Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." (Luk 13:29-30).
Dalam perjalanan dari kota ke kota, tentu Yesus telah mengajar tentang banyak hal, dalam pengajaran-Nya Yesus selalu menyerukan tentang pertobatan, tentang kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik, yang merupakan belenggu dosa yang sulit untuk ditinggalkan. Mungkin karena kesulitan meninggalkan kebiasaan tidak baik itu, ada yang bertanya : "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" (Luk 13:23).
Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat (Luk 13:24). Kebiasaan tidak baik, dosa-dosa yang mengikat, semuanya seperti suatu barang yang besar dan berat, yang sulit untuk dibawa melalui pintu yang sempit itu. Maksud Yesus supaya setiap orang menjadi bebas dari segala yang mengikat, misalnya kekayaan, kecanduan narkoba, luka batin, iri hati, kemarahan, tidak mau mengampuni, dst. Banyak orang yang masih terikat oleh beban dosa tersebut di atas, sehingga semuanya itu membuat orang sulit untuk melewati pintu yang sempit itu, kita semua dituntut untuk membebaskan diri dari keterikatan, kita hanya memerlukan cinta kasih dari Allah yang membebaskan supaya bisa melewati pintu itu. (tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. – Yes 59:2).
Perkataan Yesus ini (yang terdahulu akan menjadi yang terakhir) muncul juga dalam Injil sinoptik, dalam Markus 10:31 maupun dalam Matius 19:30, keduanya merupakan lanjutan konteks dari kisah orang kaya yang tidak rela menjual miliknya untuk memberikannya kepada orang miskin. Yesus berbicara tentang keterikatan orang kaya dengan hartanya, sehingga sulit untuk memasuki Kerajaan Allah. (Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." (Mat 19:24).
Dalam konteks tersebut, Petrus juga berkata kepada Yesus : "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!" (Mrk 10:28), maksud Petrus "Setidak-tidaknya kami bukan orang kaya; kami telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan." Tetapi Yesus menjawab, bahwa dalam zaman inipun, “siapa saja” yang telah meninggalkan sesuatu karena Dia, akan menerima imbalan berlipat ganda, melebihi penganiayaan yang mungkin menimpa para pengikutnya, nantinya mereka akan menerima hidup kekal. Meskipun demikian, “mungkin saja” Petrus dan kawan-kawannya, yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti Yesus, bisa saja terheran-heran pada hari penghakiman. Mungkin saja mereka akan melihat orang-orang lain menerima lebih daripada mereka.
Yesus telah mengajar dari kota ke kota, tawaran Yesus sulit diterima oleh orang-orang Yahudi, terutama kaum Farisi, para ahli Taurat dan para Imam, karena mereka sudah “terikat” dengan cara-cara hidup keagamaan yang mereka pegang, mereka merasa yakin bahwa mereka sudah pasti mendapat tempat dalam Kerajaan Allah, karena mereka adalah pejabat penting dalam keagamaan, dan juga karena mereka sudah menjalankan kewajiban-kewajiban hidup keagamaan mereka. Dalam hal ini pada zaman sekarangpun, masih banyak pejabat gereja ataupun pelayan sabda maupun pelayan-pelayan lainnya dalam gereja yang merasa bahwa mereka lebih dari pada umat biasa. Tetapi mereka akan kecewa, sebab mereka akan tertinggal di luar (Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. - Luk 13:28). Tawaran cuma-cuma dari Injil memang ditujukan "pertama-tama kepada orang Yahudi" (Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. – Rm 1:16), tetapi bila yang pertama-tama yang dituju itu tidak mengindahkan Injil, maka orang-orang yang bukan Yahudi akan menerima berkat terlebih dahulu meskipun mereka “mulai belakangan”.
Dalam Injil Matius 20:1-16, mengenai perumpamaan pekerja di kebun anggur, orang upahan yang bekerja terakhir juga menerima upah yang sama besarnya pada sore hari, seperti orang upahan yang sudah bekerja sejak subuh (jam 5 pagi). Sindiran kepada imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi yang punya lebih banyak waktu di Bait Allah, belum tentu menerima upah yang lebih besar dari pada umat lainnya. Juga dalam pertanyaan Yesus kepada para imam kepala dan tua-tua Yahudi tentang seorang bapa yang menyuruh kedua orang anaknya untuk bekerja di bebun anggur, ketika itu Yesus berkata kepada imam-imam besar dan tua-tua di Yerusalem, bahwa pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului mereka masuk ke dalam Kerajaan Allah (Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya." - Mat 21:28-32). Ini tentu perkataan yang keras bagi orang-orang yang mendengarnya, tetapi Yesus memang menjungkir-balikkan banyak hal, dan pada hari penghakiman akan penuh dengan kejutan-kejutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar