Oleh : Mike Murdock
Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Flp 3:13-14)
Apakah hari ini kita ragu-ragu terhadap diri sendiri ? Ini hal yang biasa. Kita ragu-ragu mungkin karena terbatasnya pendidikan, hilangnya teman akrab ketika kita masih muda, orang tua yang senang minum-minuman keras, atau kesalahan serius yang kita lakukan ketika masih remaja. Tetapi apapun alasannya, sangat perlu kita ingat bahwa masa lampau kita sudah lewat.
Sebelum Yesus lahir ada kejadian yang menimbulkan pertanyaan. Maria, ibu-Nya mengandung Dia sebelum menikah dengan Yusuf, suaminya. Kitab Suci mengatakan, bahwa mereka tidak berhubungan sebagai suami-istri, tetapi “anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” (Mat 1:20)
Hanya Tuhan dan Maria yang sungguh mengetahui, bahwa Maria adalah perawan. Sudah pasti, ratusan orang mengejek Yusuf, karena Maria sudah mengandung sebelum menikah. Yesus menjadi besar dalam suasana ini. Dia meninggalkan kubangan yang penuh cemooh. Dia menerobos lorong yang penuh persoalan. Dia tidak menghiraukan kata-kata yang penuh fitnah. Dia mengetahui siapa Dia itu dan apa yang menjadi tugas-Nya, tidak peduli apakah mereka percaya atau tidak, Dia memilih rencana-Nya sendiri.
Yesus tidak melihat ke belakang, Dia tidak pernah membicarakan situasi itu dengan orang lain. Dalam Kitab Suci tidak pernah dibicarakan mengenai perkembangan latar belakang atau keterbatasan-Nya. Kita juga dapat hidup dengan memikirkan bekas luka yang lampau. Kita hendaknya jangan membiarkan keterbatasan pendidikan kita, jangan mengeluh bahwa setiap orang dalam keluarga kita itu miskin. Kita jangan mengulangi cerita tentang anggota keluarga yang tidak cocok dengan kita, janganlah kita mempersoalkan ekonomi.
Kita jangan menceritakan penyakit kita, janganlah kita memikirkan kekurangan kita. Setiap orang mempunyai kelemahan, setiap orang dari kita sedikit banyak mempunyai kesulitan secara fisik, emosional, mental dan spiritual.
Kita hendaknya memusatkan perhatian kita kepada masa mendatang, Yesus berbuat seperti itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar