Oleh : Morton T. Kelsey
Yesus Dan Anak-Anak
Yang jelas bahwa Yesus dihubungkan dengan anak-anak secara berbeda pada waktu itu, ketika orang-orang menghendaki Yesus untuk memberkati anak-anak kecil mereka, gangguan datang dari para murid-Nya yang menyatakan sikap yang wajar pada masa itu, karena seseorang yang terikat pada tugas-tugas keagamaan yang sangat penting (sebagai guru keagamaan), tidak seharusnya tergoda oleh gangguan kecil semacam itu, (Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. – Luk 18:15)
Reaksi Yesus mengandung pelajaran, Dia marah, dan Dia memperlihatkan rasa berang-Nya. Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya. (Luk 18:16-17) Dan Yesus memeluk anak-anak itu sambil meletakkan tangan-Nya ke atas mereka, Ia memberkati mereka (Mat 19:15).
Kata-kata yang keras ini menunjukkan reaksi-Nya yang keras. Kata-kata itu menunjukkan perasaan yang hampir sama seperti yang kita temukan dalam hal pertengkaran di antara pengikut-pengikut Yesus, mengenai siapa yang terbesar di antara mereka. Yesus menyelesaikan pertengkaran ini dengan membawa seorang anak kecil itu, sambil berkata kepada mereka : "Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar." (Luk 9:48)
Kemudian Yesus melanjutkan berbicara mengenai keyakinan-Nya, bahwa menyesatkan anak-anak merupakan suatu kejahatan yang paling buruk. Mungkin dengan memakai bahasa yang paling keras, Yesus berkata kepada pengikut-pengikut-Nya : "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. (Mat 18:6)
Bila kita menyadari betapa sempurna-Nya kata-kata Yesus ini untuk menentang praktek yang disetujui pada jaman purba itu, ajaran ini menjadi yang terpenting dari segalanya. Mungkin hal ini tidak hanya di China dan India saja, di mana “mungkin ada” bayi-bayi yang tidak dikehendaki, kemudian diletakkan di luar rumah dan dibiarkan mati kedinginan (bahkan Budha, Konfusius ataupun Lao Tze tidak cukup memikirkan hal itu untuk mengajarkan sesuatu yang berbeda). Di dunia Helenistik, di mana Yesus hidup waktu itu, orang-orang sudah biasa menjauhkan anak-anak yang lemah dan tidak sehat. Adalah hal yang biasa untuk “membuang” bayi-bayi yang tidak dikehendaki, terutama bayi-bayi perempuan, di sembarang tempat dibiarkan sampai mereka mati karena kedinginan dan kelaparan.
Secara khusus, ajaran Yesus mempunyai nilai yang luhur dalam diri mereka masing-masing, bahwa sesungguhnya, anak-anak lebih dekat kepada Allah dari pada orang dewasa, karena itu sesuatu yang menghalangi, melukai, menjelekkan atau bahkan menyesatkan seorang anak, adalah perbuatan jahat yang patut dicela dengan tegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar