8/31/2009

KRISTUS ADALAH AWAL DARI SEGALA SESUATU

Paulus memperlihatkan bahwa para malaikat atau kekuatan-kekuatan yang tak kelihatan, apakah dari Alkitab atau dari para pendongeng “gnosis” dengan singgasana-singgasana penguasa serta prinsip-prinsip mereka, semuanya tidak berarti bila dibandingkan dengan Kristus (karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. – Kol 1:16).

Ia bukan sekadar agen atau pelaku ataupun perantara dari suatu petualangan kreatif tanpa seorang pencipta yang benar. Ia bukan juga seorang penyelamat dari suatu sejarah yang pada akhirnya menjadi tak mengenal orang, hanya ada Allah Pencipta dan di dalam-Nya ada Kristus. (Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Ibr 1:3-4).
Dalam Gal 4:1-5 Paulus mengakui bahwa sejarah umat manusia sudah ditandai secara mendalam oleh kekuatan-kekuatan alam dan kemasyarakatan (kekuatan-kekuatan yang tidak ia sebutkan), tetapi ia juga menyatakan bahwa sejak kebangkitan Yesus, di dalam Dialah berlangsung seluruh pergerakan sejarah (Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya. Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya. Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya." - Why 5:3-5). Ini merupakan sesuatu yang mencengangkan sejumlah orang di antara kita, yang mengira bahwa seluruh sejarah adalah tanggung-jawab dari umat manusia. Dari satu sisi, mereka benar tetapi dengan syarat bahwa mereka tidak melupakan si Anak Sulung, yaitu yang sudah datang pada akhir sejarah dan yang kita sebut Tuhan penguasa sejarah (dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! - Flp 2:11).
Ia adalah gambaran Allah yang tak kelihatan, kita seharusnya tidak berkhayal bahwa Allah mempunyai rupa manusia di balik awan, dan bahwa Yesus adalah gambaran-Nya, manusia adalah gambar dan rupa Allah, tetapi Allah bukanlah gambar dan rupa manusia.
Di dalam seluruh keberadaan-Nya dan dalam segala sesuatu yang dikerjakan-Nya, Kristus di antara kita adalah gambaran yang sempurna dari Bapa dan kamurahan-Nya, karya-Nya memperlihatkan cara Allah berpikir dan bertindak. Tetapi sebelum Ia menjadi manusia, Putra Allah sudah tinggal di dalam Allah sebagai gambaran yang kekal dan tak kelihatan dari Allah yang kekal dan tak kelihatan, Ia adalah sinar cahaya dari kemuliaan Allah (Ibr 1:3), Ia adalah Ungkapan atau Sabda Allah (Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. - Yoh 1:1).
Dalam seluruh ciptaan, Ia adalah Anak Sulung. Kita mengartikan kata ini menurut pengertian Alkitab. Ia bukanlah yang pertama di antara berbagai mahluk ciptaan, tetapi yang mempunyai kedudukan tersendiri. Di dalam wujud manusia-Nya, Kristus adalah seorang Yahudi dari Galilea, keturunan Daud, tetapi kepribadian-Nya berakar di dalam Allah dan Ia diperkenalkan kepada kita sebagai suri teladan dan anak sulung, bukan dari umat manusia melainkan dari seluruh ciptaan. Allah berkenan membiarkan kepenuhan tinggal di dalam Diri Yesus yang menjadi satu-satunya jembatan di antara Allah dan jagad raya, dan kepenuhan jagad raya akan ditemukan di dalam-Nya bilamana seluruh umat manusia sudah dipersatukan dalam Diri-Nya. Segala sesuatu diciptakan melalui diri-Nya (Yoh 1:1 dan Ibr 1:2).
Paulus mengatakan secara lebih rinci dan bagaikan hasil panen pertama yang dipersembahkan kepada Allah, Ia ‘dibangkitkan’ (Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. - 1Kor 15:23), Ia datang bukan hanya untuk pengampunan dosa, melainkan untuk ‘pelintasan’ , yaitu penyeberangan dari alam maut kepada kehidupan. Dan kebangkitan-Nya, sesudah penyerahan Diri-Nya yang mutlak kepada Bapa-Nya, adalah langkah pertama yang perlu supaya kita mewarisi kebangkitan yang sama.
Allah hendak mendamaikan. Sekali lagi karya Kristus dikemukakan sebagai rekonsiliasi, perdamaian di antara manusia dan perdamaian di antara seluruh ciptaan.
Kini Paulus menganjurkan kepada orang Kolose untuk tetap memijakkan kaki di atas tanah. Jangan membuang waktu anda dengan mengkhayalkan pergulatan di antara tokoh-tokoh surgawi dan pribadi-pribadi yang jahat. Perjuangan terjadi di bawah di sini dan ini meminta darah dan nyawa. Inilah sebabnya Paulus mengingatkan pembacanya tentang penderitaan yang ia sendiri sedang jalani karena Injil. Tubuh Kristus adalah tempat di mana ada perdamaian antara umat manusia  dengan Allah dan perdamaian di antara individu-individu dan di antara bangsa-bangsa.
Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat. (Kol 1:24). Sesudah wafat Kristus, akan ada sesuatu yang kurang pada karya penyelamatan dunia jika para murid dan rasul Yesus pada gilirannya tidak menemui pencobaan dan kesengsaraan. Bekerja untuk Gereja berarti menderita untuk Gereja, bekerja untuk tegaknya keadilan adalah menderita demi keadilan.
Kita tidak boleh lupa bahwa pada zaman itu tidak ada yang memikirkan nasib bersama dari umat manusia. Lebih dari pada itu, baik orang Yunani maupun orang Romawi tidak melihat lebih jauh dari keberadaan mereka sendiri. Paulus merasa heran tentang kemurahan hati Allah yang janji-janji-Nya diperuntukkan untuk segala bangsa, dengan tidak membeda-bedakan (Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! – Kol 1:27). Dan kita ditawari tidak kurang dari mengambil bagian dalam kemuliaan Allah, yaitu semua kekayaan yang terdapat di dalam Dia.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: