Sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." (Luk 10:40).
Banyak hal kelihatannya perlu dalam sebuah keluarga : membersihkan rumah, menyiapkan makanan, mengasuh anak-anak. Jika tidak ada waktu untuk mendengarkan orang lain, apa artinya hidup ini ? Barangkali kita melakukan banyak hal untuk melayani Allah dan sesama kita, namun sesungguhnya hanya satu hal yang perlu bagi kita semua, yaitu selalu siap bagi Yesus bilamana Dia hadir.
Marta bekerja dan cemas, lalu tidak mempunyai waktu untuk ada bersama Yesus. Yesus adalah damai dan barang siapa tidak memperhatikan Dia dengan hati yang damai tidak menerima Dia. Kita terbiasa melayani dan bekerja dengan penuh semangat yang membuat diri kita kosong, apakah itu di rumah atau di dalam masyarakat. Yesus sebaliknya menghendaki kita menemukan Dia di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Doa kita juga kadang-kadang penuh dengan kegelisahan seperti Marta (Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara - Luk 10:41), ketika kita berdoa dengan tergesa-gesa, ketika kita lebih dari seratus kali menggunakan begitu banyak kata untuk membeberkan kecemasan kita kepada Tuhan, ketika orang yang bertanggung-jawab untuk suatu perayaan menjadi cemas dan risau akan segala macam urusan nyanyian dan tata cara ibadat.
Berdoa berarti mengarahkan hati kita kepada Allah, menyisihkan waktu untuk mendengar, merenungkan karya Allah dalam keheningan dan memperlambat keinginan-keinginan kita, sehingga kita memberi perhatian hanya kepada Allah, dan secara rahasia hadir dan masuk ke dalam kehendak-Nya. Sungguh aneh, bahwa dalam beberapa agama yang bukan Kristen, mereka belajar membawa pikiran mereka ke dalam kedamaian dan keheningan, lalu mencapai keteduhan yang sejati. Sementara kita malah memasuki doa dengan persoalan-persoalan kita dan tidak menyingkirkannya sampai doa kita selesai.
Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya (Luk 10:39), ini merupakan sikap tradisional seorang murid duduk dekat kaki gurunya. Nyatalah bahwa Yesus tidak terus-terusan mengajar, tetapi karena Ia sendiri adalah Sabda Allah, Ia membawa Allah kepada semua orang yang dijumpai-Nya. Maria merasa baik kalau berada di sana dan sadar bahwa kehadirannya bukannya tidak menyenangkan Yesus.
Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Luk 10:42). Ia mengikuti hanya dengan menggunakan naluri, tetapi Yesus melihat sesuatu yang lebih, Yesus tidak akan berada lama di sana, dan dalam banyak hal kehadiran-Nya di tengah kita selalu untuk waktu yang singkat. Maria telah sanggup mempergunakan waktu yang singkat ini, ketika Yesus menjadi miliknya, dan ia menjadi milik Yesus pada waktu mendengarkan Dia.
Jika Maria dalam adegan ini sama dengan Maria Magdalena yang menemani Yesus (Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat - Luk 8:1-2), kita dapat membayangkan yang berikut ini : Maria berada di antara murid-murid yang sama seperti Yesus diterima oleh Marta, saudaranya atau kerabatnya. Maria paling tidak peduli dengan menyiapkan makanan, maka Marta mengeluh. Yesus lalu memuji Maria, bukan hanya karena ia mendengarkan diri-Nya, melainkan karena ia telah memutuskan untuk mengikuti Dia. Sebagaimana para rasul, Maria telah memilih bagian yang terbaik.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar