1/25/2010

BUKANKAH DIA SEORANG TUKANG KAYU ?


Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? (Mrk 6:2).
Saudara-saudari Yesus adalah kaum kerabat dan kenalan-Nya dari Nazareth. Dari mana diperolehNya semuanya itu ? apakah hal ini berarti Yesus pergi ke mancanegara supaya mendapat kekuatan-kekuatan gaib ?
Karena Yesus selalu hidup di antara mereka dan tidak pernah melakukan sesuatu yang luar biasa, mereka heran bahwa dalam waktu yang sangat singkat Yesus telah menjadi orang yang terkenal di seluruh Galilea. Sesungguhnya mereka tidak mengenal Dia, sangat sering orang salah sangka mengenai sesama mereka.
Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." (Mrk 6:4). Sesudah hidup bersama Dia sekian lama dan memperlakukan Dia sama seperti orang lain, bagaimana mereka tiba-tiba bisa memberi hormat dan beriman kepada-Nya ?
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Mrk 6:3). Istilah yang dipakai Injil adalah tukang. Tidak disebut tukang apa. Namun orang-orang Kristen perdana di Palestina menegaskan bahwa Yesus adalah seorang tukang kayu.
Hikmat apakah yang telah diberikan kepada-Nya ? banyak orang berkata, bahwa karena Kristus adalah Allah, Ia sudah mengetahui segala sesuatu, tetapi pengetahuan ilahi adalah Allah sendiri. Ia mengetahui segala sesuatu secara serentak pada saat yang tiada akhir, inilah keabadian. Di lain pihak, manusia berpikir dengan menggunakan gagasan-gagasan, dan tidak merangkum segala sesuatu sekaligus. Oleh karena itu, sejak lahir, Yesus harus belajar dari pengalaman dan menarik kesimpulan dari pengalaman-pengalaman-Nya. Namun Ia sungguh menyadari bahwa Ia adalah Putra Allah, sekalipun pada awalnya Ia tidak memiliki kata-kata untuk mengerti atau mengungkapkannya.
Yesus memperoleh pengetahuan manusiawi dari Maria, Yusuf dan tetangga-tetangga-Nya di Nazareth, Ia belajar kebijaksanaan dari Kitab Suci dan kebudayaan masyarakat-Nya, namun Bapa-Nya di Surga memberi Dia Roh untuk menimbang seperti Allah dan melihat Allah dalam segala sesuatu. Bagi Dia sama, yang penting bukanlah mengumpulkan data dan pengalaman-pengalaman, melainkan menghargai semua yang terjadi. Yesus, yang diilhami oleh Roh, merasakan segala kenyataan hidup secara lain, itulah kebijaksanaan.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik) 
-       Menemukan Yesus
-       Bilangan 40
-        

Tidak ada komentar: