9/25/2014

KUASA DOA ROSARIO



Ketika Suster Theresa Gasparoto, FMA (Filiae Mariae Auxiliatricis / Suster Putri Maria Penolong Umat Kristiani) sedang berjalan kembali ke biaranya, jari-jarinya secara tulus bergerak melalui biji-biji rosario. Ia terserap kedalam misteri-misterinya.
Ketika ia menyadari bahwa ada seorang laki-laki yang mengarahkan langkahnya menuju padanya. Ia merubah arahnya, tetapi orang itu tetap berusaha mengarah padanya, maka ia mulai cemas, karena ia sedang sendirian. Tak seorangpun dapat menduga, bagaimana seseorang dapat berbuat jahat pada sesamanya.
Ia menekankan manik-manik itu lebih keras lagi, memohon pertolongan Bunda Maria pada setiap Salam Maria untuk perlindungannya. Ketika pada akhirnya ia sampai di samping laki-laki itu, orang itu bertanya, “Suster, apakah anda sedang berdoa ?”, “Ya”  jawab suster itu.
“Untuk siapa anda berdoa ?” tanyanya lagi, “untuk semua orang, juga untukmu, yang baru kutemui saat ini.” Tetapi orang itu diam saja.
Ketika tiba di biara, orang yang aneh itu minta ijin untuk memasuki ruangan dan berkata, bahwa ia mau menceritakan sesuatu yang mengganggunya, iapun duduk dan mulai menceritakan persoalannya.
“Suster”, katanya setelah agak lama merasa ragu-ragu, “ketika aku melihat suster di jalan, aku sedang dalam perjalananku untuk melakukan bunuh diri. Aku telah meninggalkan rumah dengan diam-diam, agar istriku tidak mengetahui dan aku sudah nekad untuk mengakhiri hidupku dengan menabrakkan diriku pada kendaraan yang sedang melaju kencang. Tetapi pada saat melihat rosario, terdengar suara yang jelas di dalam diriku yang berkata, ‘Jangan merendahkan intensi surgawi Maria dengan rosarionya, dan kembalilah pada akal sehatmu, kamu adalah kepala keluarga, kau memiliki istri yang patuh dan anak-anak yang masih kecil, janganlah kesulitan-kesulitan sementara ini menyusahkanmu lebih jauh lagi. Sekarang, bawalah permasalahan ini dalam doa’, tiba-tiba saja aku berubah pikiran, dan aku pikir bahwa aku harus menjalani hidup doaku sekali lagi. Doakanlah aku sungguh-sungguh, suster.”
Terima kasih kepada Surga, karena ia telah diselamatkan pada waktunya, suster menyakinkan padanya bahwa ia akan didoakan setiap hari, lalu ia memberikan alamatnya dan suster itu melihat bahwa rumah orang itu tidak terlalu jauh dari biara.
Karena tidak ada kabar sejak waktu itu, suster lalu pergi menanyakan pada tetangganya apa saja yang mereka ketahui tentang orang itu. Suster diberitahu bahwa orang itu sakit parah. Bersama suster lainnya lalu ia datang berkunjung ke rumah orang itu dan diterima dengan sukacita. Berita yang ia dapatkan sungguh memuaskan, bahwa ia telah menjadi penerima Komuni Kudus setiap hari. Pembantu Pastor paroki selalu datang ke rumahnya memberikan Komuni Kudus setiap hari.
Tiga hari setelah kunjungan suster itu, istrinya datang ke biara menceritakan pada suster Theresa, bahwa suaminya telah meninggal setelah memperlihatkan betapa besar keinginan jiwanya untuk pulang kembali kepada Penciptanya. Ia mengatakan pada suster bahwa ia meninggal dalam keadaan yang paling damai dan tenang.
Bunda Maria telah menyelamatkan jiwanya pada saat-saat yang paling berbahaya dari keputusan nasibnya itu, yaitu ketika ia melihat Rosario Suci itu. Dia pasti hadir di saat kematiannya, ketika rosario dalam genggaman tangannya.
“Rosario adalah doa utama bagi keluarga,” kata Albino Luciani, yang kemudian menjadi Paus Yohanes I. “Paling sedikitnya lima belas menit dengan rosario di tanganku dan merenungkan berbagai misteri dari Hidup Tuhan kita, selalu membantuku untuk menghidupkan kembali hari-hari indah dari masa mudaku. Suatu masa yang merindukan untuk mencitai Allah dan merasakan suatu keinginan untuk menangis bagi Kerahiman-Nya. Semua ini telah membantuku untuk berdoa dan merasa muda kembali.”
Rosario Suci didoakan oleh orang tua bersama keluarga merupakan liturgi domestik yang paling utama.
(by Pastor Peter Gatti, SDB -  Majalah Ave Maria)

Tidak ada komentar: