12/24/2014

ORANG-ORANG BIJAK DARI TIMUR

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia." (Mat 2:1-2).

Sejak zaman generasi Kristen perdana telah ada kisah-kisah rakyat  yang berusaha menceritakan segala sesuatu yang belum diketahui tentang Yesus. Dan kisah-kisah itu tidak dimasukkan dalam Injil. Cerita-cerita ini sangat mirip dengan cerita-cerita orang-orang Yahudi tentang masa kanak-kanak Abraham dan Musa. Orang bijak dari Timur dengan bintang yang membimbing mereka dan pembunuhan kanak-kanak Bethlehem berasal langsung dari cerita-cerita ini dan tidaklah berguna sekarang untuk mempelajari peta-peta astrologi untuk menemukan komet yang tampak pada waktu itu.
Dalam bab ini Matius menggunakan cerita-cerita ini tanpa mempertanyakan keasliannya. Ia menggunakan cerita-cerita ini untuk menunjukkan bagaimana Yesus menghayati apa yang telah dialami oleh bangsa-Nya. Oleh karena itu, ada kutipan-kutipan dari kitab Perjanjian Lama dan setiap kali diulang “dengan demikian… genaplah sabda…” (Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia - Mat 2:17), tujuannya ialah supaya teks-teks itu berbicara tentang bangsa Israel, dan sekaligus mewartakan kedatangan Yesus. Dalam arti tertentu, Yesus menghayati apa yang telah dialami oleh bangsa Israel -  mengembara, mencari, bergembira, berdukacita – tetapi dalam diri-Nya semuanya itu mendapat arti yang baru.
Orang-orang bijak dari Timur mungkin adalah imam-imam dan peramal-peramal dari agama Zoroaster. Di sini mereka mewakili segala agama yang tidak disebut dalam Kitab Suci. Di satu pihak imam-imam Yahudi, para kepala umat Allah, tidak mendapat berita tentang kelahiran Yesus. Di lain pihak Allah menyampaikan kabar baik kepada sahabat-Nya dari dunia kekafiran. Ini adalah pelajaran baik bagi segala zaman, bahwa Yesus adalah Penebus semua orang, dan bukan hanya bagi mereka yang telah menjadi anggota Gereja.
Bintang juga mengingatkan kita, bahwa Allah memanggil umat manusia masing-masing menurut kepribadiannya. Yesus memanggil para nelayan dari Galilea setelah ada penangkapan ikan yang ajaib, orang-orang kafir yang menyelidiki bintang-bintang, dipanggil oleh Allah lewat sebuah bintang. Allah tahu bagaimana berkomunikasi dengan kita lewat peristiwa-peristiwa dan lewat cita-cita kita, yang menuntun kita semua, bagaikan bintang-bintang. Apapun jalannya, bintang kita akan mengantar kita kepada Dia yang adalah Cahaya Allah.
(Kitab Suci Komunitas Kristiani – Edisi Pastoral Katolik)
-       Orang-orang Majus

Tidak ada komentar: