Menjelang akhir abad ke XV, ketika Rahib Gregory Lopez sedang mengarahkan dunia kepada agama dengan hidupnya yang suci, ada seorang awam yang sangat saleh yang amat berdevosi kepada Bunda Maria, ia telah mencapai suatu tingkatan kesucian dengan tekun berdoa roasrio, sehingga untuk beberapa tahun ia hampir selalu berada dalam keadaan ekstase yang terus menerus.
Ketika ia melihat bahwa ia sudah mencapai kemajuan yang sedemikian jauh dalam doa hening, ia pergi kepada Rahib Gregory yang suci itu untuk bertanya kepadanya, apakah akan lebih baik dan menguntungkan bagi dia jika ia menghentikan doa rosario dan memberikan seluruh waktunya untuk doa meditasi.
Gregory yang adalah hamba sangat berdevosi kepada Bunda Maria, yang tahu benar betapa rosario itu merupakan suatu pertolongan yang benar bagi mereka yang ingin mencapai kesempurnaan, dan betapa rosario itu dapat membuat mereka maju dalam kehidupan rohani, maka ia menjawab “tidak” tanpa memberi alasan apapun atas jawabannya itu. Lalu orang baik itu pergi dan dalam ketaatan atas nasehat yang diterimanya itu ia dengan setia meneruskan kebiasaanya yang saleh untuk setahun lagi.
Pada akhirnya, ia melihat apa yang ia terima dari Allah setiap hari bertambah-tambah, dan sekarang ia sudah sedemikian maju di dalam jalan menuju kesempurnaan, ia menetapkan sendiri tanpa meminta nasehat Gregory pada saat itu, untuk tidak meneruskan devosi rosario itu lagi, dan memusatkan diri seluruhnya pada meditasi.
Ketika ia melakukan keputusannya yang demikian, dalam waktu yang singkat terjadilah suatu perubahan yang besar pada dirinya. Pada awalnya, dalam dua atau tiga hari yang dilewati, ia hampir tidak mendapat kesulitan, tetapi kemudian ia merasa jiwanya dipenuhi oleh kegersangan spiritual, sehingga ia tidak dapat berdoa sama sekali.
Inilah bahaya bagi mereka yang berpikir bahwa mereka dapat berlayar dengan aman di lautan yang penuh badai dalam kehidupan rohani tanpa Bunda Maria, yang adalah Bintang Lautan untuk membimbing kita.
Dalam kesusahannya ia sekali lagi pergi kepada Gregory dan menceritakan salibnya yang berat. Semua devosi yang biasa ia rasakan dalam doa-doanya semua hilang, dan bahwa Allah telah menarik dari padanya semua penghiburan rohani yang biasanya diberikan kepadanya.
Pada saat itu, ia tidak mengatakan kepada Gregory, bahwa ia sudah melalaikan doa rosario untuk beberapa lama, meskipun ia berpikir, bahwa kemungkinan yang paling penting pasti adalah karena perubahan kebiasaannya.
Gregory mendengarkan dia dengan sabar sampai selesai, dan lalu melihat kepadanya dan ia tersenyum kepadanya : “Temanku yang baik, kamu pasti telah lalai dalam berdoa rosario.” Ia menjawab bahwa untuk beberapa waktu ia hanya melakukan doa hening saja, dan tidak berdoa rosario lagi karena ia berpikir bahwa doa meditasi ini akan lebih bermanfaat baginya.
Gregory berkata : ”Kalau saja kamu mendengarkan nasehatku dan tetap berdoa rosario, engkau pasti tidak akan mengalami keadaan yang menyedihkan, ikuti nasehatku kali ini. Mulailah lagi dengan berdoa rosario dan aku yakin engkau tidak akan mengalami kekeringan rohani seperti yang engkau keluhkan sekarang ini.”
Orang baik itu lalu pulang dan berbuat seperti yang dinasehatkan oleh Gregory, dan segera setelah itu ia memperoleh kembali damai dan semangatnya yang menyala-nyala. Ia lalu melipat-gandakan devosinya kepada Perawan Maria, dan ia merasa heran bagaimana Gregory tanpa mendengar sepatah katapun tentang hal ini, telah menunjukkan dengan tepat apa yang telah menjadi penyebab semua kesalahannya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar