11/16/2009

PUTRA MANUSIA


Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah. (Dan 7:13-14).
Di atas awan-awan di langit, awan adalah simbol kehadiran Allah. Yang lanjut usia, yang dimaksud adalah Allah, rambut putih adalah tanda Keagungan-Nya. Kita tidak boleh lupa, bahwa Allah itu tidak dibatasi umur dan Ia ada pada suatu saat atau waktu yang unik, suatu masa kini yang abadi, yang disebut kekal.
Dalam 7:13 tertulis Putra Manusia (seorang pribadi) berarti umat Israel, Ia adalah hamba Allah. Ia ada dalam rencana Allah sejak awal dunia dan Ia menerima kekuasaan atas semua bangsa. Dalam 7:22 adalah bagian akhir (sampai Yang Lanjut Usianya itu datang dan keadilan diberikan kepada orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi dan waktunya datang orang-orang kudus itu memegang pemerintahan), berbicara tentang haknya atas kekuasaan. Seorang putra manusia, yang dimaksud adalah seorang manusia. Pada awalnya, pribadi yang penuh misteri ini mengacu kepada seluruh umat Allah (Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka. Dan 7:27). Tetapi jika Allah menghendaki kerajaan-Nya diberikan kepada umat-Nya, maka harus diberikan secara pribadi melalui seorang yang dapat menjadi teladan  atau contoh hidup. Dia itu adalah Penyelamat dan menjadi pemimpin bagi setiap orang. Yesus adalah Manusia (Lalu Yesus keluar, bermahkota duri dan berjubah ungu. Maka kata Pilatus kepada mereka: "Lihatlah Manusia itu!" - Yoh 19:5) atau menurut istilah orang Yahudi : Putra Manusia.
Putra Manusia datang dari awan-awan Ilahi. Yesus mengenakan ramalan ini pada diri-Nya untuk menunjukkan asalnya yang ilahi pada saat pendakwa-Nya melihat-Nya dalam ketidak-berdayaan-Nya sebagai seorang manusia (Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." - Mat 26:64).
Orang-orang Yahudi yang hidup di antara 170-160 SM, tidak bisa keliru tentang acuan tersembunyi pada raja Antiokhus, seorang raja yang mengalahkan tiga raja, menghina Yang Maha Tinggi dan menganiaya para kudus-Nya.
Empat kerajaan yang menguasai bangsa Yahudi sampai pada waktu penganiayaan besar-besaran, dilambangkan dengan empat binatang. Daniel 7:23-25 menyatakan bahwa binatang keempat melambangkan kerajaan Siria dan tanduknya melambangkan Raja Antiokhus Epifanes, si penganiaya Tuhan (Maka demikianlah katanya: Binatang yang keempat itu ialah kerajaan yang keempat yang akan ada di bumi, yang akan berbeda dengan segala kerajaan dan akan menelan seluruh bumi, menginjak-injaknya dan meremukkannya. Kesepuluh tanduk itu ialah kesepuluh raja yang muncul dari kerajaan itu. Sesudah mereka, akan muncul seorang raja; dia berbeda dengan raja-raja yang dahulu dan akan merendahkan tiga raja. Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa).
Seperti dalam Dan 2:34 dan 2:44, di sini diramalkan suatu campur tangan Tuhan, kekuasaan para penganiaya akan berakhir dan Ia akan mendirikan kerajaan Allah. Dalam Daniel 7:11 dan 7:26 disampaikan hukuman bagi para penganiaya (Aku terus melihatnya, karena perkataan sombong yang diucapkan tanduk itu; aku terus melihatnya, sampai binatang itu dibunuh, tubuhnya dibinasakan dan diserahkan ke dalam api yang membakar – Dan 7:11). Dalam 2:34 tertulis ‘batu’ sebagai simbol kekuasaan Tuhan (Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk).
Suatu kesalahan kalau orang mencari peristiwa-perisitiwa pada zaman Yesus dalam alinea ini, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang. Sungguh kurang menarik, jika pada masa sekarang kita menjadikan diri kita sebagai pusat dari segala sesuatu. Penulis, yang berbicara mengenai perisitwa penganiayaan yang paling buruk yang terjadi pada masa Makabe, meramalkan bahwa penganiayaan yang dilakukan oleh Antiokhus akan berakhir dan langsung diikuti berdirinya kerajaan Allah. Cara menggabungkan gambaran satu peristiwa sekarang atau pembebasan besar dengan pembebasan akhir, yang akan terjadi pada akhir sejarah kita, merupakan suatu hal yang khas dari kitab nabi-nabi. Yesus melakukan hal yang sama ketika berbicara tentang akhir Yerusalem (Lalu Yesus berkata kepadanya: "Kaulihat gedung-gedung yang hebat ini? Tidak satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain, semuanya akan diruntuhkan." - Mrk 13).
Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa. (Dan 7:25). Satu masa, dua masa dan setengah masa, maksud dari ungkapan ini adalah tiga setengah. Ungkapan ini mempunyai arti kiasan yang mengacu kepada suatu masa yang penuh kemalangan (tiga dan setengah sama dengan setengah dari angka tujuh yang adalah simbol dari suatu bilangan yang sempurna).
Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka. (Dan 7:27). Para kudus adalah mereka yag dipilih oleh Allah menjadi umat-Nya. Sejak Musa, orang-orang Yahudi telah menyadari, bahwa mereka adalah umat yang kudus karena mereka dikuduskan bagi Allah yang kudus.
Tetapi sejak Daniel dan seterusnya, “para kudus” berarti umat Allah yang baru yang akan dimulai dengan Mesias. Orang Kristen pertama telah menyadari sebagai umat Allah yang baru dan karena itu menyebut diri mereka sebagai “orang yang kudus” (Pada waktu itu Petrus berjalan keliling, mengadakan kunjungan ke mana-mana. Dalam perjalanan itu ia singgah juga kepada orang-orang kudus yang di Lida. - Kis 9:32).
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

-          Ular tembaga
-          Yesus gembala dan nabi

Tidak ada komentar: