Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" (Mrk 2:18).
Berpuasa adalah suatu tanda pertobatan dan juga berguna untuk mendukung doa-doa yang dipanjatkan, supaya Allah datang dan membebaskan umatNya. Allah telah datang dalam diri Yesus, sehingga sikap yang lebih pantas adalah bergembira dan merayakan pesta. Para nabi telah memaklumkan pesta perkawinan Allah dengan umat-Nya, ketika Ia datang untuk mengunjungi mereka (Engkau tidak akan disebut lagi "yang ditinggalkan suami", dan negerimu tidak akan disebut lagi "yang sunyi", tetapi engkau akan dinamai "yang berkenan kepada-Ku" dan negerimu "yang bersuami", sebab TUHAN telah berkenan kepadamu, dan negerimu akan bersuami. Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu. - Yes 62:4-5). Oleh karena itu, dengan menyatakan Diri sebagai pengantin laki-laki, Yesus menyatakan Jati diri-Nya (Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa – Mrk 2:19-20).
Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula." (Mrk 2:21-22). Apa artinya anggur baru ? yang dimaksudkan adalah Injil dan semangat yang berasal dari Roh Kudus yang membuat murid-murid itu tergila-gila untuk menyatakan kasih mereka kepada Bapa serta menunjukkan kebebasan yang telah mereka miliki. Agar kita memahaminya lebih baik, marilah kita membaca kitab Kisah Para Rasul dan riwayat hidup orang-orang kudus, yang telah menandai sejarah Gereja.
Kantong kulit tua : Injil tidak cocok dimasukkan ke dalam bentuk-bentuk keagamaan yang lama. Demikian pula Injil tidak dapat masuk ke dalam kehidupan orang yang berpegang teguh pada bentuk-bentuk keagamaan yang lama. Penginjil Markus menginginkan supaya kita mengerti, bahwa Injil membawa pesan yang sungguh-sungguh baru. Kita baru saja melihat Yesus menerima para pendosa, sekarang kita bertanya mengapa Ia tidak tampil seperti kelompok agama lain dengan doa-doa dan puasa-puasa. Banyak pemimpin agama bersimpati kepada Yesus. Mereka sangat menginginkan supaya Yesus membangkitkan kembali iman bangsa Israel. Yesus sendiri tidak merasa, bahwa tugas utama-Nya adalah mengurusi ibadat atau membimbing orang-orang untuk pergi ke rumah-rumah ibadat. Yesus datang mengajarkan hidup dalam damai dan kasih.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar