Kristus yang mulia mau memperlihatkan betapa besar kesucian Antonius dari Padua hamba-Nya yang setia, dan memperlihatkan betapa khotbah dan ajarannya harus didengarkan dengan baik.
Antonius mencela kebodohan orang-orang yang tidak percaya dan para heretik dengan menggunakan ikan-ikan, mahluk-mahluk tak berakal, seperti halnya dalam Perjanjian Lama Tuhan menghardik kejahatan Bileam dengan menggunakan mulut seekor keledai (Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga kali?" Jawab Bileam kepada keledai itu: "Karena engkau mempermain-mainkan aku; seandainya ada pedang di tanganku, tentulah engkau kubunuh sekarang." Tetapi keledai itu berkata kepada Bileam: "Bukankah aku ini keledaimu yang kautunggangi selama hidupmu sampai sekarang? Pernahkah aku berbuat demikian kepadamu?" Jawabnya: "Tidak." - Bil 22:28-30).
Suatu waktu Antonius berada di Rimini tempat terdapat banyak kaum heretik. Ia ingin memanggil mereka kembali kepada cahaya iman dan jalan kebenaran. Ia kerap kali berkhotbah serta berdebat dengan mereka perihal iman akan Kristus dan kitab suci. Akan tetapi mereka menolak ajarannya yang suci, mereka bertegar hati dan keras kepala tidak mau mendengarkannya sama sekali.
Maka pada suatu hari, di bawah inspirasi Allah, Antonius turun ke pesisir di muara sungai. Ia berdiri di situ dan mulai berbicara kepada ikan-ikan sebagai pengkhotbah yang diutus Allah. Katanya, “Dengarkan Sabda Allah, kamu ikan-ikan laut dan sungai, karena para heretik yang tak beriman tidak rela mendengarkannya.”
Belum selesai ia mengucapkan kata-kata ini, sekelompok besar ikan mendekati pesisir. Ikan-ikan berukuran besar, kecil dan sedang dalam jumlah besar. Hal yang belum pernah terlihat di laut atau sungai itu sebelumnya. Ikan-ikan itu menyembulkan kepalanya di atas air dan berdiam diri dengan penuh perhatian, tenang, jinak dan tertib. Ikan-ikan yang kecil berderet di depan dekat pesisir, yang sedang di belakangnya dan yang besar-besar di tempat yang lebih dalam. Setelah semua ikan itu teratur menurut macam dan susunannya, Antonius dengan tenang mulai berkhotbah kepada ikan-ikan tersebut. Katanya, “Saudaraku ikan-ikan ! Adalah kewajibanmu, sesuai dengan kodratmu sendiri untuk mengucap syukur kepada Penciptamu. Ia telah memberikan unsur yang mulia tempat kamu tinggal, sehingga kamu memiliki air yang manis dan asin menurut pilihanmu. Ia menyediakan banyak tempat bagimu untuk berlindung terhadap topan. Ketika kamu diciptakan, Penciptamu yang pemurah dan baik itu memerintahkan kamu untuk bertumbuh dan berkembang biak dan Ia telah melimpahi kamu dengan berkatnya. Ketika banjir besar menggenangi kamu dari kebinasaan. Kamu diberinya sirip sehingga kamu dapat berenang ke mana saja kamu kehendaki. Kamu ditugasi Allah melindungi Nabi Yunus dan sesudah hari ketiga melemparkannya ke pesisir (Yun 2:10). Kamulah juga yang menyediakan uang pajak untuk Tuhanmu Yesus Kristus yang dalam kemiskinan-Nya tidak memiliki apa-apa untuk membayar pajak (Mat 17:27). Oleh suatu rahasia yang unik, kamu menyediakan makanan untuk raja abadi, Yesus Kristus, baik sebelum maupun sesudah kebangkitan-Nya (Yoh 21:10). Karena semuanya ini, maka kamu berkewajiban berat untuk memuji dan memuliakan Allah yang telah memberkati kamu melebihi mahluk-mahluk lainnya.”
Mendengar kata-kata dan nasihat-nasihat Antonius ini, ikan-ikan itu mulai membuka mulutnya dan menundukkan kepala dan tanda-tanda penghormatan lainnya sesuai dengan kodratnya, mereka menyampaikan syukur kepada Allah. Antonius yang menyaksikan penghormatan besar dari ikan-ikan itu bagi penciptanya, sangat girang hatinya dan berkata dengan suara nyaring, “Terpujilah Allah Yang Kekal, karena ikan-ikan memberikan hormat yang lebih besar kepada-Nya dari pada orang-orang heretik. Mahluk-mahluk yang tak berakal mendengarkan Sabda-Nya dengan perhatian yang lebih besar dari pada manusia yang tidak beriman.” Selama Antonius berkhotbah kelompok ikan itu terus bertambah dan tidak seekorpun beralih dari tempatnya.
Ketika muijizat itu terdengar, orang-orang dari kota mulai bergegas ke pesisir sambil membawa serta orang-orang heretik itu. Melihat mukjizat yang ajaib dan polos itu, mereka tergerak hatinya dan semuanya duduk di depan kaki Antonius untuk mendengarkan kata-katanya. Antonius mulai memaparkan iman Katolik dan berbicara dengan begitu lancar, sehingga semua heretik itu bertobat dan kembali kepada iman yang sejati akan Kristus. Semua orang beriman amat gembira, mereka dihibur dan diteguhkan dalam iman yang suci.
Setelah itu Antonius melepaskan ikan-ikan itu dengan berkat Allah dan mereka semuanya berenang pergi dengan gerakan-gerakan keriangan yang menakjubkan. Orang-orang juga bubar, Antonius tinggal di Rimini cukup lama, berkhotbah dan mengumpulkan jiwa-jiwa sebagai suatu panenan rohani yang besar.
(Fioretti – kuntum-kuntum kecil)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar