10/12/2009

AKU TIDAK MALU


Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. (Rm 1:16).
Maksud Paulus, bahwa dia tidak malu mewartakan Injil, yaitu Dia yang diwartakan oleh Paulus sebagai Penyelamat adalah seorang Yahudi yang disalibkan, seorang tukang kayu yang tidak terkenal. Banyak kali mereka mentertawakan Paulus ketika ia berbicara tentang orang ini yang sudah mati, tetapi telah bangkit untuk menjadi Hakim umat manusia.
Injil adalah kekuatan Allah (Rm 1:16). Mukjizat-mukjizat yang menyertai pewartaan Injil adalah tanda perbuatan-perbuatan Allah yang berkuasa mengubah umat manusia dan sejarah di mana saja Injil diwartakan dan memberi inspirasi bagi mereka yang mendengarkannya.
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman." (Rm 1:17). Kata ‘keadilan’ juga digunakan Paulus untuk mengatakan ‘kebenaran’. Dan ketika ia berbicara tentang keadilan Allah, biasanya ia tidak bermaksud bahwa Allah itu adil, melainkan bahwa keadilan-Nya menunjukkan suatu campur tangan Allah untuk menjaga keteraturan di dunia ini. Atas cara tertentu, keadilan Allah menyirat pengertian bahwa manusia juga harus adil, yaitu benar dan lurus hati di hadapan-Nya. Seorang yang adil adalah sama seperti seorang kudus atau dengan kata lain, ia harus menjadi sebagaimana ia seharusnya di hadapan Allah.
Harus dipahami bahwa kata ‘keadilan dan adil’ memiliki arti yang luas dalam perbendaharaan kata-kata Kristiani dan di sini artinya semua yang baik, menjadi adil berarti suatu hidup sebagaimana Allah menghendaki-Nya.
Paulus juga berbicara tentang aspek dari perbuatan Allah ini, Allah membentuk kita. Oleh karena itu, kadang-kadang kita harus menterjemahkan ‘Allah membenarkan kita’ dengan ‘Allah menjadikan kita orang kudus dan adil, atau Allah mengaruniai kita dengan kebenaran sejati’.
Orang-orang Yahudi, sama seperti kebanyakan umat lainnya, berpikir bahwa manusia menjadi benar oleh karena perbuatannya sendiri. Jawaban Paulus ialah bahwa kebenaran yang Allah inginkan adalah sesuatu yang lebih besar dan sesuatu yang melebihi usaha manusia. Kita menjadi orang benar dan sahabat Allah ketika Dia mengizinkan kita mendekati-Nya setelah kita dijadikan kudus oleh rahmat-Nya.
Rasul-rasul mewartakan Injil kepada dua kelompok orang :
-          Orang Yahudi, yang dipersiapkan Allah untuk menerima Penyelamat.
-          Orang Yunani atau umat yang berbicara bahasa Yunani. Bagi orang Yahudi, semua orang di bawah penjajahan Kekaisaran Romawi adalah orang-orang Yunani. Orang-orang ini tidak mengetahui sabda Allah dan mereka juga tidak menaruh harapan pada-Nya.
Paulus menerangkan, bahwa semua orang memerlukan pewartaan Injil, karena dunia ini hidup di dalam dosa, dan kita semua dengan kadar yang berbeda bertanggung-jawab atas kejahatan yang ada sekarang, maka kita harus percaya pada Injil jika kita ingin diselamatkan.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)

Tidak ada komentar: