemuliaan-Nya kepada mereka.
Yesus baru saja memaklumkan sengsara dan kematian-Nya (Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari – Mrk 8:31) : hari telah tiba ketika Bapa mengukuhkan bagaimana Ia mengakhiri hidup-Nya. Saatnya sudah sangat dekat dan Bapa memberikan Dia suatu prarasa atas kebangkitan-Nya. Musa dan Elia adalah saksi-saksi itu, mereka yang dalam arti tertentu lolos dari pembusukan maut (Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini. - Ul 34:5-6 ; Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. - 2 Raj 2:11).
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." (Mrk 9:7). Awan yang disebut disini adalah awan yang dalam beberapa peristiwa dalam Kitab Suci, yang menyatakan dan menyembunyikan kehadiran yang tak terselami dari Allah (Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan datang kepadamu dalam awan yang tebal, dengan maksud supaya dapat didengar oleh bangsa itu apabila Aku berbicara dengan engkau, dan juga supaya mereka senantiasa percaya kepadamu." Lalu Musa memberitahukan perkataan bangsa itu kepada TUHAN. - Kel 19:9 ; Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah TUHAN - 1 Raj 8:10)
Para rasul telah menemani Yesus lebih dari setahun, dan melihat terjadi salah pengertian antara Yesus dan para penguasa agama umat Allah. Bagi mereka timbullah suatu pertanyaan : mungkinkah Yesus keliru ? tidakkah kepastian umat Allah ada pada pihak para imam dan ahli Taurat ? Akhirnya Bapa sendiri campur tangan, sama seperti yang telah Ia lakukan di masa lampau untuk Yohanes Pembaptis : “Dengarkanlah Dia karena Dia adalah Sabda yang menjadi manusia” (Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. - Yoh 1:14). Dia adalah Sang Nabi dan mereka yang lain hanya berbicara atas nama-Nya (Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi – Ibr 1:1).
Ketika Yesus mengerjakan mukjizat atas oang-orang sakit dan atas kekuatan-kekuatan alam, Ia menunjukkan bahwa tatanan dunia sekarang tidaklah permanen. Sekarang tabir-tabir sudah mulai dibuka sedikit, mudah-mudahan para rasul mengerti bahwa Putra Manusia (sebutan yang dipakai Yesus untuk diri-Nya), sudah mendekati kebangkitan-Nya. Tidak lama lagi kawan senegara-Nya akan menggantungkan Dia di salib.
Dalam waktu yang singkat juga, Bapa akan memberikan Dia kemuliaan yang sudah menanti Dia. Awan yang bercahaya, pakaian putih yang gemerlapan adalah tanda-tanda lahiriah yang menyatakan sesuatu tentang misteri Yesus (dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu – Mrk 9:3), nanti pada hari Ia bangkit dari antara orang mati, kodrat manusiawi-Nya akan diubah dan diperluas oleh daya-daya Ilahi sehingga Ia bisa memenuhi segala sesuatu dalam diri setiap orang.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katholik)

Tidak ada komentar: