Kemudian datang Simeon dan Hana yang mencerminkan orang-orang saleh dan cerdas yang menyelidiki Alkitab, yang pada waktu itu mengharapkan kedatangan Mesias dan kemudian juga menjadi sebagian dari pengikut-pengikut-Nya yang paling setia.
Pada hari kedelapan sesudah kelahiran-Nya, Anak itu disunat, dengan demikian ‘dibesarkan sesuai dengan Taurat Tuhan’, masuk ke dalam Perjanjian itu, dan menuliskan nama-Nya dalam darah-Nya sendiri di dalam sejarah bangsa itu. Segera setelah itu, ketika masa pentahiran Maria berakhir, mereka membawa Dia dari Bethlehem ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan di Bait Allah. (Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan-Nya kepada Tuhan – Luk 2:21-22).
Dia adalah Tuhan Bait Suci yang memasuki Bait Allah, tetapi Dia adalah seorang pengunjung yang sama sekali tidak menarik perhatian imam-imam, karena sebagai ganti persembahan yang biasa diberikan oleh orang-orang lain dalam kesempatan yang serupa, Maria hanya dapat mempersembahkan dua ekor burung merpati, yaitu persembahan orang-orang miskin (seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah", dan untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati – Luk 2:23-24). Namun ada yang melihat, yang tak terpesona oleh hal-hal duniawi, kemiskinan-Nya tidak dapat menyembunyikan-Nya, Simeon, orang kudus yang lanjut usia, sebagai jawaban terhadap banyak doanya, telah menerima satu janji rahasia, bahwa ia tidak akan meninggal sebelum dia melihat Mesias dengan menjumpai ibu bapa itu dan Anak mereka (Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. – Luk 2:25-26). Tiba-tiba menjadi jelas bagi Simeon, bahwa pada akhirnya inilah Dia yang dinanti-nantikannya dan sambil menatang-Nya ia memuji Allah, karena kedatangan Terang yang menerangi orang-orang bukan Yahudi dan kemuliaan umat-Nya bangsa Israel. (Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tua-Nya untuk melakukan kepada-Nya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya: "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu – Luk 2:27-30).
Ketika ia sementara berbicara, seorang saksi lain bergabung dengan kelompok ini. Dialah Hana, seorang janda saleh yang siang malamnya benar-benar tinggal dalam Bait Allah (Luk 2:36-37), dan telah memurnikan mata rohaninya dengan ibadah dan doa, sehingga dengan mata tajam seorang nabiah, ia dapat menembus selubung yang menutupi pengertian. Hana menyatukan kesaksiannya dengan kesaksian Simeon itu, ia memuji Allah dan menegaskan rahasia agung itu kepada orang-orang lain yang dengan penuh pengharapan menanti-nantikan kelepasan di Israel.
(Sumber : Majalah Ave Maria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar